"Aku putus Soonyoungie, dia berselingkuh!" Wonwoo kembali memeluk sahabatnya dan menangis.
"Kenapa?"
"Kau lucu sekali."
"Cepat ke apartementku. Sekarang juga."
"A-aku, merindukannya." Ucapnya terbata.
"Aku selalu ada untukmu, Wonwoo-ya."
Penulis: Th...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Nnnnggghhh.."
Sebuah lengguhan kecil keluar dari bibirnya. Rasanya malas sekali untuk bangun. Bahkan untuk membuka matanya saja sudah terasa berat. Dengan terpaksa ia membuka matanya secara perlahan. Ia benar-benar malas untuk bangun. Ia bangun dan terduduk di tepi ranjang saat sadar tempat yang ia tempati sekarang itu bukanlah kamarnya. Ia memegang kepalanya yang terasa sangat sakit. Ia bahkan tidak ingat mengapa ia bisa ada di kamar ini. Berusaha untuk mengingatnya malah menambah pening di kepalanya.
"Kau sudah bangun?"
Pria itu mendekati Jeon Wonwoo sambil membawa mangkok yang berisi bubur dan teh manis hangat. Tidak ada niatan untuk menjawab pertanyaannya, Jeon Wonwoo berusaha untuk turun dari tempat tidur namun gagal. Wonwoo meringis kesakitan. Ia merasa seluruh bagian tubuhnya benar-benar terasa pegal dan sakit. Pria sipit itu menaruh mangkuk dan gelas yang dipegangnya ke meja di dekat tempat tidur.
"Sebaiknya kau istirahat saja, jangan paksakan tubuhmu." Katanya sembari membantu pria manis itu, Jeon Wonwoo untuk berbaring kembali dengan sedikit terduduk. Pria sipit itu, Soonyoung panggilannya, mengambil mangkuk bubur yang ia letakan di meja tadi. Wonwoo memandang jijik benda yang dipegang Soonyoung. Wonwoo memalingkan wajahnya.
Soonyoung tersenyum, "Kau harus makan sesuatu." katanya. Ia mendengus kesal saat Soonyoung menyuapinya dan memaksanya untuk makan. "Katakan apa yang ingin kau tanyakan Wonwoo-ya.". Lagi-lagi Wonwoo hanya mendengus kesal. Rasanya berat sekali untuk membuka mulutnya dan mengatakan sesuatu.
"Bagaimana bisa aku berada di kamarmu?" Tanya Wonwoo.
Soonyoung tertawa pelan dan menghentikan tawanya saat melihat Wonwoo yang memandangnya tak suka. 'Ini lucu.' Pikir Soonyoung. Bagaimana tidak? Semalam, tepatnya saat tengah dini hari tadi, Wonwoo yang datang sendiri ke apartement Soonyoung. Ini memang bukan pertama kalinya Wonwoo datang dalam keadaan mabuk ke apartementnya. Ya, Wonwoo mabuk semalam.
"Ceritakan padaku, kali ini apa masalahnya?" Tanya Soonyoung. Senyumnya memudar kala melihat sahabat dihadapannya mulai menangis. Ia mengelus surai kecoklatan Wonwoo yang lembut lalu membawanya ke dalam pelukannya. Wonwoo menangis dalam pelukan Soonyoung. Bahkan isakannya yang begitu keras membuat bahunya bergetar.
Soonyoung mempererat dekapannya dan mengusap-usap punggung Wonwoo guna menenangkannya. Tangis Wonwoo meledak dan tak kunjung reda. Soonyoung meringis kesakitan seolah ia juga merasakan kepedihan yang Wonwoo pendam. Soonyung kembali mengusap surai kecoklatan Wonwoo dengan lembut.
