1

206 32 18
                                    

Ten menatap tidak suka pada sang Appa yang kini sedang memijat pelipisnya lelah. Yeoja cantik ini tetap mempoutkan bibirnya sambil sesekali mendengus sebal. Dia sudah lelah dengan semua kehendak Appanya.

Ten sudah berulang kali menolak saat sang Appa ingin memberikan pengawal pribadi untuknya. Demi Tuhan! Ten itu sudah besar dan dia bisa menjaga dirinya sendiri, dia tidak butuh pengawal pribadi atau apalah itu.

“Ten, dengarkan Appa!”

“Aku tidak mau, Appa.”

“Hhh..baiklah, sekarang kau pilih..seorang pengawal pribadi atau kau Appa jodohkan dengan anak dari rekan bisnis Appa?”
Ten melotot tidak percaya. Apa-apaan ini?! Kenapa Appanya jadi mengancam begini.

“Appa!!”

“Tennie, mengertilah, Chagi! Appa mohon padamu, ini semua demi kebaikan dirimu.” Ucap Tuan Leechaiyapornkul dengan suara lirih dan terdengar putus asa.

Yeoja cantik dan manis ini terdiam. Sebenarnya ia tidak tega, tapi..aish! menyebalkan sekali hidupnya ini.

“Hhh..beri aku waktu! Aku akan mempertimbangkannya.” Ucap Ten akhirnya.

Tuan Leechaiyapornkul tersenyum, “Baiklah, dan kau harus menjawabnya besok saat sarapan.”

“MWO??!!” O.O

.

Beginilah kehidupan Ten Chittaphon Leechaiyapornkul setelah kedua orang tuanya berpisah. Sang Appa terus bersikap protektif padanya, mengingat jika Ten adalah satu-satunya keluarga yang ia miliki. Ten adalah anak semata wayang Tuan Leechaiyapornkul dari sang mantan istri yang sekarang sudah hidup bahagia dengan keluarga barunya.

Awalnya Ten bersikap biasa saja pada sikap sang Appa, tapi lama-kelamaan ia jengah juga. Setiap kali teman-temannya belajar kelompok atau sekedar bermain bersama dengan Ten, pasti ada dua sampai tiga bodyguard yang menjaga Ten, dan hal ini membuat teman-teman Ten tidak nyaman dan perlahan mereka mulai menjauh.

Ten memukul-mukul boneka beruang pemberian Eommanya saat ulang tahunnya yang ke sepuluh. Ia terus mendengus sebal sambil merutuki sang Appa yang semakin menjadi saja sikap protektifnya itu.

“Sebenarnya aku ini anaknya atau bukan sih? Kenapa Appa semakin protektif padaku? Iya aku tahu..aku ini anak perempuan satu-satunya yang ia miliki, tapi tidak seperti ini juga kan? Aku juga ingin berteman. Uuuhh..menyebalkan sekali.”

Ten memeluk bonekanya, “Apa yang harus aku jawab besok, Teddy? Aku harus menerima pengawal pribadi yang Appa berikan atau aku terima saja perjodohan yang akan Appa lakukan? Aish! Aku bingung.”

Dalam kegalauannya, Ten meneteskan airmata. Ia merindukan sang Eomma yang sekarang entah berada di belahan bumi mana. Setelah bercerai dan memberikan hak asuh Ten pada Tuan Leechaiyapornkul, Eommanya itu langsung hilang begitu saja tanpa kabar.

“Eomma, jeongmal bogosipheo hikss hikss kenapa Eomma tidak pernah memberi kabar? Huks aku merindukanmu, Eomma.”

Tanpa Ten tahu, Appanya menguping dari balik pintu kamar. Tuan Leechaiyapornkul menepuk-nepuk dada kirinya. Ia sedih mendengar isakan Ten yang terdnegar begitu memilukan seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi, mantan istrinya juga tidak pernah menghubunginya lagi setelah perceraian satu tahun lalu.

“Mianhae, Tennie, jeongmal mianhae.”

.

Keesokan harinya di meja makan, Tuan Leechaiyapornkul tidak bisa berhenti untuk terkekeh saat melihat wajah putrinya yang terlihat kusut. Ten semakin kesal melihat Appanya yang begitu bahagia.

MY FATE (YuTen GS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang