Sehun yang sampe rumah langsung nyari keberadaan Yoona. Dia bener-bener murka atas apa yang udah terjadi di sekolah tadi. Dia dipermalukan. Disuruh berjemur dilapangan dan jadi bahan omongan satu sekolah. Sungguh memalukan.
"Bik, pembantu baru itu mana?" Tanya Sehun pada bik Inem yang lagi nyiram bunga di teras rumahnya.
"Yoona? Oh dia lagi jemur pakaian, den." Langsung kan tuh si Sehuh cus nyamperin dia.
Bener aja, ternyata si Yoona lagi serius jemur pakaian, dibawah teriknya matahari.
Sehun ngelempar botol tupperware warna kuning miliknya dan tepat mengenai kepala Yoona. Teriak kan tuh dia karena kesakitan.
Yoona nengok ke belakang, ketika tau ada Sehun dia langsung bungkuk hormat. "Ada yang bisa saya bantu, den?"
"Lo sengaja cari masalah sama gue?"
Yoona geleng-geleng pala, "Maksud den Sehun apa ya? Cari masalah? Saya mana berani, den."
Sehun nunjuk-nunjuk muka Yoona dengan emosi. "Lo tau, gara gara lo gak masukin buku ekonomi gue, gue harus berdiri di tengah lapangan yang panasnya minta ampun."
"Ma–maaf, den. Saya salah." Yoona terus terusan nunduk. Gak berani natap mata Sehun yang lagi murka itu.
"Maaf kata lo? Gak segampang itu."
"Tolong, den. Maafkan kesalahan saya." Yoona gamau cuma karna hal sepele ini dia akan dipecat nantinya.
"Lo mau gue maafin? Ikut gue." Sehun jalan ke arah dapur, Yoona mengekor di belakang.
Mereka akhirnya berhenti pas udah sampe di dapur. Sehun buka tudung saji, terus ngambil tiga sendok nasi dan ditaroh di piring.
Terus dari dalam tasnya dia ngambil sesuatu. Ternyata itu boncabe level 30. Ditaburin dah tu kan boncabe ke nasinya.
Dia nyodorin piring itu ke Yoona. "Nih abisin."
Anjir. Bisa-bisa mencret gue ini mah -ya
"Sa–saya gakbisa makan pedes, den." Dalih Yoona.
Tapi Sehun gapeduli. Dia cuma mau balas dendam ke Yoona. Itu aja.
"Habisin. Ini tuh gak setimpal sama apa yang udah lo lakuin ke gue. Lo udah buat harga diri gue turun!"
Sebenarnya Yoona mengakui dirinya salah. Tapi dia gak suka sama hukuman yang Sehun kasi itu. Terlebih lagi karena dia gabisa makan pedes. Mana levelnya 30 lagi. Bayangin aja.
"Makan atau lo gue pecat." Ancamnya.
Secepat kilat Yoona menyambar piring itu. "Baik, den. Saya akan makan sekarang juga."
Duduk si Yoona di meja makan, Sehun nemenin di sampingnya. Dia harus mastiin kalo Yoona ngabisin itu semua.
Sesuap demi sesuap Yoona makan. Sampe bibirnya berubah jontor karena kepedesan. Muka Yoona juga memerah. Tapi Yoona terus makan sampe piring itu bersih, seperti apa yang Sehuh perintahkan.
Sementara itu Sehun merasa puas ketika melihat Yoona tersiksa kayak gitu.
Tinggal seperempat lagi, Yoona udah gak kuat lagi. Perutnya udah mules maksimal. Dia akhirnya nyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lakuna | yoonhun
Cerita Pendek+nonbaku +receh? insyaallah Lakuna; artinya ruang kosong atau kekosongan. Kekosongan di hati Sehun yang selama ini dirasakannya, mendadak terisi kembali oleh sosok Yoona- yang merupakan pembantu dirumahnya. Sosok itu telah berhasil mencuri perhatian...