Typo everywhere
.
.
.
.
.
.
.
.
.Author POV
Keesokan harinya daniel tampak sibuk menghubungi seseorang. Waktu yang tersisa hanya enam hari lagi untuk menyiapkan segala sesuatu yang akan digunakan untuk memberikan serangan balasan pada hanz."Asuya, bisakah kamu datang ketempatku hari ini?" tanya Daniel saat berbicara pada seseorang melalui telpon.
"Apakah ada sesuatu yang teramat sangat penting sehingga kamu sendiri yang menghubungiku?" tanya asuya
"Kurang lebih begitu. Aku membutuhkan bantuanmu" sahut daniel
"Apa yang bisa aku lakukan untukmu daniel?" tanya asuya
"Datanglah kemari, maka aku akan memberitahumu semua hal" sahut daniel
"Baiklah, siang ini aku akan tiba disana. Kebetulan aku akan melintasi jalur menuju markasmu siang ini" sahut asuya
"Baiklah sampai jumpa nanti siang" sahut daniel lalu lalu memutuskan panggilan telpon
"Heri tolong panggilkan bibi tri kemari" ucao daniel saat heri melintas didepannya
"Baik tuan daniel" sahut heri. Tak berapa lama bibi tri datang menemui daniel
"Ada apa tuan daniel memanggil saya?" tanya bibi tru
"Aku butuh bibi untuk menjaga chen. Lagi inu, ikutlah bersamaku kerumah sakit untuk beberapa haru jedeoan kuharap bibi bisa menjaganya disana supaya lea bisa istirahat sementara waktu" jawab Daniel
"Lalu bagaimana dengan tuan daniel sendiri? Siapa yang akan menyiapkan makanan dan keperluan tuan daniel?" tanya bibi tri
"Jangan khawatirkan tentang hal itu bibi, yang terpenting sekarang adalah kesembuhan chen. Aku juga membutuhkan lea untuk membantuku untuk menyelamatkan Annisa" daniel mengepalkan kedua tangannya menahan amarah ketika mengingat hal itu
"Saya tau perasaan tuan daniel. Maaf jika saya tidak bisa membantu apa apa" ucap bibi tri seolah ikut terlarut perasaan bersama daniel
"Bibi sudah sangat membantuku selama ini. Baiklah, persiapkanlah perlengkapan bibi untuk pergi kerumah sakit. Jika sudah selesai, kita segera berangkat" ucap daniel
"Baiklah nona, saya segera bersiap siap" jawab bibi tri
Beberapa menit kemudian, mereka pun kerumah sakit. Daniel dan bibi tri langsung menuju kamar chen. Tampak lea sedang duduk menikmati secangkir kopi hitam dan anak buah daniel membawakan perlengkapan yang telah disiapkan oleh bibi tri
"Letakan disitu, biarkan bibi tri yang akan menyusunnya. Kalian boleh pergi" ucao daniel pada anak buahnya
"Baiklah bos" sahut anak buah daniel lalu pergi dari kamar itu.
"Bibi tru, nanti tolong dirapikan semua yang bibi siapkan tadi" ucap daniel
"Baik tuan daniel" sahut bibi tri
"Bagaimana keadaannya lea?" tanya daniel
"Sudah jauh lebih baik daniel. Kondisinya sudah stabil selama di observasi diruang pemulihan sehingga dokter memindahkannya tadi malam kekamar ini" jelas lea
"Syukurlah kalau begitu. Apakah chen sudah sadarkan diri?" tanya kea
"Sudah dari sejak dipindahkan dari ruang pemulihan, hanya saja setelah itu chen tertidur lelap. Mungkin karena efek obat pengurang nyeri yang membuatnya jadi tertidur" sahut lra