Motorcycle

94 0 0
                                    


Cane sampai di rumah milik Vinales. Rumahnya amat megah dan luas.

"uhm, masuklah."

Cane memasuki rumah itu. Ia mengekor saja pada Vinales bak anak ayam yang mengikuti induknya.

"Woah! Rumahmu bagus!" puji Cane. Vinales tersenyum. "Terimakasih."

Semuanya tampak putih dan bersih. Cane menyukainya. Dibelakang rumah terdapat taman luas yang dikelilingi tembok yang tinggi.

"Wah tamanmu luas Mack! Aku suka!" Cane dan Vinales berhenti sesaat memandangi halaman belakang Vinales. "Ya, soalnya aku pake taman ini buat ngadain pesta," Cane menoleh ke arah Vinales. Menghujaminya dengan tatapan kagum. Sedangkan Vianles membalas tatapan Cane dengan tatapan sayang.

Mereka terus berjalan menjelajahi rumah Vinales. Bola mata Cane sempat hampir keluar ketika melihat ruangan di bagian samping rumah yang memanjang dari depan hingga belakang. Bagaimana tidak jika ruangan tersebut penuh dengan koleksi motor-motor mewah.

"Ini semua koleksi motor-motorku."

"Semua? Serius? Banyak banget."

Cane menatapi koleksi motor Vinales satu per satu. Ia bahkan menyentuh benda-benda itu dengan hati-hati. Takut jika ia bisa merusaknya.

Lelah dengan tour yang diberikan oleh pemilik rumah, merekapun memutuskan untuk duduk. Cane duduk di samping Marquez. Sedangkan Kiara entah kenapa memilih duduk di belakang Vinales. Ia menyandarkan tangannya di kursi Vinales. Mereka mengoblrol dengan jarak yang lumayan dekat.

Cane melirik Marquez sekilas. Dadanya berdebar kencang. Ia dapat melihat Marquez memberinya tatapan yang entahlah ia sendiri tidak tau. Tapi yang pasti tatapan itu sangat meneduhkan hati. Membuat dirinya trenyuh. Jantungnya menggila ketika ia terus memikirkannya. Sesuatu yang menggelitik serasa menjalari perutnya. Ia merasa tersipu dan merasa malu. Saat itu juga ia merasa dirinya berharga. Dan Cane senang akan hal itu. Pipi Cane semakin memanas. Ia merasa gerah. Oh Tuhan Marc benar-benar manis dan menggemaskan.

Cane kemudian berdiri dan mendekati Vinales. Ia bahkan tak sungkan duduk di samping Vinales. Dan anehnya Kiara tidak menunjukan jika ia cemburu. Ia justru memandang Cane dengan tatapan sayang. Seperti tatapan yang Vinales berikan padanya. Semacam tatapan yang gemas akan adik kecil mereka. Cane tidak mempermasalahkannya karena ia memang menganggap Maverick sebagai kakak. Bahkan tidak jarang Cane bersikap manja bahkan merajuk pada Vianles.

"Kau mengadakan pesta apa di halamanmu?" Cane mulai berbasa-basi. Ia sedikit mengerucutkan bibirnya sehingga Vinales dan Kiara tertawa.

"Pesta apapun. Semua pesta," Cane merasa kurang puas dengan jawaban yang ia dengar. Penasaran semakin mengambil alih dirinya.

"Seperti?" Cane mendekatkan wajahnya ke Vinales, menggoda untuk meminta jawaban lebih. Vinales sendiri hanya tertawa.

"Seperti kau tau? Pesta ulang tahun, pesta kemenangan, dan beberapa pesta saat aku ingin berpesta."

Cane tercengang mendengarnya. Yah, setidaknya rasa penasarannya terobati. Tapi mengadakan pesta saat kau ingin pesta? Seriously? Dirinya bahkan tidak mengadakan pesta ulang tahunnya dan orang lain mengadakan pesta ketika mereka ingin. Cane dan Vinales kemudian terlarut dalam percakapan. Kiara juga bergabung.

Bermenit-menit berlalu. Cane melirik jam yang ada di dinding. Pukul 19.45 tepat. Sial! Cane harus segera pulang. Ia memiliki janji pada seseorang pada pukul 20.00. Tapi bagaimana cara ia pulang? Cane bahkan tidak membawa kendaraan atau bahkan uang saat datang ke rumah Vinales. Marc! Ia ingat Marquez membawa motor dan beberapa hari lalu ia sempat meminjamkan motornya. Cane mencari keberadaan Marquez namun nihil. Ia pasti pergi saat Cane asyik mengobrol.

MotorcycleWhere stories live. Discover now