32. Aduhanku

4.9K 482 67
                                    

**Cinta🌹Dara**

Cinta adalah magnetik atau daya tarik yang bisa tumbuh karena hal-hal yang khusus, dan hal khusus itu tidak bisa di jelaskan dengan lugas, seperti daya tarik sepotong besi dengan debu yang mengandung magnetik. Lalu cinta? Sungguh tidak bisa di jabarkan daya tarik diantara kedua ruh insan yang saling mencintai itu mengandung magnetik jauh lebih kuat daripada magnetik dari benda mati.

"Keindahannya adalah pangkal dari segala keindahan, dan keindahannya bisakah kau terangkan?"

Tanyakan saja kepada dirimu sendiri, duhai engkau yang sedang dilanda cinta. Kenapa kau mencintainya, seorang yang benar-benar kau cintai hari ini?

**🌹**

Pertengahan Oktober 2010.

'Entah kenapa aku harus kembali berlari, di kala malam menjelang di penghujung pagi, waktuku telah usai.'

'Aku gelisah, mengaduhkan nasibku kepada langit, ia hanya membisu, Dara Zahrania namamu telah terpahat di kedalaman hati, sedang waktuku telah usai.'

Di dalam kamar pengurus Elmira begitu gelisah, harinya di Pesantren telah berakhir. Jalan yang ia pilih akan segera ia hadapi 'Menikah' dengan lelaki yang dijodohkan orangtuanya yang bahkan sejak ia belum genap berusia sepuluh tahun. Kardus-kardus bekas mie instan telah terisi penuh dengan kitab-kitab dan buku selama Elmira di Pesantren.

'Waktuku sudah habis.' Gumam hati Elmira. 'Apa yang harus aku lakukan?' Gumamnya lagi. Seraya menarik lakban coklat, menutup kardus-kardus yang masih terbuka, hingga rapi sudah.

'Aku harus kuat'

'Elmira kamu harus lakukan ini!'

'Kamu tidak boleh menyerah dengan perasaanmu, saat janji telah kamu tegaskan!'

'El, kamu bisa! Kamu bukan orang lemah!'

'Elmira, ingat wajah kedua orangtuamu, mereka hanya punya kamu sebagai penerus mereka. Jangan lemah hanya karena perasaanmu yang tak lazim!'

'Tapi bagaimana dengan Dara?'

'Harus bagaimana aku mengatakan padanya? Ini hari terakhirku berada disini, hari bersamanya telah usai.'

Lemah, semua aduhan dalam hati membuat Elmira lemah. Bahkan semua ledekan teman-teman pengurus tak ia hiraukan sama sekali, terlalu letih dalam hati. Padahal mereka begitu heboh, ada yang menabuh ember, ada yang mencubit hingga memberi selamat dengan mencium pipi Elmira, memaksa bibir Elmira untuk menyungging senyum getir.

Namun, seberapa pun letihnya menjalani hari, bukankah hari itu harus tetap dilalui?

Namun, seberapa pun berat beban hidup yang harus di tanggung, bukankah harus tetap di hadapi?

Namun, seberapa pun sakit rajaman siksa batin menusuk, bukankah waktu tetap berjalan?

Namun, seberapa pun tajam duri di setiap tingkung jalan harus di injak, harus di injak pula untuk mencapai sebuah tujuan?

Namun, seberapa pun berat janji terucap, bukankah harus di tepati meskipun itu harus membeban seribu pengorbanan?

Inilah tujuan Elmira, mengabdikan diri, Birul walidain kepada orangtua. Membahagiakan kedua orangtuanya itu janjinya. Membanggakan keduanya itu nisbahnya. Elmira harus melalui itu, meskipun hati dan pikirannya bertengkar, dan hanya orang yang berhati lembut bisa mengerti, hanya seorang yang pernah mengalami mampu menghayati betapa hebat hatinya bertengkar. Namun langkahnya harus tetap berjalan.

CINTA DARA (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang