Guanlin menghela napasnya berat. Ia bisa melihat bagaimana Jisung dan Minhyun masih berusaha mengetuk pintu kamar hotel Woojin yang sudah dari dua jam yang lalu dikunci dari dalam oleh pemiliknya.
Jihoon sendiri masih merajuk ingin mendobrak pintu itu didalam pelukan Jinyoung yang sibuk menenangkan sang Park Jeojang.
Setelah video berisi Woojin yang tengah menarik rambut Jihoon viral, Woojin terus-terusan meminta maaf pada Jihoon. Sekalipun semua orangpun tahu kalau kedua Park itu hanya bercanda, tapi sepertinya semua ucapan haters benar-benar mempengaruhi Woojin hingga sesampainya mereka di hotel, lelaki berkulit gelap itu langsung masuk kedalam kamar dan menguncinya tanpa berkata apa-apa.
"Woojin-ah, ayo keluar sebentar. Setidaknya biarkan hyung masuk ya, sekalian kau harus makan." bujuk Jisung tanpa henti.
"Woojin, jangan seperti ini. Ayo kita bisa bicarakan baik-baik." sambung Minhyun lembut.
Guanlin lama-lama gerah sendiri melihat semua orang bak berbicara dengan pintu. Ia yakin seribu persen Woojin pasti sudah tertidur didalam karena kelelahan menangis.
Ia tadi sudah menelpon resepsionis hotel untuk meminta kunci cadangan. Dan ini sudah hampir setengah jam setelah ia menelpon tadi. Mungkin Guanlin akan meraih ponselnya lagi untuk memaki resepsionis hotel ini atas pelayanan yang sangat lambat, untungnya tepukan dibahunya serta sodoran kunci dihadapannya membuatnya mampu meredam emosi.
"Hyung, biar aku yang masuk. Kalian istirahat dulu saja, dan ini juga termasuk kau, Jihoon hyung."
Jihoon langsung menutup mulutnya saat ia ingin memprotes ucapan Guanlin.
"Nanti kalau Woojin hyung sudah baikkan, kupastikan ia akan kekamarmu terlebih dahulu kok, hyung. Nah, sekarang istirahatlah. Biar pangeran Guanlin yang mengurus pangeran Woojin, okee?"
Member lain hanya mendengus pelan mendengarnya lalu mengusap kepala maknae mereka itu, menyiratkan keberhasilan kepadanya.
Setelah semua member masuk kedalam kamarnya masing-masing, Guanlin mencoba untuk membuka pintu kamar Woojin dengan pelan. Dengan langkah hati-hati, ia berjalan menuju kasur ditengah kamar untuk menemukan Woojin yang tergelung dibalik selimut tebal.
Guanlin terkekeh melihatnya. Sembari berjongkok tepat disamping kasur, ia menyingkap selimut yang menutupi bagian kepala Woojin. Sebagaimana dugaannya, Woojin memang sedang tertidur.
Ia bisa melihat jejak air mata dipipi Woojin. Dengan lembut, diusapnya pipi gembil itu. Tak butuh waktu lama sampai Woojin mengerang, tanda usapan Guanlin mengusik tidur pemuda itu.
"Rise and shine, my love." bisik Guanlin sembari mengecup lembut kening Woojin yang sudah ia singkap poninya sebelumnya.
"Gak mau, aku mau sendiri dulu. Keluar, please." ucap Woojin lirih. Ia membalikkan badannya agar memunggungi Guanlin. Ia bisa merasakan perasaan bersalah kembali merambati hatinya. Baru ia akan kembali menutupi kepalanya dengan selimut, sebuah tangan malah terlebih dahulu memeluk pinggangnya erat.
"Lin, keluar."
Guanlin menggelengkan kepalanya, tidak peduli apakah Woojin melihatnya atau tidak. Ia malah semakin mengeratkan pelukannya setelah ia membalikkan tubuh Woojin.
Ia menatap Woojin sendu, kekasihnya itu benar-benar sedang dalam mood yang buruk. Ia bisa melihatnya dari bagaimana Woojin yang enggan menatap matanya. Mengambil inisiatif, Guanlin pun meraih dagu Woojin dan mengecup lembut bibir kekasihnya itu.
"Hyung, kau tau sendiri kan haters pasti akan menjadikan semua yang kita lakukan sebagai bahan untuk membenci kita. Aku yakin semua orang yang mengenalmu pasti tau kau hanya bercanda tadi. Jangan seperti ini hyung, jangan terlalu menyalahkan dirimu."
