1

162 12 53
                                    

"Seperti orang yang kehilangan arah
Linglung dan bagaikan orang bodoh
Aku benar-benar bodoh!
Terlalu bodoh untuk mencintai orang yang tak akan mungkin mencintaiku.
Terlalu bodoh untuk mencintai seseorang yang telah menyayangi sahabatku sendiri
Dan aku terluka, terluka untuk melihat mereka bahagia
Betapa jahatnya aku, aku tidak tega melihat mereka jika berpisah, namun lagi-lagi aku harus merelakan hatiku terluka.

Bodoh!!!
Jujur saja aku tak menginginkan nya!  Aku membenci perasaan ini!
Perasaan yang telah membuat hariku hancur, karna perasaan ini aku bagai orang bodoh
Siapa saja tolong aku! Aku membenci perasaan ini.
Mengapa aku membiarkannya tumbuh?
Mengapa aku masih menyimpannya?
Sudah gila, setiap hari aku menulis kata-kata yang tak jelas di selembar kertas. Dan lebih gilanya lagi aku menangis
Huhhhh dasar payah!!!"

Sudah kedua kali Aska membacanya, sebuah selembar kertas kotor dan lecek yang ia temukan disebelah tempat sampah didepan kelas beberapa saat lalu, yang menarik perhatiannya ialah tulisan latin dikertas itu.
Seseorang telah membuangnya.

Meski kertas itu sudah lecek dan kotor namun tidak mengurangi keindahan tulisan itu.
"Tulisan yang Indah" ucapnya.
Azka menolah noleh,tak ada seorang pun.
S

emua kelas sudah bubar hanya tinggal anak organisasi osis yang masih tersisa, karena memang hari ini adalah jadwal rutin rapat mingguan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

06:00pmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang