"terima kasih, tae."
baru saja aku ingin membuka pintu, taehyung lebih dulu menahanku dan mengecup bibirku sekilas.
ia tersenyum lebar. "maaf, bibirmu terlalu manis untuk dilewatkan," ujarnya dengan polos.
aku mengerjapkan mataku berkali-kali, mencoba untuk menenangkan hatiku yang berdetak tidak menentu. sepertinya aku harus sudah mulai terbiasa dengan kecupan tiba-tiba yang diberikan taehyung. sudah berkali-kali aku kecolongan kecupan, itu berarti sudah berkali-kali jantungku harus berdetak ekstra karena tingkah lelaki ini.
taehyung mencubit pipiku gemas. "sudah, cepat keluar sana. kalau lama-lama di sini nanti aku malah ingin menculikmu."
aku tersenyum kecil. "terima kasih, tae," ucapku sekali lagi.
"no problem, princess."
aku segera keluar dari mobil taehyung dan memerhatikan mobil tersebut sampai menjauh. entah kenapa kedua sudut bibirku tertarik lebar. bahkan kedua tulang pipiku rasanya enggan untuk turun. taehyung bersikap terlalu manis sejak pengakuannya entah untuk keberapa kalinya sekarang.
mendengarnya mengungkapkan perasaannya membuatku entah kenapa merasa bersalah. taehyung tidak pernah memberi kesempatan bagiku untuk membalasnya. ia akan selalu mengatakannya seolah-olah keputusan yang dibuatnya adalah keputusan final dan aku tidak berhak untuk menolak perasaannya.
sekalipun aku diberi kesempatan untuk membalas perasaannya, aku juga sepertinya harus berpikir dua kali sebelum menolaknya. taehyung terlalu sulit untuk ditolak, apalagi dengan sikap manisnya itu.
aku membalikkan badanku, hendak masuk ke dalam rumah, tetapi langkahku terhenti saat melihat yoongi sudah berdiri di depan pintu rumah dengan kedua tangannya di depan dada. lelaki itu menatapku galak. ia benar-benar terlihat menyeramkan saat marah.
"sudah jam berapa ini?" tanyanya dengan nada yang datar dan dingin.
aku melirik sekitar yang memang sudah mulai gelap. aku tidak mampu menjawab apapun.
yoongi diam saja, menatapku tajam. dia benar-benar terlihat menyeramkan saat ini. oke, aku tahu bahwa aku sebenarnya sudah cukup umur untuk keluar hingga larut, tapi bagi yoongi 'mungkin' aku masih anak kecil di matanya. aku tidak bisa menyalahkannya, kami sudah menjadi kakak adik sejak lahir, dan ia pasti selalu melihatku sebagai orang yang lebih kecil darinya.
"kau pikir aku tidak tahu?" ucapnya dengan nada ketus.
aku hanya menundukkan kepalaku, menatap ujung sepatuku yang entah kenapa sekarang terlihat beribu-ribu kali lebih menarik.
"itu mobil taehyung, 'kan?" tanyanya memastikan. aku diam saja, tidak menyalahkan lelaki itu.
"apa yang aku bilang soal jangan dekat dengan teman-temanku?"
aku menggigit bibirku.
yoongi menghela napasnya. "walaupun aku mengenal mereka dalam waktu yang tidak lama, aku tahu orang seperti apa teman-temanku. aku tidak sangka ternyata kau dekat dengan kim taehyung, lelaki tersinting di antara teman-temanku. awalnya aku biarkan saja karena ia memang satu jurusan denganmu, tapi setelah melihat kalian berciuman di dalam mobil tadi, aku yakin hubungan kalian tidak hanya sekedar teman."
oh tidak. ini pasti akan menjurus ke hal yang buruk. yoongi pasti akan menceramahiku, memojokkanku sampai aku tidak bisa mengatakan apapun.
"selama ibu dan ayah tidak ada, kau ada di bawah tanggung jawabku. aku tidak tahu apa yang kalian lakukan sampai selarut ini, tapi aku berharap kalian tidak melakukan apa yang aku tidak inginkan," ujar yoongi ketus sebelum membalikkan badannya dan masuk ke dalam rumah. lelaki itu membanting pintunya, membuatku yang sedari tadi menunduk langsung berjengit kaget.
yoongi pasti benar-benar marah. aku tahu yoongi itu kasar, suka marah-marah, cuek, dingin, tapi sebenarnya dia hanyalah kakak lelaki yang sangat protektif terhadapku, atau mungkin terlalu posesif. dia bahkan dengan seenak jidatnya mengatur jalan hidupku.
aku benar-benar bimbang. semalaman ini yang aku lakukan hanyalah menatap langit-langit kamar. bingung di antara harus mengikuti kata-kata yoongi atau mengikuti kata hatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perks Of Knowing You; kth | ✔
Фанфикi'm just happy to know you. -bahasa indonesia [lower case intended] 30032018 ::bxngtanism- '2018'::