Woojin memanyunkam bibirnya lalu mengetuk pelan kening Guanlin dengan tangannya, gemas.
"Justru karena itu." Woojin menghela napasnya, matanya sudah kembali berkaca-kaca karena perasaan bersalah yang sudah menguasai hatinya. "Aku orangnya kasar banget ya? Sampai saat bercanda aja aku malah main tangan. Korbannya bukan hanya Jihoon lagi, kau juga sering ku siksa. Bahkan Jisung hyungpun sering aku pukul."
Guanlin terkekeh setelahnya. Dengan lembut, ia kembali menyingkap poni Woojin agar bisa mencium kening kekasihnya itu. Entah mengapa suasana ini terasa lucu karena Woojin meminta maaf karena ia menjadi dirinya sendiri.
"Setiap manusia kan punya sifat masing-masing. Nah, sepertinya sih hyung itu memang manusia yang kelebihan energi--eh aduh sakittt!" jerit Guanlin tatkala Woojin dengan sadisnya mencubit pinggangnya karena ucapannya.
"Tuhkan, aku udah kasar lagi. Sudahlah, keluar sana. Aku mau merenung dulu." gerutu Woojin setelah sebelumnya ia memukuli tangannya yang dipakai untuk mencubit Guanlin.
Guanlin tertawa melihatnya, bukannya keluar ia malah semakin mengeratkan pelukannya pada Woojin. Tangannya yang bebaspun ia gunakan untuk meraih tangan Woojin. Ia menciumi tangan yang sedikit memerah itu dengan kasih sayang.
"Hyung, aku ngerti kalau memang cara bercanda hyung itu seperti ini. Tidak cuma aku, yang lainpun begitu. Tidak ada kata terlalu kasar untuk mendeskripsikanmu. Toh kalaupun kau sudah kelewat batas, kami semua kan pasti protes. Tapi tidak pernah, kan?"
Woojin berpikir sejenak sebelum menggelengkan kepalanya pelan.
"Nah, jadi kau tidak usah khawatir. Jadilah seperti Woojin hyung yang biasanya. Yang suka membanting orang, menonjokki orang, menendang orang, mel--"
"LAI GUANLIIINNNN!"
Guanlin tertawa lepas setelahnya. Ia mengecup singkat bibir Woojin yang sedikit mengerucut.
"Serius hyung. Jadilah seperti Woojin hyung yang biasa. Jangan sampai hal seperti ini merubahmu. Jangan. Ya walaupun aku yakin sih, kalaupun kau berubah Jihooni hyung akan siap untuk menghajarmu sampai kau kembali seperti semula."
Kali ini tawa halus yang keluar dari bibir Woojin. Tawa halus itu lama kelamaan berubah menjadi tawa besar dengan iringan kekehan dari Guanlin.
"Ih, kok aku bego ya. Untuk apa coba aku terlalu pusing karena hal seperti ini. Bener juga, toh kalian tidak pernah protes." ucap Woojin santai. Tangannya dengan jahil sudah mulai mencubiti pinggang Guanlin pelan.
"Aduuh, geli, ih Woojin hyunggg sakit--aaaa--jangan dicubit aduh" teriak Guanlin. Dengan gerakkan lamban, ia berusaha menghindar dari tangan-tangan jahil milik Woojin walaupun usahanya gagal total.
Dan keduanya malah berakhir saling bercanda didalam kamar, melupakan member-member lain yang masih mengkhawatirkan Woojin dikamarnya masing-masing.
.
.
.
EndHai hai haloo~
Long time no see~ aku kembali dengan double update (sebenernya ini udh kelar dari kapan tau, tapi keterbatasan kuota membuatku gabisa update wakwaw)
Yaudah sih gitu aja HAHAHAHA, hope you all enjoy it~
Btw aku kemaren bikin work baru, couplenya minhyunbin dan nielhwang ganti2an pokoknya bisa dicek diprofile akuu~
Dan untuk work baru panchamnya bakal aku publish februarii~~~ yey
Yaudade kebanyakan cincong gwa kaya ada yg baca aja wkwkwk, terima kasih yang udah baca, comment, dan vote
Wuvyuuu ( ̄∀ ̄)b
KAMU SEDANG MEMBACA
200% [Guanjin] lgl x pwj
FanfictionKumpulan drabble dari saat hubungan itu terbentuk sejak mereka masih bersama sebagai anggota member dari grup idol lelaki dengan 11 member sampai pada hubungan itu berakhir nantinya. Entah karena ingin berpisah ataupun lanjut kepada jenjang berikutn...