stilllima

393 35 8
                                    


Malam-pun telah berganti, bulan tergantikan oleh sinaran matahari. Taehyung terbangun dari tidurnya, menoleh kesamping dimana sosok adiknya masih terlelap dalam buaian mimpi. Taehyung bangkit, meraih pegangan pada kursi roda dan berpindah duduk diatas kursi roda. Memutar kursi roda tersebut menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah membersihkan diri, Taehyung melakukan rutinitas seperti biasanya. Seperti membuat susu panas dan juga mengoles selai coklat atau kacang untuk sarapan seperti biasanya. Tapi kali ini Taehyung membuat tambahan satu porsi untuk adiknya. Taehyung membangunkan adiknya untuk sarapan lebih dahulu, terserah jika setelahnya Mingyu mau melanjutkan tidurnya. Taehyung tahu jika adiknya itu kurang istirahat karena beban pikirannya. Setelah kepergian kedua kakaknya otomatis Mingyu-lah yang jadi sasaran utama tuan Kim untuk patuh dan tunduk pada aturan keluarga yang kolot itu.

Mingyu-pun membuka matanya ketika sang hyung membangunkannya. Menyantap roti dan susu yang dihidangkan oleh hyungnya. Meskipun sederhana namun Mingyu sangat menikmatinya.

"Hyung jam berapa terapi?" tanya Mingyu sambil mengunyah rotinya.

"Jam sembilan, sebetulnya tidak terapi-pun tidak masalah. Hyung tetap begini-begini saja." ujar Taehyung.

"Tapi hyung tetap harus terapi, tidak boleh putus asa, untuk kesembuhan hyung serahkan semuanya pada Tuhan hyung, yang penting hyung sudah berusaha dan berdoa," kata Mingyu bijak, Taehyung sampai heran mendengarnya.

"Gyu . . .kau tidak sedang sakit-kan? Atau jangan-jangan pendengaran hyung kurang berfungsi." ledek Taehyung. Masalahnya Mingyu yang ia kenal itu sifatnya urakan dan kekanak-kanakkan, hobinya nyolot dan merengek. Taehyung jadi kaget ketika Mingyu menasehati dirinya.

"Ck . . aku merenggek, nyolot salah, aku bijak gini salah." dengus Mingyu.

"Iya-iya, hyung bercanda. Maaf ya, ternyata adik hyung sudah dewasa." balas Taehyung.

"Aku begini karena keadaan hyung, sebetulnya aku masih ingin menjadi bocah yang manja dan kekanak-kanakkan, merenggek jika menginginkan sesuatu, akan nyolot jika tidak ada yang pas dihati. Yang jelas aku juga tambah tempramen hyung, aku mudah sekali terbawa emosi dan marah karena hal sepele, apalagi jika berurusan dengan Appa." jelas Mingyu. Taehyung kembali diliputi rasa bersalahnya karena meninggalkan Taehyung, dan melemparkan tanggung jawab kepada adiknya, walaupun sepenuhnya bukan salah Taehyung. Karena yang membuang Taehyung disini adalah orang tuanya sendiri.

"Sekali lagi maafkan hyung ya Gyu."

"Hyung berhentilah minta maaf, hyung tidak bersalah."

Ketika mereka asyik mengibrol sambil menikmati sarapan, terdengar ketukan pintu.

"Pacarmu datang hyung." ucap Mingyu seraya beranjak untuk membukakan pintu kamar Taehyung yang masih terkunci.

"Hai Kook.. " ucapan Mingyu langsung terhenti ketika melihat siapa yang mengetuk pintu, bukan Jungkook seperti yang ia duga. Tapi asisten Ayahnya dan beberapa pengawal dibelakangnya. "Hyung . . ." lirih Mingyu.

"Ada apa Gyu? Siapa yang bertamu?" tanya Taehyung penasaran, jika yang mengetuk pintu Jungkook, pastilah sekarang sudah terdengar ocehan dari Jungkook.

Taehyung kaget melihat siapa yang bertamu. Ia kenal betul sosok yang ada didepan pintu tersebut. Tuan Park, asisten kepercayaan sang Ayah. "Tu-tuan Park?" sapa Taehyung, "Ada perlu apa?" Taehyung pura-pura bertanya, padahal dia sudah tahu maksud kedatangan tuan Park kesini. Bisa dipastikan kedatangan tuan Park bersama pengawal Ayahnya untuk membawa Mingyu pulang.

"Saya ingin membawa tuan muda Mingyu pulang tuan." jawab tuan Park.

"Aku tidak mau pulang, aku mau disini bersama Tae-hyung." teriak Mingyu.

"Tidak bisa tuan muda, tuan besar menyuruh saya membawa anda pulang." ucap sang asisten.

"Aku tidak mau pulang, aku tidak mau pulang!"

"Kalau anda bersikeras, terpaksa saya menyeret anda tuan muda." Tuan Park menoleh kepada para pengawal yang ikut bersamanya. Para pengawal paham maksud tuan Park, kemudian maju untuk menyeret paksa tuan mudanya.

Mingyu berlari ke kamar mandi dan menguncinya dari dalam. Teriakan-teriakan Mingyu dari dalam kamar mandi terdengar. Mingyu tidak mau kembali kalau Taehyung tidak ikut bersamanya, atau ia akan memilih bunuh diri.

Mendengar ancaman Mingyu, tuan Park langsung menelpon tuan besar Kim. Tuan besar Kim menyetujui permintaan Mingyu untuk membawa Taehyung pulang.

Taehyung mengemasi barang-barangnya dibantu oleh Mingyu. Taehyung hanya membawa beberapa baju, dan barang-barang yang dianggap penting seperti laptop. Sebelum kembali Taehyung meminta waktu sebentar untuk berpamitan dengan Jungkook dan juga dokter Namjoon dan istrinya.

Taehyung bilang ke Jungkook ia akan selalu menghubungi Jungkook. Karena tahu Jungkook disini hanya sementara, hanya menjalankan tugas dari dokter pembimbingnya. Tak lupa juga Taehyung mengucapkan banyak terima kasih kepada pasangan Namjin yang telah merewatnya selama ini. Jika tidak ada mereka entah bagaimana nasib Taehyung sekarang. Taehyung berjanji jika ia ditolak lagi oleh keluarganya maka di panti inilah tempat Taehyung kembali.

#

TBC

Segini dulu ya. . .
jangan lupa vote dan komentar
Love you . . .

Still Loving YouWhere stories live. Discover now