Pertemuan

221 5 0
                                    

     Saat pertama kali melihatnya tak pernah terlintas di otakku ataupun terpikirkan oleh otakku untuk mencintainya, tapi waktu dan keadaan berkata lain semua itu seketika berubah menjadi indah.

    Sebut saja dia Wijay, dia adalah Cyntia Fajar Wijaya adik kelasku. Semua berawal saat dia masuk sekolah, iya masa MPLS dan aku masih sangat ingat betul bagaimana awal mula aku bertemu dengannya dan semua itu takkan mungkin aku lupakan.

   Entah mengapa rasa cintaku pada Wijay semakin hari semakin bertambah, tumbuh membesar, mengakar, dan mungkin akan abadi selamanya, membeku, kekal dalam hatiku. Setiap hari aku ingin selalu melihat nya, aku ingin sekali melihat senyumnya. Setiap hari aku selalu lewat di depan kelasnya hanya demi untuk melihat dia. Dan aku lakukan itu setiap hari tanpa berani aku menyatakannya dan tidak ada seorangpun yang tahu aku mencintainya.

    Saat aku  tak melihatnya hati ini terasa kurang,  hari yang kulalui tidaklah lengkap dan sempurna jika tidak melihat senyumnya. Iya memandanginya dan menikmati semua keindahannya dari kejauhan itu adalah hobiku dan tak lupa semua itu aku lakukan secara diam-diam.

   Aku ingin sekali mengatakan padanya, bahwasannya aku mencintai dia, menyayangi dia, ingin sekali memiliki dia, dan ingin sekali hidup berdua satu atap dengannya. Namun semua itu tidaklah mungkin, dia tidak mungkin mencintaiku, dia sudah memilih orang lain dan sudah menjadi milik orang lain. Lagi pula aku dan dia berbeda sungguh jauh berbeda, akan sangat sulit untuk bersatu.

   Iya mencintaimu memang sangatlah indah, namun juga teramat  sakit untuk aku jalani. Iya indah saat aku melihat senyummu, indah saat kita bercanda tawa bersama baik langsung maupun chatting, indah saat aku membayangkan kau menjadi milikku, indah saat aku membayangkan bagaimana bahagianya waktu yang akan kita jalani berdua, indah saat kita berdua berbagi cerita, indah semua perhatian dan kepedulianmu terhadapku . Itu semua memang sangatlah indah, tapi akan teramat sakit hati dan badan ini saat aku harus sadar dari semua lamunanku dan bayang masa lalu itu. Karena bersatu denganmu tidaklah mungkin terjadi untuk selamanya. Dan mungkin di saat kamu tahu aku mencintaimu kamu akan pergi menjauh meninggalkanku dan membenciku untuk selamanya. Jadi aku hanya diam, diam, dan diam.

    Sampai sekarangpun rasa cinta ini tetap ada walaupun sekarang kita tidak pernah bertemu lagi. Aku selalu mencintaimu, dihatiku dan pikiranku cuma kamu dan tetap kamu.

   Kamu kemana? Sekarang kamu kemana?  Kamu yang dulu peduli sama aku, kamu yang selalu ada buat aku, sekarang kemana? Hilang,  iya sekarang kamu menghilang entah kemana. Wijay ingat, kepedulianmu, perhatianmu, dan semua canda tawamu yang membuat ku mencintaimu sedalam ini, dan tak mampu untuk mencintai yang lain. Tapi maaf aku sama sekali tidak punya nyali untuk mengungkapkannya padamu karena aku takut rasa cintaku akan membuat kita jauh terpisah.

    Entahlah wijay, cinta ini cinta apa, cinta macam apa, cinta apa yang kurasakan padamu entah sama sekali aku tidak mengerti. Tahukah kamu dengan cinta ini, cinta ini sungguh aneh sampai-sampai rasa sakit pun tak dapat merubah rasa sayang dan cintaku ini menjadi benci, jangankan untuk menjadi benci untuk tidak mencintaimu saja tidak bisa, padahal sakit hati yang kurasakan ini teramat sakit. Bagaimana tidak, mencintai tanpa memiliki itu jelas sungguh sakit.

    Dan sekarang tidak ada lagi yang dapat aku lakukan selain diam, melihat engkau telah pergi, sekarang biarlah kini aku sakit dengan cinta dalam diamku, dan berharap semoga waktu dan keadaan sedikit demi sedikit mengikis rasa sayang dan cintaku padamu dan mampu membuka hati untuk orang lain. Walaupun untuk itu entah bisa atau tidak, karena kau telah kekal dalam hatiku bersama dengan rasa cintaku padamu "Wijaya Aku sangat mencintaimu. I love you".

SALAH MENCINTAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang