one

94 12 4
                                    

SUARA para Siswi yang berada di GOR Basket SMA Greget 01 nyaris membuat telinga berdarah.

Amukan, dan teriakan yang berkali-kali menyebut "Go, go Shon, gogo Shon GO!" itu seakan seperti terniang-niang di kepala.

Shon, cowok yang ramah, supel, enerjik, dan cerdas ini, juga mempunyai paras yang tak kalah dengan bias-bias boyband asal Korea. Bahkan banyak yang mengatakan, ia sangat mirip dengan Sehun.

Tentu wajar, bila para Siswi disana mengidolakannya. Tak terkecuali, Shella. Yang bahkan menganggap Shon, adalah matahari keduanya.

Tapi perlu diingat, bukan karna dia botak licin macem Om Dedy Cobuzier ye :u

Melainkan karna bagi Shella, aura Shon begitu bersinar dan sangat menyilaukan. Dibandingkan Miliaran orang di muka bumi ini.

Shella hanya duduk diantara banyaknya manusia di salah satu bangku GOR Basket tersebut.

Semenjak kepindahannya 2 minggu lalu, Shella belum juga memiliki teman. Karna sikapnya yang dingin, dan cuek. Juga penampilannya yang terkesan cupu, membuat orang malas bersama dengannya.

Tapi siapa yang menyangka, hal itulah yang membuat Shon tertarik kepadanya.

***

Shella yang hanya memperhatikan Shon sedari tadi, tidak sadar kalau bola basket secara tak sengaja memantul ke area bangku penonton. Tepatnya, di tempat Shella.

Secara cepat semua Siswa/i berhamburan berlari menjauhi pantulan bola tersebut, dan tinggal Shella sendiri, satu-satunya yang ada disana.

Banyak Siswa/i berteriak memanggil Shella untuk segera pergi dari sana. Akan tetapi, Shella masih terhipnotis oleh wajah Shon, dan tak menghiraukan mereka semua.

Alih-alih melanjutkan permainan basket, Shon malah berlari dan melompat ke tempat Shella, untuk mengambil bola basket yang jaraknya belasan meter, memantul ke arah tempat Shella duduk.

Dengan cepat, Shon menangkap bola itu sebelum mengenai wajah Shella.

"Apa kau baik-baik saja?." Sahut Shon sambil membungkuk, dan masih memegang bola tepat di depan wajah Shella.

Shella tersadarkan diri dari lamunannya, karna mendengar suara Shon di depannya.

Bola matanya membesar, dan rona wajahnya memerah, karna tidak sengaja melihat bagian dalam baju Shon, yang mempunyai roti sobek.

"Hei, apa kau baik-baik saja?, hidungmu mimisan tuh." Tanya Shon lagi dengan nada khawatir.

"Eh? Ah! Ya! Aku tak apa kok!......." Shella terlalu senang dan malu, sampai tidak merasakan darah di hidungnya terus mengalir hingga dagunya.

"Hey Shon, Apa yang kau lakukan disini!."Salah satu rekan tim basket Shon, Adam menghampiri mereka berdua.

"Astaga! Apa kau tak apa-apa?." Adam mendekati wajahnya ke hadapan Shella, dan terkejut melihat darah mengucur deras dari hidungnya.

"Kalo katanya sih, tidak apa-apa. Tapi apa kau yakin Dam? Dia baik-baik saja?." Shon membisikkan pelan ke telinga Adam.

"KATA SIAPA JAENUDIN! DARAH NGUCUR GITU LU KATA BAEK-BAEK AJA?!" Adam mulai ngegas ke Shon.

"Ye... orang katanya dia kaga kenapa-napa kok! Ye gak neng?." Kata Shon sambil tersenyum manis ke Shella.

"Eh? iya kok bang, Eneng gak apa...... apa........"

BRUK!

Shella jatuh pingsan ke lantai. Namun anehnya, ada seringai senyum tipis di muka Shella.

***

Ruang UKS SMA Greget 01

Shella masih terbaring lemas diatas kasur UKS. Wajahnya yang biasanya segar, menjadi sangat pucat.

Shon yang melihatnya tak tega untuk meninggalkannya begitu saja. Tetapi, pertandingan X Cup perdananya melawan SMA Luar Binasa itu juga tak kalah penting. Karna sudah ia nantikan sejak kelas 10 tahun lalu.

"Hei, sudah sana! Gua yang jagain ni cewek, lu yang tanding sama LuBis (Luar Binasa) sono! Kesempatan kek gini gak datang 2 kali bro!."

Adam memegang bahu Shon erat, dan menatapnya tajam.

"Ya! Gua serahin cewek ini ke lu! tolong ya Dam!." Shon berjalan keluar UKS, tampak banyak siswa/i memadati luar pintu UKS, penasaran dengan keadaan Shella.

"Shon! Gimana keadaan itu cewek?." Tanya Gio, teman satu tim Basket Shon menghampirinya.

"Dia masih belum sadar. Rencananya Kepsek bakalan bawa dia ke RS terdekat. Tapi gua harap, ini gak fatal." Sahut Shon.

"Ah, don't worry be happy. Cewek itu pasti baik-baik saja kok." Guanlin si sipit, tampak merangkul pundak Shon dengan senyum khasnya.

***

Shella yang sudah siuman, setelah 30 menit tak sadarkan diri, berusaha bangkit dari ranjang kasur UKS.

"Aw..... " Shella merasakan sakit di bagian kepalanya.

"Kau sudah sadar?." Adam menghampiri Shella dengan teh hangat dan roti coklat di tangannya.

"Ah, biar aku periksa dulu keadaanmu ya ^^". Salah seorang PMR, Nisa memeriksa keadaan Shella.

"Denyut jantungmu stabil, dan mimisan di hidungmu juga mulai berhenti. Tapi tolong, tetap sumbat hidungmu dengan daun sirih ini ya, agar lebih cepat menyumbat darahnya. ^^". Saran Nisa.

"Iya, terima kasih banyak ya!." Kata Shella.

***

Saat Nisa pergi menjauh, Shella menoleh ke arah Adam. Tatapannya sangat tajam dan penuh dengan amarah.

"Eh, kenapa kau menatapku begitu?. "
Adam agak ketakutan.

Shella menatap teh hangat dan roti coklat yang dipegang Adam dari tadi.

"Pffttt..... HAHAHAHAH!!." Adam tertawa karna mengerti Shella sedang lapar.

"Astaga... Hahaha.... Kukira kau ingin membunuhku... Ini memang untukmu kok." Adam memberikan teh hangat ke Shella, dan menaruh roti coklat di sampingnya.

"Kenapa, aku ada disini? Dan bukankah Shon tadi ada di depanku?"
Kata Shella.

Adam menghembuskan napasnya.

"Hei, setidaknya bilang terima kasih kek, atau tanyakan nama gua gitu kalo perlu biar bisa saling kenal gitu, dan lu malah nanyain Shon si manusia sok ganteng itu?!." Kata Adam yang ngegas.

"DIA EMANG GANTENG TAUK!!! Ohok, ohok, ohok, argh." Shella yang sedikit teriak, dan akhirnya terbatuk.

"Makanya, kalo ngomong tuh harus sesuai ama kenyataan. Tandanya bener dia sok ganteng tuh!." Adam mencibir.

"Kurang asem! Dia itu emang ganteng, dan seksi! Beda jauh sama lu!. " Shella yang keceplosan.

"Pfffttt... HAHAHAHAHAHAHHA!!!!! DASAR! SEMUA CEWEK SAMA AJA! CUMAN LIAT DARI SAMPUL LUARNYA DOANG! TANPA TAU SIFAT BUSUKNYA! DASAR LAKNAT!."

Adam yang seperti kesetanan pergi menuju keluar UKS.

"Oh ya, nama gua Adam. Gua tau lu gak nanya, gua cuman mau ngasitau aja. Dan satu hal lagi, tolong jangan nilai orang bahkan suka hanya dari penampilan luarnya aja ya, gua saranin aja daripada lu nyesel demen ama bocah Shon itu!. "

BRAK!!

Adam membanting pintu UKS dan meninggalkan Shella sendirian di dalam.

"Apaan sih tu cowok! Gua ini yang demen kenapa dia yang sewot?!. "

Shella berusaha bersikap bodo amat dengan perkataan Adam tadi, dan memilih menghabiskan roti coklatnya.

TBC.

-------------------------------------------------------

OmbrophobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang