"Sa-sakiitt.." Jimin mengerang untuk yang kesekian kalinya hari ini. Kedua tangannya mengepal dan memukul-mukul dadanya, sementara air matanya terus meluncur turun—meyakinkan kalau Omega itu benar-benar menahan rasa sakitnya dengan sekuat tenaga.
Tubuhnya berguling ke kanan dan ke kiri. Napasnya tercekat seiring dengan gelombang panas yang silih berganti menghantam dirinya. Ini sudah hari ke tujuh ia menahan nafsu hewannya. Dikurung seorang diri dalam ruangan tertutup ditemani dengan geraman Alpha yang saling sahut menyahut di luar sana.
Hal yang paling dibencinya adalah saat masa heatnya tiba. Saat serigalanya merintih dan menggelepar meminta sentuhan Alpha. Serigalanya ingin penyatuan, ingin kawin. Dan kalau sudah begitu, Jimin akan meminta bantuan saudaranya. Meskipun saudaranya mau membantunya setengah hati, Jimin tidak peduli. Yang terpenting sekarang ia selamat. Aman.
Sebentar lagi masa heatnya juga akan selesai. Jadi, Jimin akan bertahan selama mungkin hingga gelombang panas itu berhenti mengganggu ketenangannya. Walaupun di bawah sana lubangnya sudah berkedut menyakitkan disertai cairan lubrikasi yang sudah turun membasahi hingga sprei kasur, Jimin akan tetap menahannya sekuat tenaga.
"H-Hhaa-" Mulutnya terbuka lebar dengan kedua paha yang terhimpit menyakitkan. Kedua tangannya berusaha menyentuh tubuhnya sendiri demi mengurangi rasa sakit yang semakin menjadi. Jimin mendesah terputus. Tubuhnya mengejang beberapa kali setelah dirasa ia mencapai klimaks walau hanya sentuhan ringan dari jari telunjuknya di titik sensitifnya.
"Uu-umhh~" Matanya yang sayu terbuka-menampilkan bola mata berwarna biru laut yang begitu menenangkan. Air matanya kembali turun merasakan raungan serigalanya yang membutuhkan Alphanya.
Ya.
Alphanya.
Jeon Jungkook.
Masa heatnya terasa dua kali lebih menyakitkan setelah ia berhasil bertemu dengan Alphanya. "Hmmh" Jimin menggeru tenang hanya karena membayangkan Alphanya yang begitu tampan.
Mereka tidak sengaja bertemu ketika kawanannya pergi menyeberangi perbatasan wilayah. Kala itu, Jungkook berdiri begitu gagah ditemani Beta dan penjaga-penjaga kepercayaannya. Pemimpin Pack Dark Moon itu memberi salam perpisahan. Selain itu, alasan lain dia berada di sana karena ingin mengecek kawanan Silver benar-benar pergi tanpa ada sesuatu yang bisa mengancam wilayahnya lagi.
Jimin adalah Omega yang berjalan paling terakhir. Kedua tangannya diikat dan para Beta berada disekitarnya karena saat berpindah, Omega itu tengah mengalami masa heat. Kawanan Alpha sudah terlebih dulu pergi demi keselamatan bersama.
Dan tentu saja, saat Jungkook sibuk mendengarkan penjelasan Namjoon, aroma wangi yang begitu semerbak mengusik penciumannya. Kepalanya menoleh liar mencoba mencari asal aroma tersebut dan langsung mematung begitu matanya yang sudah berwarna merah, menemukan si bunga yang sedang ditarik paksa oleh seorang Beta.
Jimin begitu memuja Jungkook. Ia menatap meminta tolong pada Alpha itu-seakan tidak rela dijauhkan dari pasangan hidupnya. Mungkin ini bisa dikatakan sebagai pertemuan awal mereka. Karena Jimin adalah Omega yang selalu terkurung di dalam rumah, dan tidak boleh pergi melebihi jarak yang sudah ditentukan ayahnya.
Pertama kali melihat Jungkook, Jimin begitu terpesona. Serigalanya bahkan berputar-putar saking senangnya melihat pasangan hidupnya. Jungkook begitu gagah, tampan dan penuh karisma. Rasanya Alpha itu terlalu sempurna untuk disandingkan dengan Omega pendiam yang bahkan dikucilkan oleh keluarganya sendiri.
Mata mereka beradu pandang meski dalam jarak yang jauh. Merah gelap, bertemu dengan biru laut. Begitu menenangkan dan rasanya segala amarah Jungkook hangus tergantikan dengan rasa tenang yang entah kenapa begitu ia dambakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fated Pair
Hombres LoboJungkook yang tenang, mendadak gelisah setelah bertemu Jimin. Tidak pernah ia merasa sangat membutuhkan seperti sekarang ini. Dan untuk pertama kalinya, Jungkook berbeda pendapat dengan serigalanya hanya karena seorang Omega