Pagi

4.6K 751 176
                                    












Pagi hari yang dingin, seseorang berjalan santai menuruni tangga setapak didepan sebuah gedung besar. Angin berhembus halus, nyanyian burung di pagi hari jadi teman.

Salju sedikit mencair dibeberapa titik dan tumbuh sesuatu yang hijau diatasnya. Musim semi sebentar lagiㅡmasih lama mungkin termasuk.

Duduk, berselanjar kaki dan mengeluarkan handphone dari kantong mantel. Jemarinya bergerak dari bawah keatas, sedikit memasang senyum kecil sambil berbenah beanienya sendiri.

Ada cerita dalam chatting, mari intip sesuatu yang buat Namjoon tersenyum pagi hari ini.








Seokjin

Ada kelas pagi jam 7
Sekitar satu jam
Mau tunggu?

Ya
Ditunggu
All for ya babe

Iya iya
Thanks?

Well,
Bangku taman depan uni
Aku disana











Ah, sekedar chatting sederhana. Namjoon mengeratkan mantelnya, menguap sedikit lebar. Lalu memandang kedepan.

Langit pagi hari berwarna sedikit merah muda, terlalu pagi dan terlalu dingin untuk orang-orang berkeliaran.

Kutebak, Namjoon baru saja bangun tidur. Bermodal wajah dicuci dengan perawatan seadanya, mantel coklat tipis yang cukup hangat dengan celana jeans.

Harusnya, jam segini masih tidur tenang diatas kasur tipis di apartemen.


Tapi, untuk yang tersayang apa yang tidak?





















;

"Nam? Lama?"

Menoleh dan pemuda dengan mantel biru menyapa. Pasang senyuman bodoh, Namjoon angguk sekilas. "Lama sekali, 'kakak'"

Seokjin mengedikkan bahu, tangannya terangkat menampilkan dua gelas milkshake warna merah muda dan biru didalam plastik. "Professor menyebalkan hari ini, kamu harus dengar ceritaku, Nam."

Namjoon bergumam tidak peduli, tangannya terangkat meraih plastik yang ada digenggaman Seokjin, meletakkan diatas meja depa bangku.

"Ya, aku dengar. Cerita selama satu jam didalam kelas?"

"God, satu jam didalam sana rasanya neraka. Sumpah."

"Siapa suruh, pilih jurusan yang tidak sesuai keinginan."



Berdecak sambil melipat tangan di dada, "Beginiㅡaku bisa bayar seluruh biaya kuliahmu nanti, bodoh. Mama bilang kamu tanggung jawabku."

Namjoon mencibir sambil menusuk pilpet di gelas milkshakenya, "Mama bilang kamu boleh pilih jurusan yang disuka."

"Iya, aku suka jurusanku."

"Ya terserahmu, Kak."

"Panggil Seokjin."




Lidah menjulur, tidak mau. Seokjin mengernyit kesal, tangan terangkat memukul pundak adik lebih muda dua tahun darinya ini.

Namjoon reflek terkekeh, puas. Tangannya menepuk kepala Seokjin yang berada didepannya.

"Seokjin?"






Berdegub untuk orang yang salah, Seokjin terdiam. Menepis tangan Namjoon dari kepalanya lalu mengambil milkshake dan menusuknya dengan pilpet kasar.


Menghindari tatapan, Namjoon tersenyum tipis.



Jatuh cinta, bisa dibilang. Bukan hal yang salah kan?





















ㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

Jadi, begini.
Oke, wait dulu.
Ini, iseng. Oke.
Kusuka Namjin.
Mau coba-coba .g
Jadi ya begini.
Iya.
May tambah hutang.
Alahu.
Tapi, tertarikkah? :")

Timing ㅡknj x ksjTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang