My Perfect Prince | Chapter 2

82 6 15
                                    

"Jadi bagaimana, kau tertarik dengannya?" Tanya Clara pada seorang lelaki yang tengah duduk dihadapannya. Clara baru saja menceritakan sahabatnya kepada lelaki ini

Pria yang berpakaian kaos hitam polos  dengan lengan pendek. Serta jam tangan hitam yang menghiasi pergelangan tangannya itu sedang menikmati cappuchino nya di sebuah cafe bersama adik sepupunya.

 Serta jam tangan hitam yang menghiasi pergelangan tangannya itu sedang menikmati cappuchino nya di sebuah cafe bersama adik sepupunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Simple memang tapi mampu memukau seluruh pengunjung cafe dan menjadikan mereka pusat perhatian. Bukan hanya karena Clara yang cantik tapi juga karena pria itu yang sangat tampan.

Alexander Kevin Archelaus adalah CEO muda yang kini tengah mengajak adik sepupunya, Clara menikmati secangkir cappuchino. Para pengunjung menatap Clara dengan tatapan iri.

'Tampan sekali ia'

'Sungguh ia sangat sempurna'

'Beruntung sekali ia bisa menjadi kekasih seorang Kevin'

Setidaknya itulah yang dikatakan orang orang yang melihatnya. Heh , terdengar lucu ketika mereka mengira Clara adalah kekasihnya. Pasalnya, ia hanyalah adik sepupu dari seorang Kevin Archelaus.

"Aku tertarik. Kenalkan ia padaku" Ucap Kevin setelah menatuh cangkir yang tadi sempat ia pegang beberapa saat.

"Really? Are you serious?" Ucap Clara penuh kegembiraan. Ia sangat senang. Ternyata Kevin mau dikenalkan dengan sahabatnya.

"Ya aku serius. Kapan aku bisa bertemu dengannya"

"Kau tidak bisa langsung bertemu dengannya. Ini aku berikan kontak pribadinya. Agar kau bisa berkomunikasi terlebih dahulu dengannya" Clara seraya memberikan secarik kertas berisikan nomor telfon seseorang.

Dikertas itu tertera nama Adsila Claretta dan nomor telfon yang bisa Kevin hubungi. Kevin mengambil kertas itu dan mengerutkan keningnya. Menatap lekat lekat kertas kecil itu.  Ada yang menjanggal disana.  Nama itu, nama yang ada dikertas itu seakan tidak asing baginya.  Seakan nama itu adalah sebuah nama orang 'besar'.

"Ada apa?" Tanya Clara ketika melihat ekspresi Kevin.

"Nama ini, sepertinya tidak asing" Kevin masih terus menatap kertas itu.

"Tadi kau bilang ia hanyalah seorang mahasiswi biasa?" Kevin menatap Clara. Sebelum ia menyimpan kertas itu didalam saku jaketnya.

Clara gugup. Ia takut Kevin menyadari jika Adsila adalah seorang Lachandra.

Tidak. Jangan semuanya. Jangan sebut nama belakang ku. Dan jangan katakan kalau akunini anak dari seorang Athar Lachandra

My Perfect PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang