Disclaimer: Masashi Kishimoto
Warning: SasuHina, Rate-M, AU, OOC, skuel Sasuke Mau Kawin, Typo (s), terbagi dalam tiga segmen dengan style yang berbeda #ngeles.
Summary: Istri Sasuke itu Hinata, kan? Tentu! Tapi kenapa Hinata merasa kalah dengan benda bundar dan jelek bernama bola?
.
.
Hinata menatap dengan sebal sosok Sasuke yang sibuk dengan dunianya sendiri –menonton pertandingan bola membuat Sasuke melupakan segala hal, termasuk Hinata yang duduk di sampingnya. Melirik jam dinding di ruang tengah, membuat rasa marah –oke, cemburu dengan bola—Hinata semakin memuncak. Hampir tengah malam, dan Sasuke masih terlihat semangat menonton pertandingan bola dengan sangat berisik.
"Sasuke…" panggil Hinata pada suaminya. Tidak ada reaksi apapun dari sang suami yang kini malah menggerutu sebal dengan tindakan wasit yang tidak adil dan memihak salah satu klub bola yang sedang bertanding.
"Kamu tadi lihat Hinata? Jelas-jelas pemain bernomor sembilan itu melakukan pelanggaran tadi. Yang kena kartu kuning malah lawannya, kan? Wasitnya tidak adil, tuh."
Hinata mendengus sebal. Masa bodoh si wasit bertindak adil atau tidak, bukan urusan mereka. Melirik suaminya yang kini menyemangati pemain salah satu klub yang dengan gesitnya menggiring bola ke gawang lawan, Hinata mengambil remot tivi di pangkuan Sasuke, dan ketika si pemain menendang bola dengan keras, Hinata malah mematikan tivi.
"AAAARGH, KENAPA DIMATIKAN!" teriak Sasuke gusar. Sebal merasa terganggu dengan tindakan istrinya, Sasuke menoleh ke arah Hinata bermaksud mengajukan protes keras dengan sikap barbar Hinata barusan. Yeah, membuat dia tidak bisa melihat moment-moment gol yang indah merupakan kesengsaraan bagi pecinta bola di manapun, termasuk Sasuke.
Namun, nyali Sasuke tiba-tiba menciut melihat wajah garang istrinya. Ayolah, istrinya ini wanita berwajah manis, raut muka lembut dengan gestur tubuh yang lemah lembut pula. Sasuke tidak salah lihat, kan? Wanita berambut indigo ini Hinata yang menjadi istrinya, kan?
"Errr… Hinata, kamu sudah mengantuk?" Sasuke bertanya pelan dan hati-hati memilih kata.
"Kenapa baru bertanya sekarang, aku sudah ngantuk apa belum? Karena bolanya sudah aku matikan? Lalu kamu ingat kalau istrimu itu aku, bukan bola?" cecar Hinata. Wajahnya terlihat sendu, namun kekesalan masih mendomonasi wajah manisnya.
Merasa bersalah, meskipun hanya sedikit, Sasuke mencoba memeluk Hinata. Terjadi penolakan lemah, namun tidak dalam hitungan menit Hinata membalas pelukan lembut Sasuke. Sesekali Hinata mencubit pinggang suaminya karena rasa kesal yang masih tersisa.
Pekerjaan Sasuke sebagai Kepala Hansip sudah cukup menyita waktu kebersamaan mereka, masa iya Hinata meski mengalah juga sama bola? Sesekali sih, masih bisa ditolerir, lah Sasuke sudah kecanduan bola stadium akhir! Bukan hanya di rumah, di pos Hansip pun kalau ada pertandingan bola, Sasuke tidak akan melewatkan waktu untuk menonton pertandingan tersebut.
"Sasuke jahat… aku dicuekin…" cubitan kecil di perut dihadiahkan Hinata untuk si maniak bola. Sasuke meringis kesakitan, tapi tidak mengeluarkan protes sedikitpun. Dia yakin, hal itu bakal membuat Hinata marah dan nasibnya akan bertambah menyedihkan.
"Mana mungkin aku melakukan hal itu padamu, Hinata? Itu fitnah, sayang." Sepertinya seseorang harus memukul kepala pantat ayamnya biar Sasuke ingat bahwa kurang dari lima belas menit yang lalu dia menduakan Hinata.
"Istrimu itu aku atau bola, sih?" suara Hinata merajuk dan melepaskan pelukan Sasuke.
"Tentu saja kau, Hinata. Masa cemburu sama bola?" nada geli keluar dari mulut Sasuke.