Rindu Senja, itu adalah namaku. Rin, itu nama panggilanku. Mungkin sejak lahir Aku ditakdirkan untuk merindu. Bahkan saat ini pun Aku masih saja merindu. Merindu apa saja. Bukan hanya soal cinta. Aku rindu banyaaak sekali. Sepeda, tukang pos, jajanan kecilku, dan... ah, iya, obrolan pesan singkat yang kuterima tadi siang membuatku merindukan sesuatu yang spesial. Masa sekolahku.
***
Woy, Gue udah SMA! Gila, gila, ga nyangka. Emang bener ya, SMA tempat cari jodoh kayak di FTV gitu? Ya udahlah, jalanin aja dulu. Kebetulan sih, Gue milih jurusan IPA. Jadi, ya masih kepo sama yang namanya keseruan SMA.Kering banget suasana kelas Gue. Beda banget sama temen satu SD dan SMP Gue yang masuk SMA yang sama juga dengan Gue. Bedanya, dia jurusan IPS. Baru masuk udah ke kantin, nongkrong bareng, ngomong lu-gue, bikin grup-grup Line. Oh iya, saking IPA-nya Gue milih ekskul KIR(*1.Kelompok Ilmiah Remaja) sama organisasi Rohis(*2.Rohani Islam) coba.
Upacara pembukaan MOPDB(*3.Masa Orientasi Peserta Didik Baru) selesai, waktunya masuk ke kelas masing-masing. Ada agenda pembinaan oleh wali kelas. Gue masuk kelas X-IPA-2, sekelas sama temen SMP Gue, namanya Eta. Gue duduk sebangku sama Eta.
"Ya, perkenalkan nama Ibu Halimatus Sa'diyah. Ibu mengajar Matematika Peminatan ya. Sekarang, Ibu mau kenal dulu sama kalian. Ibu absen dulu ya.""Abdurrahman Al-Qadar,"
"Hadir, Bu."
Sambil nunggu nama Gue dipanggil, Gue ngobrol dulu sama Eta.
"Ta, Gue nyesel deh, gak nurutin emak Gue. Masak kan, Gue disuruh masuk SMK 26 sama emak Gue. Tapi Gue gak mau. Eh, ternyata doi masuk sana... Aaaah....""Inezta Rachim,"
"Hadir, Bu."Yaah, kalo gini mah, udah ciri-ciri Eta gak dengerin Gue, nih. Fokus sama absen soalnya. Ya udahlah, lagi pula gak guna juga yang Gue ceritain barusan. Gak bakal merubah nasib Gue jadi satu sekolahan sama cowok yang Gue suka waktu SMP.
"Rindu Senja,"
"Eh, hadir, Bu.""Ya, sudah lengkap semuanya, ya. Sekarang Ibu mau menjelaskan sistem penilaian sekolah kita. Kita menggunakan Kurikulum baru ya, namanya Kurikulum 2013."
Besoknya, masih dalam suasana MOPDB, kayak biasa lah, di absen terus intro di depan kelas.
"Abdurrahman Al-Qadar," guru Sastra Inggris, Ma'am Hasanah mulai mengabsen.
"Yes, Ma'am."
"Oo, can you introduce yourself?"
"Hehe..," anak itu cuma nyengir.
"Ok, that means you can. Let's straight from your seat."
Anak itu nyengir lagi.
"Assalammu'alaykum warahmatullahi wa barakatuh, hello everybody," yak, dia memulai.
"My name is Abdurrahman Al-Qadar. You can call me Qadar,"oh, ternyata Qadar.
Hening. Diem. Diem. Diem. Untung ga ada yang kentut dah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita
RandomAir hujan bersama kita. Terik matahari bersama kita. Suara tawa bergema di antara kita. Air mata membasahi pipi kita. Selalu kita, bukan hanya Aku, atau hanya Kamu. Namun, ada waktunya "selalu bersama" tak lagi menjadi milik kita.