Kebetulan atau takdir?
Saat itu adalah malam yang sangat sibuk bagi seluruh umat islam, karna esok hari adalah hari raya idul fitri, sehingga banyak orang beramai ramai untuk mempersiapkan yang terbaik, bahkan dijalanan sangat banyak orang orang menghabiskan waktu dengan keluarga dan teman terdekatnya, namun ada pemandangan berbeda dari yang lain, seorang pria berjalan ditrotoar jalan yang ramai, hanya saja orang disekitarnya tertawa riuh saat malam itu, tapi tidak baginya. Pria itu berjalan pincang dengan tatapan kosong, ia juga berjalan kearah sebaliknya dari kerumunan yang ada, tubuhnya seolah selesai dipukuli, bagi orang yang melihatnya, pasti akan berpikir dia seorang preman yang habis berkelahi. Tidak lama setelah ia berjalan seorang pria bertubuh besar menabrak tubuhnya hingga ia terjatuh dan terduduk, bahkan untuk tegak pun dia tidak sanggup, ia hanya melamun sambil mengeluarkan air mata, hingga lamunannya dibuyarkan oleh sebuah suara, yang berkata "kamu baik baik saja? Bisa berdiri, jangan duduk disini, nanti kamu akan terluka". Saat mendengar suara itu hatinya riuh dan tidak sabar untuk melihat siapakah sosok yang berbicara tersebut.
Ia terpana bagaikan melihat sesuatu yang sangat menenangkan hati, seorang wanita yang sangat anggun dengan kerudungnya yang sangat panjang, lalu wanita itu menyuruhnya tegak dan duduk dibangku taman dipinggir pusat kota. "kamu bisa tunggu disini sebentar? Aku akan membeli sesuatu". Pria itu hanya mengangguk, entah apa yang ada dipikirannya, sampai ia bisa menuruti perkataan wanita itu. Beberapa saat setelah itu wanita itu datang kembali, dan memberikan sebuah obat yang untuk pertolongan pertama setelah terluka, serta segelas air putih dan sebuah roti. "ini silahkan dimakan dan obati luka mu, juga tidak baik termenung saat berada dikeramaian. Aku pamit dulu, semoga kamu lekas sembuh" sembari ia memberikan kantong plastik yang berisi barang barang tersebut. Saat ia berdiri dan ingin pergi, pria itu menarik tangannya. Alangkah terkejutnya wanita tersebut, seketika ia langsung menarik tanganya, dan berkata "Astagfirullah, lebih baik memegang bara api, dari pada menyentuh seseorang yang bukan mukhrim, ALLAH akan murka".
Pria itu hanya melihat dan tertawa terbahak bahak, "ALLAH?.. tuhan ?, kenapa kamu percaya akan hal itu, semua itu hanya kebohongan, kalau mereka memang ada, dunia ini tidak akan berantakan seperti ini". Wanita itu heran dengan perkataan tidak masuk akal yg dilontarkan pria tersebut, wanita itu pun bertanya "kamu tidak percaya tuhan? Atau sepertinya kamu tidak memiliki tuhan".
"Tuhan? Hal pertama yang membuat kusadar dunia ini hancur, karna setiap orang memiliki tuhan yang berbeda, jadi apa bedanya seseorang yang memilih untuk tidak memiliki tuhan?, semua hal yang ada didunia ini pun kita dapatkan dengan usaha sendiri, dan kehilangan sesuatupun karna kesalahan kita sendiri." Ucap pria tersebut.
Wanita itu terdiam, dan berfikir seperti ada yang salah dengan pemikiran pria ini, hingga ia berkata "hmm, memang kita punya hak untuk tidak memiliki atau memilih, tapi kamu tau, sebuah robot juga tidak bisa memilih siapa penciptanya, dia juga tidak bisa menolak untuk diciptakan, kamu tau kenapa?, karna ia seorang mahluk yang harus menghamba pada penciptanya. Mungkin manusia memang diberikan hak saat dia hidup, tapi jangan lupa kalau kita juga memiliki kewajiban. Kewajiban untuk menghamba dan melindungi diri dari sesuatu hal yang membelengu. Kalau kamu tidak punya Tuhan, lantas pada siapa kamu akan mengadu?, mengadu pada manusia? Bahkan manusia itu sendiri memiliki banyak hal yang tidak bisa diselesaikannya. Kamu memang berusaha sendiri untuk hidup mu, tapi semua itu tidak akan terjadi tanpa ada yang mewujudkannya kan"
Pria itu hanya terpaku mendengar ucapan wanita tersebut, dia tidak pernah mendengar seseorang yang menjelaskan begitu lembut bahkan dengan seseorang yang sepertinya. Ia menatap lekat wanita itu, hingga hujan membuat mereka harus berpisah, wanita itu langsung berlari kearah keramaian untuk mengejar bis yang ada diseberang jalan, sebelum wanita itu pergi ia nya, dan bertanya "siapa nama mu?". "bilqis" jawab wanita itu dari kejauhan. Belum sempat ia memperkenalkan namanya sendiri, pria itu berkata pelan "nama ku chen"
YOU ARE READING
Menunggu Keputusan
RomantizmSeorang pria memiliki hak untuk memilih pendamping hidupnya, berbeda dengan seorang wanita yang memiliki keputusan untuk menerima serta menolak. Pria dan wanita tentu sangat berbeda, wanita ibarat sekumpulan kasih sayang serta kehangatan, sedangkan...