#6

815 129 4
                                    

Seokmin membolak balik badannya untuk kesekian kalinya. Ia tidak bisa tidur. Sama sekali. Badannya sakit semua karena ia harus tidur dilantai,  tepatnya di tanah. Sedangkan Mingyu, dia tidur di sebuah kasur sendiri. Kata sang pemilik tempat tidur, badan Mingyu besar dan dia harus tidur sendiri. Sedangkan dirinya sekarang harus tidur dengan Jihoon.

Ia bahkan tidar berani membuka matanya meski ia berulang kali membolak balik badannya. Alasannya adalah, Ia takut melihat wajah Jihoon yang meskipun imut namun ternyata sangat galak.

Jihoon sendiripun hanya menutupi seluruh badannya bahkan wajahnya. Namun dirinya masih saja takut jika tiba-tiba Jihoon menurunkan selimutnya. Jadi menutup mata adalah hal terbaik.

Seokmin merasakan pergerakan disebelahnya. Sepertinya Jihoon beranjak dari selimutnya. Ia tidak tahu apakah telinganya ini salah dengar atau tidak,tapi sekarang ia mendengar Suara isakan.

Seokmin akhirnya membuka mata dengan pelan dan kecil saja jadi ia seperti masih menutup matanya. Yang membuat dirinya kaget adalah, Jihoon berlutut di samping tempat tidur dimana Mingyu tidur dan dia menangis. Ia tidak melihat wajahnya, tapi bahunya yang bergetar sangat hebat menandakan bahwa Jihoon menangis. Satu tangannya ia gunakan untuk menutup mulutnya dan satu tangan lagi ingin menyentuh wajah Mingyu. Namun sebelum tangannya menyentuh wajah Mingyu, Mingyu sudah menggeliat dan itu membuat Jihoon menarik tangannya dan berdiri dari sana. Ia segera berjalan keluar.

Seokmin masih bingung dengan apa yang terjadi. Apakah mereka saling mengenal? Kenapa Jihoon menangis? Haruskah ia nembangunkan Mingyu?

Seokmin terduduk dan menatap Mingyu yang masih tidur dengan nyenyak. Sepertinya Mingyu tidak tidur dengan cukup selama ini. Jadi Seokmin membiarkan Mingyu untuk tidur sebentar lagi dan kemudian berjalan pelan untuk mengintip apa yang dilakukan Jihoon pagi-pagi begini.

Ia melihat Jihoon turun dari tali dengan cepat dan berlari memasuki hutan. Seokmin akhirnya turun dan mengikuti Jihoon. Ia berusaha sebisa mungkin untuk tidak membuat Jihoon sadar dengan keberadaannya. Kalau ia sadar, bisa-bisa ia habis tanpa sempat menemui ayah ibunya lagi.

Setelah berlari dengan cukup jauh, Seokmin melihat Jihoon bersimpuh disebuah undakan. Undakan dengan bunga-bunga kecil diatasnya. Ditambah dengan matahari yang mulai bangun dan memancarkan cahayanya.  Seokmin segera bersembunyi disalah satu pohon. Ia melihat Jihoon kembali terisak, namun sekarang ia membiarkan tangisannya menjadi keras.

"Jun-ah, dia sangat mirip denganmu, bagaimana ini? Aku harus bagaimana?" tanya Jihoon sambil memeluk undakan tanah itu. Sekarang Seokmin yakin bahwa undakan itu adalah sebuah kuburan. Jihoon masih menangis, dan setelah sekian lama, tangisannya pun mereda. Namun ia masih memeluk kuburan itu.

"Kau tahu, kemarin aku diserang olehnya. Tapi aku malah merasakan kehangatan, bahkan kehangatannya sama seperti perlakuanmu dulu kepadaku. Apakah ini karena aku, jadi dia tidak bisa membunuhku?" meski pelan, tapi Seokmin bisa mendengar ucapan Jihoon dengan jelas. Ia yakin sekali yang Jihoon bicarakan sekarang adalah Mingyu. Memangnya ada hubungan apa Jihoon dengan Mingyu?

"Jun-ah, kenapa kau cepat sekali pergi,sih? Kau bahkan tidak melihatnya tumbuh besar,dasar bodoh. Tapi aku mencintaimu." Ucap Jihoon sambil mengelus tanah itu.

"Tapi...Hari ini aku akan berpisah dengannya. Dia Akan pergi dari sini. Bersama dengan seorang pria. Sepertinya Mingyu mencintai pria itu. Dia bahkan membentakku kemarin." Ucap Jihoon yang membuat Seokmin kaget. Ia tidak sengaja menginjak ranting yang ada dibelakangnya. Jihoon langsung mengangkat kepalanya dan menatap kesekelilingnya sampai ia melihat seseorang dengan baju putih kotor yang sedang mengibas-ibaskan tangannya.

"Kau...mendengar semuanya?" tanya Jihoon pelan. Seokmin hanya mengangguk kaku. Ia tahu bahwa ia akan mati hari ini. Dasar ranting bodoh!

Hening diantara mereka. Seokmin perlahan mendekati Jihoon. Menurutnya itu tidak sopan jika berbicara dengan orang lain dengan jarak jauh. Jihoon pun sepertinya tidak berkebaratan.

The Distance (Seokgyu/Gyuseok) CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang