Ngga Sengaja

1 0 0
                                    

Meda sudah menunggu sepuluh menit. Tapi adiknya Ashilla tak kunjung keluar dari sekolahnya. Ini anak maunya apa coba kan ? Tadi nyuruh buru buru, sekarang ujung rambutnya aja ngga ada keliatan.

Gemas,Meda keluar dari mobil dan menghampiri pak satpam sekolah yg termenung sendirian ditemani rokok mengepul.

"Permisi pak,"

"Loh mbak Meda ?" kaget pak satpam.

"Tumben jemput neng Shilla ?"

"Iya, mama belum pulang kerja pak." padahal aslinya si mama lagi di salon pasti.

Ugh ! Wanita tua yg menolak keriput seperti mamanya pasti sedang bermanja ria sama pegawai salon. Menggosipi sesama pengunjung salon yg permintaannya aneh aneh. Macam dirinya ngga aneh aneh aja.

"Shilla belum keluar pak ?" Meda memilih duduk sedikit lebih jauh dari pak satpam karena Meda bukan tipikal gadis penyuka asap rokok.

"Keluarnya mah nanti neng, jam 7an."

Terus, ngapain Meda disuruh buru buru ?!

"Kak Meda !" teriak Laras. Teman Ashila.

"Shilla mana ?" todong Meda menahan kesalnya.

"Shilla tembus. Dia minta aku ngambilin titipannya." Meda mengamati Laras yg tak lagi mengenakan seragam sekolah. Gadis remaja itu mengenakan celana panjang dan kemeja polos warna ungu. Dan leher dihiasi scraft cerah.

Anak jaman sekarang, kenapa lebih fashionable dibanding Meda sih ?

Jadi ini alasan kenapa Meda disuruh bawa baju ganti dan harus buru buru sampe ke sekolah ? Ternyata oh ternyata,adiknya mendapat serangan mendadak dari pasukan bulanan.

Ya, ngga papa sih. Masih termaafkan.

"Makasih ya kak,kata Shilla kak Meda pulang aja. Nanti Shilla pulangnya bareng Laras."

"Oh gitu ?!" alis Meda terangkat menahan kesal. Lagi.

Enak banget yaa merintah merintah gini ? Tau gitu, Meda tadi pergi aja ke mall. Beli tas yg sudah diincarnya sedari kemarin. Aiihh !!

____

Beruntungnya kalo jalan jalan ditanggal tua dan hari kerja adalah, diskon. Ya sebagai seorang wanita normal, Meda tentu ngga melewatkan kesempatan itu. Apalagi tas yg diincarnya termasuk dalam kategori discount of the week.

Thanks to God.

Meda melenggang percaya diri memasuki salah satu outlet tas. Langsung mengambil tas yg dipajang di etalase.

"Mba ini ada warna apa aja ?" tanya Meda menyerahkan tas pada pramuniaga.

"Ada hitam, coklat aja kak."

Dan satu lagi, terima kasih pada wajah baby face Meda yang membuatnya selalu dipanggil kakak dalam tampilan apapun dimanapun saat usianya sudah menginjak 23 tahun.

"Aku mau yg hitam ya mba." pramuniaga tersebut tersenyum dan meletakkan kembali tas yg terpajang, dan mengambil yg baru untuk Meda.

"Bayar tunai atau debit ?" tanya si kasir.

"Debit mbak." Meda mengeluarkan kartu debit platinumnya dan diberikan pada kasir.

Setelah selesai Meda mendapatkan paper bag berisi tas barunya.

Lapar. Mungkin Meda harus makan makanan Korea atau Jepang.

"Ah.. Mujigae."

"Annyeonghaseo.." sapa seorang pelayan dg pakaian hanbok lengkap dg hiasan kepala.

Meda duduk sendiri didepan monitor menu dan memencet menu untuk dipesannya. Sembari menunggu, Meda mengutak atik ponselnya.

Ah sial !!

Meda menggenggam erat ponselnya. Menghapus beberapa pesan dan notifikasi pemberitahuan lain.

"Permisi.." seorang pria membawa nampan berisi menu pesanannya.

"Gomapta. " jawab Meda menarik makanan kehadapannya.

Jomblo ya begini. Jalan sendiri seneng sendiri ngenes sendiri. Ya ngga papa, jomblo awet muda kok karena ngga makan hati. Jomblo is free, free hatin.

"Meda ?" Meda mendongak dg sumpit masih didalam mulutnya.

Matanya terbelalak terkejut mendapati Galaxy berdiri tersenyum disebelahnya, menggandeng dokter Chika yg nampak manis dg dandanan ala Korea.

"Sendirian aja ?"

Galaxy duduk dihadapan Meda tanpa izin. Diikuti Chika yg masih tersenyum ramah padanya.

Siapa yg kasih ijin duduk ? Meda kan ngga ngajakin makan bareng. Dasar !! Cowo sinting !

"Ih Meda abis beli tas baru ?" Chika menyentuh tulisan merk tas yg baru dibeli Meda.

"Iya."

"Ya ampun ! Ini tas kan seharga sepatu Nike presto flyknit ! " seru Chika tak percaya.

Oh ayolah !

Memangnya kenapa kalo harganya setara ? Suka suka Meda dong mau beli ato engga. Yg habis juga duitnya Meda kan ngga minta dia atau Galaxy atau ngemis om om senang diluar sana.

"Kamu beli sendiri ?" tanya Galaxy dg intonasi yg ??? Entah.

"Iyalah. Emang siapa lagi yg mau beliin ?" ketus Meda yg malah tidak berselera memakan makanannya

"Saya kira kamu pacaran sama cowo tajir ato om om girang biar bisa beli tas itu."

Meda geram. Hari ini dia harus terburu buru ke sekolah karena ulah Shilla. Lalu diusir pulang. Terus ngenes banget beli tas sendiri jalan sendirian di mall. Sekarang Galaxy dan mulut kotornya membuat mood nya langsung terjun bebas.

Dering ponsel Meda menyadarkan dari imajinasi memutilasi Galaxy.

"Kenapa Shil ?"

Hati Meda makin geram dan matanya memerah menahan amarah. Hilang total sudah selera makannya.

"Gue balik sekarang !"

"Gue ngga tau lo punya masalah apa sama gue, tapi denger ya pak Galaxy Yang maha Hormat ! Gue beli apapun barang yg gue mau pake duit gue sendiri, ngga ngemis sama siapapun. Dan lagi, kalo pun gue punya cowo gue ngga akan melas melas buat minta beliin. Juga, kalo emang gue jalan sama om om senang demi tas ini, urusannya sama lo apa ?"

Kilatan amarah bergemuruh didada Meda pun terpancar diwajahnya. Chika berusaha menyela supaya Meda tenang, namun gadis itu menepis kasar tangan yg bahkan belum menyentuh tubuh Meda.

"Lo bukan sodara gue, bukan keluarga gue, bukan pacar atau calon suami gue. Jangan ngoceh sembarangan kalo lo aja ngga tau apa apa tentang gue !" maki Meda pada Galaxy yg terdiam tenang.

Ponsel Meda berdering lagi. Menunjukkan nama Ashilla disana.

"Anjing !!" itulah satu satunya kalimat umpatan Meda setelah mendengar penuturan Ashilla diseberang sana.

Meda meraih tas juga tas barunya, setelah itu menyeka pipi yg basah. Hatinya merongkol tak karuan.

"Permisi."

_____

Galaxy keterlaluan juga sih ngomongnya. Gue juga kalo jadi Meda bakal kesel abis. Ya tapi, sabar ya Meda.. Gue yakin Galaxy ngga bermaksud buat nyakitin hati lo.

Galaxy AndromedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang