6

2.1K 87 4
                                    

"Boring banget elah," keluh Letta sembari meletakkan kepalanya di atas meja.

"Kantin kuy?" Ajak Kinar yang direspon gelengan dari Letta.

"Mager."

Kinar mendesah pelan. "Tapi gue laper." Ucap Kinar yang dihadiahi decakan dari Alexi.

"Lo nggak nyadar kalo lo yang ngabisin bekal Thalia paling banyak?"

"Tapi gue laper lagi," adu Kinar sambil menggosok perut ratanya.

Letta menegakkan badannya lalu menatap heran teman sebangkunya. "Heran gue sama lo. Porsi makan lo sama kaya porsi makan gue sebulan tapi lo kerempeng kek gini? Ini mah keajaiban dunia ke sembilan."

Mendengar ucapan Letta membuat Kinar tersenyum bangga seolah menang suatu perlombaan internasional. Alexi yang berada disamping Kinar langsung menjitak gadis itu agar gadis di sampingnya berhenti terbang.

"Sakit goblok!" Protes Kinar membuat gadis yang menjitak nya tertawa kencang.

"Gurunya kemana sih?" Tanya Thalia ikut larut dalam perbincangan.

Letta menggedikan bahunya. "Tauk. Keracunan micin kali,"

Bukannya merespon ucapan Letta, gadis penyuka permen karet itu malah mengambil benda pipih putih yang ia letakkan di atas meja.

"Lah gue dikacangin," gumam Letta membuat Alexi tertawa.

Tatapan Alexi berpindah pada Kinar yang kini memasang muka melas sambil menggosok perutnya lagi. Melihat itu, Alexi mencibir pelan sambil membuka resleting tas birunya dan mencoba meraih sesuatu disana. Setelah apa yang dicarinya didapat, ia langsung menyerahkannya pada Kinar.

"Apa nih?" Tanya Kinar dengan binaran mata yang membuat Alexi bergidik ngeri.

"Makanan lah. Muka lo itu kek gak dikasih makan setahun, tauk." Jawab Alexi.

Mata Kinar makin berbinar. Dia membuka kotak makan berwarna kuning dan mulai mengambil isinya.

"Isinya apa?" Thalia menyembulkan kepalanya untuk melihat makanan apa yang dibawa oleh sahabatnya itu. Kue.
Dengan cepat, Thalia mengambil kue itu dan langsung memasukkannya kedalam mulut.

"Siapa yang buat? Setau gue lo gak bisa bikin kue deh. Masak air aja gosong." Ejek Letta sembari menekan-nekan potongan kue. Alexi menatap tingkah Letta yang sepertinya curiga kalau kue yang Alexi bawa ada racunnya.

"Lo mau makan ini gak sih? Kalo gak mau, yaudah buat gue sama Thalia aja." Kinar memprotes sembari menyingkirkan tangan Letta yang membuatnya tak bisa mengambil kue dari kotak kuning itu.

"Emak yang buat. Tenang aja, Let. Kue ini gak gue kasih racun kok." Ucapan Alexi langsung dihadiahi anggukan mantap dari Letta. Gadis itu masih mengambil sepotong kue dan mulai melahapnya.
"Cuma gue kasih racun tikus dikit," sambung Alexi yang disambut dengan wajah merah padam milik Letta.

"Jahat lo! Gimana nanti kalo kita mati?"

"Ya dikubur lah."

"Aelah ribut mulu lo berdua. Nih makan!" Kinar menyuapkan kue rasa coklat ke mulut Letta.

Alexi tertawa.

"Emak pulang kapan?" Thalia bertanya setelah rampung meminum air yang dibawanya.

"Kemaren." Tanpa sadar Alexi ikut memakan kue yang ia bawa.

Letta menyodorkan tangan kanannya pada Alexi.

"Apa?" Alexi mengernyit bingung dengan tingkah Letta.

"Oleh-olehnya mana?" Tanya Letta membuat Kinar dengan cepat menjitak kepalanya temannya itu.

"Emak bukan habis travelling kali, Let. Lagian lo mau dibawain apa dari Mekah? Onta?" Kinar memandang Letta yang kini memajukan bibirnya beberapa centi. Tatapannya kini beralih pada Alexi.

Galaxi [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang