chapter 10 (new versi)

1.5K 152 9
                                    

Chapter 10:

Arhanitya new versi:

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA.

Gracias.

***

Jumat pagi SMA Bangsa Negara selalu melakukan kegiatan wajib yaitu membaca Yasin. Membaca Yasin diwajibkan oleh kepala sekolah agar murid-murid SMA Bangsa Negara terhindar dari perbuatan yang tidak baik dan tidak terjerumus kepada perbuatan yang salah.

Setelah itu dilanjutkan senam pagi, kegiatan ini dilakukan agar siswa siswi SMA Bangsa Negara sehat dan bugar.

Dan terakhir melakukan kegiatan Jum'at bersih atau sering disebut dengan Jumsih.
Para murid berhamburan meninggalkan lapangan setelah senam pagi. Mereka semua berjalan menuju kelasnya masing-masing untuk beristirahat sebentar sebelum melakukan kerja bakti. Guru-guru sudah membagi tugas untuk para muridnya. Para siswa di tugaskan membersihkan halaman depan kelas juga halaman belakang kelas. Sedangkan para siswi hanya membersihkan dalam kelas.

Hani mengambil sapu yang selalu di gantung di belakang kelas. Dirinya segera membersihkan bagian belakang kelas yang sangat kotor. Sampah berserakan dimana-mana, kolong meja pun penuh dengan sampah.

Hani mengumpulkan sampah-sampah di satu titik, kemudian sapu yang ia pegang di arahkan ke kolong meja untuk mengeluarkan sampah yang menggunduk, "astaga Arhan. Jorok banget," Hani bergidik jijik. Walaupun begitu Hani tetap mengeluarkan cangkang kuaci bercampur cangkang kacang juga beberapa sampah permen karet.

Setelah selesai menyapu kelas, kini giliran Velly mengepel lantai. Teman-temannya yang tidak membantu bersih-bersih di usir oleh Latifa agar cepat kering dan tidak kotor.

"Heh! Enak ya ngegibah mulu. Sana keluar mau di pel." usir Latifa yang langsung mendapat delikan tajam dari keempat teman sekelasnya.

"Eh Mahmud!!! Jangan dulu masuk!!!" teriak Latifa membuat Ahmad langsung membalikkan badannya dan kembali keluar.

"Vel, lo ngepel aja. Biar gue sama Latifa yang urus anak-anak." ucap Hani ketika teman-temannya tidak memedulikan Latifa untuk menunggu di luar.

***
10 menit kemudian, Velly keluar kelas dengan tangan memegang gagang pelan dan satu tangan lainnya menenteng ember. Gadis itu mempersilahkan teman-temannya masuk ke dalam kelas dengan syarat harus membuka alas kaki dan di simpan di rak sepatu yang ada di depan kelas.

Hani membuka ranselnya, mengambil tupperware minumnya lalu meneguknya sampai tersisa setengah botol. Setelah itu ia berdiri dari duduknya dan melangkahkan kakinya menuju depan kelas.

"PERHATIAN!" Hani berteriak nyaring membuat seisi kelas yang tadinya ribut kini menjadi hening.

"Siapin uang jariyah, gue bakalan keliling satu-satu. Jariyah seikhlasnya." ucap Hani dengan menekankan kata seikhlasnya.

Hani mulai menagih dari meja paling depan, meja barisan kedua, ketiga, keempat, dan kini di meja paling belakang.

Rozan mengulurkan selembar uang lima ribu kepada Hani. Hani menatap Arhan dan Raka bergantian.

"Lo berdua gak jariyah?" tanyanya yang di jawab dengan anggukan kepala.

"Itu goceng bertiga. Kembalian dua ribu." ucap Arhan membuat Hani menatap ketiganya tak percaya.

Hani menyodorkan uang kembaliannya kepada Rozan, "kalian tuh udah SMA. Banyakin sedekahnya." ucapnya lalu meninggalkan mereka bertiga.

"Temenan sama lo berdua mah sesat mulu jir." rutuk Arhan yang lansung mendapatkan sebuah jitakan oleh Raka.

"Sadar diri jing, minggu kemarin siapa yang mau bayar infaq gope bertiga, ha?" ucap Raka.

Arhan yang mendengarnya hanya tersenyum lebar, "udah ah, jangan di bahas. Masa lalu biarlah masa lalu."

"Bacot." ucap Rozan sambil memeragakan tangannya membentuk pelangi seperti yang ada di kartun Spongebob.

***

COMEBACK!🤣
jangan lupa vote comment nya! See you❤️

20 Oktober 2019

ArhanityaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang