Pertama kali dalam hidupnya Naruto ingin minggat dari rumah. Adalah ketika tiba- tiba mama Kushina dan papa gantengnya menggandeng sesosok kelam dengan dua manusia lain seusia orang tuanya yang mengekor di belakang mereka, dan kemudian berkata, "Aiih, calon mantu rajin sekali. Libur begini mau mengepel lantai dan bersih- bersih rumah. Iya'kan Sasuke?"
Hell.
Siapa bilang dia rajin?
Siapa?
Ia bahkan harus dibentak 5 kali oleh sang mama pemilik gelar legendaris Habanero agar mau melaksanakan tugas mulia sebagai seorang gadis tulen dan bukannya tiduran di sofa dengan kaki terangkat ke sandaran kursi seraya melihat tayangan kartun yang disiarkan tiap libur akhir pekan.
Naruto hanya bisa melongo, berdiri mematung dengan gagang pel di genggaman kedua tangan. Mesra sekali.
"Ha?" merupakan kalimat pertama yang meluncur dari mulutnya setelah sekian detik menampilkan ekspresi bengong menggelikan.
Gadis pirang itu mengenakan kaos hitam dengan tulisan "Jones Menawan" dan celana kolor longgar di atas lutut berwarna kuning cerah yang langsung mendapat komentar "Idiot," yang dilontarkan dengan begitu lancar dari mulut Sasuke.
Reflek, Naruto melotot kesal pada si pemilik mulut kurang ajar.
Menatap pemuda familiar itu dengan pandangan yang menjanjikan penderitaan lahir batin dan langsung diputus oleh telapak tangan si mama Kushina yang menutup matanya cepat- cepat. Takut keburu kumat.
Karena Naruto memang payah urusan mengendalikan temperamen. Tipikal manusia labil yang suka meledak- ledak cuma karena senggolan kecil ibaratnya.
"Aduh!"
Sasuke mengusap pantatnya setelah mendapat cubitan ganas dari sang mama Mikoto. Mengutuk dalam hati mulutnya yang tiba- tiba meluncurkan kata- kata sakral untuk diperdengarkan pada kedua orang tuanya.
"Bicaranya yang sopan donk, Anak mama," si mama membisik. "Atau Arianna ku usir dari rumah. Hm?" lanjutnya penuh nada mengancam.
Sasuke terlihat kalem meski dalam hati ketar ketir membayangkan nasib dirinya jika benar sang mama tega mengusir Arianna dari kediaman mereka. Mau hidup seperti apa dia nanti jika tanpa Arianna?
"Jadi, segera mandi dan ganti bajumu, oke?" suara Kushina terdengar samar di telinga Sasuke. Wanita itu melotot pada putrinya yang menampilkan raut kesal menggemas- menyebalkan yang ia yakini bahwa rengekannya itu berupa penolakan.
"Tapi aku sudah mandi, Ma!"
"Kapan memang?"
"Sore kem- mpp!"
"Mandi sekarang."
"Ma-"
"Atau kubakar semua koleksi poster Kyuubi mu itu."
"Oke," lantas si pirang berlalu pergi.
Begitu saja.
"...."
"...."
"....Naruto!! Bereskan dulu pel nya! Duh, anak itu!"
...
Lanjut?
Enggak?
Enggak?
Enggak?
Oke. Enggak.
Yey..enggak 😃
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy, oh, my enemy
FanfictionNaruto tidak mengerti kenapa di jaman sekarang istilah perjodohan masih saja berlaku. Bagus sih kalau jodohnya ganteng lalu baik, berhati malaikat. Dan bukannya Ganteng tapi berperilaku setan bin nyebelin macam Sasuke. Ini cerita santai. Dengan penu...