Chap 3 - Stay

16.1K 983 19
                                    

Maaf kalau ada typo yang nyelip. Seperti biasa, typo adalah makanan sehari-hariku. Hehehehehe
.
Happy Reading!!
😉😉😉
.
.
.
.

Sakura menenggelamkan seluruh tubuhnya ke dalam bathtub kamar mandinya yang hangat. Gadis bersurai pink itu menciptakan beberapa gelembung busa melalui hembusan nafasnya yang panjang, dan setelah itu ia mengangkat kepalanya dengan nafas yang sedikit tersengal. Yaa... Sepertinya tidak ada hal yang lebih nyaman di bandingkan dengan menenggelamkan dirinya di bathtub dengan aroma jasmine kegemarannya.

Setidaknya dengan aktifitasnya yang sekarang, ia bisa sedikit bernafas lega setelah seharian menemani si bungsu Uchiha Sasuke. Mengusir penat dan sedikit merenggangkan otot-otot kakunya juga pemikiran yang sangat menganggu. Itulah yang Sakura lakukan sekarang.

Jika dipikir-pikir kembali, sudah hampir sebulan lamanya Sakura selalu datangnkekediaman Uchiha dan hampir seluruh waktunya ia habiskan untuk menemani Uchiha Sasuke selama masa pemulihan emosionalnya yang entah sampai kapan akan kembali normal. Tidak hanya itu, Sakura bahkan terpaksa menolak beberapa pekerjaannya hanya untuk menemani laki-laki itu.

Lalu, jangan ditanyakan bagaimana reaksi yang di tunjukkan oleh sang managernya, sudah dipastikan jika manager yang berusia lebih tua darinya itu marah dan mengucapkan beberapa kalimat yang membuat seorang Sakura mengernyitkan keningnya dan menghela nafas berat.

"Jika kau terus-terusan seperti ini, bisa dipastikan jika pekerjaan modelling-mu akan berakhir dalam hitungan detik, Saki."

Dan satu kalimat itu membuat kepala Sakura berdenyut jika mengingatnya kembali. Namun apa yang dikatakan manager bersurainhitamnya itu memang ada benarnya. Sakura tidak mungkin selamanya menemani Sasuke dan menelantarkan pekerjaannya begitu saja. Sakura tahu dan mengerti apa yang dikatakan managernya itu semata-mata demi kebaikannya juga. Namun lagi-lagi wanita bersurai pink itu mengesampingkan pekerjaannya demi janji yang sudah terlanjur ia katakan.

Sakura menghela nafas berat. Mata emeraldnya menengadah menatap langit- langit kamar mandinya dengan pandangan yang sulit di artikan. Mencoba mengesampingkan apa yang dikatakan oleh sang manager beberapa hari yang lalu, gadis gulali itu akhirnya teringat akan suatu hal. Pikirannya tiba-tiba melayang pada hari dimana ia melihat seorang lelaki jangkung dihadapannya dalam keadaan yang boleh dikatakan sangat normal. Entah kenapa saat mengingat kejadian itu, raut mukanya merona merah dan jantungnya langsung berdetak dengan sangat cepat tanpa bisa dikontrol.

Yang pasti, Sakura sama sekali tidak tahu bagaimana caranya mendiskripsikan perasaannya saat ini. Jujur saja, untuk pertama kalinya dia menemukan sensasinperasaan seperti ini setelah beberapa tahun lamanya. Dan itu karena seorang Uchiha Sasuke yang melakukannya. Tapi satu hal yang dia tahu, laki-laki emo itu memiliki aurah yang sangat tajam dan sulit untuk di hiraukan.

Sakura menggelengkan kepalanya, "Tidak! Tidak!? Ini hanya perasaan kagumku." Gadis bermahkotakan pink itu mencoba menepis ingatannya. Tapi bagaimanapun ia menepisnya, sepertinya Sakura mulai terjerat akan pesona yang dimiliki oleh Uchiha Sasuke.

Ohhh... Memikirkannya saja sudah membuat Sakura merona karenanya.

Daaann... Apa itu artinya jika dia? Tidak! Tunggu dulu! Mungkin saja hanya perasaan sesaatnya atau bahkan perasaan kagum karena untuk pertama kalinya Sasuke
menampilkan sosok normalnya.

Yaa... Sepertinya hanya Sakura dan Kami-sama yang mengetahuinya.

"Astagaa! Apa yang barusan kupikirkan." gumamnya pelan dan kemudian gadis bersurai pink itu kembali menenggelamkan dirinya ke
bathtub kamar mandinya yang nyaman.

.

Setelah hampir tiga puluh menit Sakura merileksasikan dan merenggangkan syaraf ototnya di kamar mandi, akhirnya gadis bermata emerald itu memutuskan untuk bersantai di kursi empuknya dan ditemani beberapa cemilan kesukaannya. Meski sedikit bosan dengan suasana yang terbilang sangat sepi karena kedua orang tuanya sedang ada urusan yang tak bisa di tunda dan meninggalkan beberapa pembantu, tapi tak menutupi kemugkinan jika Sakura merasa sangat kesepian.

I Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang