7. Teman?

318 20 0
                                    

Aku membuka kedua mataku, bayang-bayang kejadian kemarin terus menghatui pikiranku, bagaimana tidak? Aku melihat sosok mayat perempuan terjatuh di tengah kolam renang rumahku aku berteriak histeris namun mereka semua mengagap aku berhalusinasi, tidak aku yakin itu bukan halusinasiku.

Aku kembali memejamkan kedua mataku saat sosok mayat itu terus menempel dipikiranku,wajah pucat dengan tumbuh yang sudah membiru, mengapa hanya aku yang melihatnya?  Entahlah aku hanya berharap kedepannya aku tidak disebut orang gila.

Hari ini sekolah diliburkan karena para guru sedang mengadakan rapat tahunan, handphoneku tiba-tiba bergetar tidak biasanya, siapa yang akan menelponku di pagi hari begini.

"halo" ucapku pada seseorang diseberang sana.

"Tugas kelompok mat disuruh ulang" orang diseberang sana langsung mengutarakan maksudnya dan tentu dengan suara datarnya.

"Loh kok bisa? Kan udah dikerjain baik-baik" gimana ceritanya tugas kelompok yang aku buat bener-bener di ulang? Dimana salahnya coba,lagian selama ini tugas matematika ku tidak pernah mengulang.

"Bisa lah, kamu kali ngerjain gak benar" aku sangat tersinggung dengan perkataannya itu.

"Enak aja, lagian ya yang kerjain itu tugas cuma aku,kamu ngapain cuma diem dan kalau diminta pendapat cuma iyaiya doang" ucapku tak terima, enak saja dia menyalahkanku.

"Terus kapan ngulangnya? " ucapnya yang tidak bernada sedikitpun, datar.

"Apa ngulang? Aku masih gak percaya"

"Kamu kira aku bohong hah? Yaudah biarin kita kehukum"

"Eh.. Jangan gitu dong, yaudah kapan?"

"Sekarang, aku kesana" ucapnya sambil mematikan telpon secara sepihak, dasar menyebalkan.

---------------------------------------------------------

"Sejak kapan kamu tinggal disini? " sudah 30 menit yang lalu Gavin tiba dirumahku, dan dia benar-benar kepo tidak seperti disekolah disini dia sangat menyebalkan nanya ini nanya itu huft...

"Sejak lahir!" ini pertanyaan kesekian kalinya yang terus bertanya tentang rumah ini.

"Santai kali, gak ada masalah disini? " matanya melirik kesana kemari seperti sedang menilai.

"Memang kenapa? " aku mulai curiga dengan si Gavin ini.

"Ya rumah ini kayak aneh gitu" aku dibuat bingung dengan olehnya.

"Maksud kamu? " aku memperbaiki posisi dudukku yang kini berhadapan dengannya.

"Jujur ya, aku ngerasa ada yang merhatiin kita deh" jangan bilang dia bisa "melihat" juga.

"Kamu bisa liat juga? "

"Belum liat baru ngerasa aja" tiba-tiba ekspersinya berubah seperti sedang melihat sesuatu dibelakangku.

"Zee.. Kamu kenal? " ucapnya sambil menunjuk sesuatu di belakangku.

"Siapa? " saat aku membalikkan wajahku ternyata Liza berada tepat di belakangku, ia menampakkan ekspresi kesalnya.

"Liza.. " Gavin langsung menatapku penuh tanya.

"Nanti ku jelaskan" Gavin hanya mengangguk dan tetap menatap kebelakangku.

"Katanya mau buat kerja kelompok? Jadi gak sih" aku mencoba mengalihkan pembicaraan tidak mungkinkan aku membicarakan Liza di depan "orangnya" langsung.

"Emm... Sebenernya aku udah buat tinggal minta pendapat aja" Gavin mengeluarkan tugas kelompok kami dan setelah ku lihat hanya ada sedikit perubahan.

"Perubahannya dikit ya? "

"iya.. "

"Kok kamu beda banget ya sama di sekolah? " Gavin langsung mengangkat kepalanya yang tadi menunduk.

"Hehehe ada sesuatu yang kalian gak tau tentang aku" ucapnya sambil kembali menunduk.

"Kamu aneh deh di sekolah kayak gak punya temen gitu, padahal kan banyak yang mau temenan sama kamu tapi kamunya kayak nuntup diri gitu" aku terus memperhatikan gerak geriknya.

"Aku gak gampang percaya sama orang Zee, ini aja pertama kalinya aku ngomong sepanjang lebar ini sama teman" oh ternyata itu yang bikin dia pendiam.

"Jadi kamu udah anggap aku temen kamu? " aku terseyum saat ia menatap kedua mataku.

"Aku rasa iya" ucapnya sambil membalas terseyum yang baru pertama kali aku lihat.

Sejak saat itu aku mulai berteman dengan Gavin.

--------------------------------------------------------

Beberapa hari kemudian aku dan Gavin sedang duduk di kursi taman sekolah.

"Oh ya kamu belum cerita tentang orang yang aku lihat di rumahmu" sambil bersandar di kursi taman.

"Oh Liza, aku mulai melihatnya semenjak beberapa bulan lalu dan semenjak itu banyak masalah yang aku dapat" dan aku menceritakan semuanya secara rinci.

"Terus sekarang mama mu gimana?"
Gavin terlihat perihatin dengan nasib ku.

"Ya gitu, Mama gak pernah dekat dengan aku lagi" tatapanku mulai sendu.

"Gimana kalau kita kerjasama untuk cari tau kira-kira kenapa Liza mengusik keluargamu" aku mulai tertarik dengan pembicaraan ini.

"Caranya? "

Tbc
Kira-kira Gavin punya rencana apa yaa??

Hai.. Maaf slow update kamarin aku sakit jadi gak bisa up deh makasi yg udh mau baca sampai chap ini thank you so much guys💕💕💕💕💕💕

WELCOME TO MY SCARY HOME(TAMAT✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang