1: Pertemuan

7.7K 667 7
                                    

"Aku tak tahu bertemu denganmu adalah sebuah keberuntungan atau mala petaka." - Lalisa Fredella


Author POV

HARI ini merupakan hari pertama sekolah setelah libur kenaikan kelas. Tak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, suasana sekolah ini tetap sama tak ada yang berbeda, hanya ada satu yang berbeda yaitu wajah baru para adik kelas.

Seorang siswi berjalan santai di koridor sekolahnya, dia adalah Lalisa Fredella banyak orang memanggilnya Lisa, mungkin agar lebih mudah. Lisa sekarang duduk kelas 11 di SMA Flamingo School, sekolah elit dimana hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk ke sekolah ini. Ayahnya adalah seorang CEO diperusahaan ternama dan dia juga menjadi donatur di sekolah Lisa, sedangkan ibunya memiliki usaha butik. Kehidupannya sangat berkecukupan, orang tua yang selalu ada, teman-teman yang setia dan prestasi yang selalu didapatnya membuat kehidupannya terbilang hampir sempurna. Namun sayang ia tak memiliki kekasih jangankan kekasih untuk seukuran anak se usianya yang memiliki banyak teman Lisa malah tak memiliki banyak teman, ia hanya memiliki tiga orang teman. Ia tidak pandai untuk bersosialisasi, hidupnya hanya berdiam di kelas dengan buku tebal. Berbeda dengan ketiga temannya yang terbilang famous.

Sekarang ia sedang berjalan menuju mading untuk melihat di kelas mana ia ditempatkan. Ia selalu berharap dapat sekelas bersama para sahabatnya, karna kalau tidak maka akan sulit untuknya beradaptasi dengan lingkungan baru.

Koridor sekolah mulai ramai, banyak orang berkumpul di depan mading sambil bersorak. Ada yang bersorak senang ada pula yang bersorak kesal. Lisa mempercepat laju jalannya. Dan sekarang dia sudah berada di depan mading bersama sekumpulan orang itu. Terlalu banyak kumpulan orang itu membuatnya tak bisa melihat isi mading.

Hingga tiba-tiba seseorang menepuk bahunya, membuat Lisa harus berbalik dan mundur lebih belakang mencari orang itu. Tapi ia hanya menemukan seorang siswa pria yang tidak dikenalnya.

"Lo yang menepuk gue?" Tanya Lisa dengan nada sopan. Sedangkan dia hanya mengangguk kecil dengan wajah arogant nya.

"Ada apa?" Tanyanya lagi, tapi bukannya menjawab pertanyaan Lisa, dia malah bertanya nama Lisa. Walaupun dengan raut wajah bingung tapi Lisa tetap menjawab pertanyaanya.

"Nama gue Lalisa Fredella." Jawab Lisa lalu dia berlalu membelah kerumunan siswa yang berada di hadapan mading. Bingung dengan apa yang di lakukan orang itu Lisa lebih memilih untuk menunggu orang itu ditempatnya sekarang.

"Lo masuk kelas 11 IPA 2." Ucapnya yang tanpa Lisa sadari dia sudah berada di depannya.

"Hah? Ah iya makasih." Raut heran dari Lisa tidak bisa hilang begitu saja, ia bingung mau berkata apa yang jelas tadi itu Lisa sudah seperti orang oon. Dia hanya mengangguk lalu pergi tanpa mengucapkan satu katapun.

Bodo amat dengan pria tadi, Lisa melangkahkan kakinya ke kelas 11 IPA 2. Kelasnya masih sepi hanya ada beberapa anak. Dan Lisa memilih duduk di bangku sebelah kiri barisan ketiga, jadi tidak terlalu depan tidak juga terlalu belakang.

Sekarang jam sudah menunjukan pukul 7 tepat, dan kelas sudah mulai ramai. Tapi bangku sebelah Lisa masih kosong, ia memikirkan dikelas mana ketiga sahabatnya berada. Baru saja ia memikirkan mereka, Rose datang dan duduk di sebelahnya.

Roseanna Arabella, banyak orang memanggilnya Rose. Anak turunan korea-indo ini merupakan salah satu dari ketiga sahabat Lisa, orang yang terbilang famous ini memiliki banyak followers di akun instagramnya. Anak dari eskul cheers ini memiliki suara yang merdu.

"Lah lo masuk kelas sini?" Tanya Lisa pada Rose yang sedang mengatur nafasnya yang tersendat.

"Hu'uh, tapi sayang Jennie sama Jisoo ga sekelas. Mereka dikelas sebelah." Jelas Rose yang membuatnya mengangguk mengerti.

"Tumben lo telat?" Tanya Lisa sambil mengeluarkan buku kosong.

"Gue di suruh nungguin si Jennie boker dulu. Mana lama lagi tuh orang bokernya, hampir aja kita telat." Jawab Rose sambil mempoutkan bibirnya, membuat Lisa terkekeh mendengar penjelasan Rose.

Rose dan Jennie memang bertetangga jadi setiap sekolah mereka selalu barengan, kadang Rose yang nebeng sama Jennie atau sebaliknya.

"Lo tau ga kalo si Jennie sama Jisoo sekelas sama Jungkook and the geng?" Sorak Rose tertahan.

"Jungkook siapa?" Tanya Lisa bingung, kalian tau kan kalau Lisa jarang keluar kelas. Jadi ia kurang update seputar keadaan sekolah ini.

"Itu loh Jungkook anak kepala yayasan." Jelas Rose dan Lisa hanya mengangguk walaupun sebenarnya ia tidak tau siapa orang yang Rose maksud.

"Emangnya kenapa?"

"Kayanya kelas mereka bakal jadi kelas ter-the best tahun ini." Ucap Rose berbarengan dengan masuknya wali kelas mereka. Dan pembicaraan mereka terpaksa harus terhenti.

🔘🔘

Jam menunjukan pukul 10.00 itu artinya sudah memasuki waktu istirahat. Seperti biasanya Lisa hanya terdiam di kelas. Sedangkan Rose? Dia sudah berada di kantin dengan kedua sahabat Lisa yang lain.

Mereka sudah tau kebiasaan Lisa yang satu ini. Mau bagaimanapun mereka membujuknya dengan keras Lisa pasti akan menolak ajak para sahabatnya untuk menginjakan kaki ke kanti. Ia selalu beralasan kalau dia membawa bekal dari rumah. Selama satu tahun Lisa bersekolah disini, Lisa tak pernah ke kantin. Bukannya ia tidak tahu letak kantin, tapi ia akan lebih senang menghabiskan waktu di kelas bersama buku-bukunya dan bekal yang diberikan ibunya.

Lisa menikmati bekalnya sambil membaca buku kimia yang tebalnya sekitar 430 halaman. Kalau ia membacanya di depan Jennie sudah dipastikan Jennie akan marah dan menceramahi Lisa habis-habisan. Dia bilang kalau dia phobia dengan buku-buku tebal, aneh memang sahabat Lisa yang satu itu.

Terdengar suara gaduh dari luar, dan Lisa sudah bisa menebak kalau biang dari kegaduhan itu adalah ketiga sahabatnya. Dan benar saja mereka memasuki kelas dengan plastik makanan di kedua tangan mereka.

"Lisa masukin bukunya sebelum gue gatel-gatel!" Jerit Jennie saat melihat ada buku tebal di atas meja. Dan dengan cepat Lisa memasukannya ke kolong meja

Jennie Abigail, dia merupakan sahabat Lisa yang paling famous secara dia adalah ketua cheers, siapa yang tidak mengenal dia? Parasnya yang cantik juga merupakan mantan dari ketua eskul basket. Taeyong.

"Lo ngapain sih baca buku tebel kaya gitu? Kaya ga ada buku lain aja, aneh." Tanya Jennie sambil duduk di depan Lisa.

"Lo yang aneh phobia kok sama buku tebel kaga elit benget lo." Balas Lisa membuat Jennie mengeluarkan cengirannya.

"Lagian ya Lis, lo tuh udah pinter ngapain coba masih baca buku tebel? Kan masih ada buku yang tipis-tipis gitu." Ucap Jisoo yang diangguki oleh Jennie dengan maksud bahwa dia setuju dengan ucapan Jisoo.

Jisoo Fidelya, sahabat Lisa yang satu ini selalu menjadi tempat curhat mereka. Dia orang yang paling bisa dipercaya. Dan kalau bercerita pada Jisoo, ia selalu memberi pencerahan beda halnya dengan kedua sahabat Lisa yang lain.

"Kalo yang tipis itu kurang lengkap." Jawab Lisa sambil memakan bekalnya.

"Emang lo kuat ya baca buku tebel gitu?" Tanya Jennie penasaran.

"Lisa mah kuat emang lo, suruh analisis novel yang tebelnya 120 aja udah ngeluh." Itu bukan Lisa yang menjawab, tapi Rose yang sedang asik memainkan ponselnya.

"Yey ngaca dodol, siapa yang disuruh baca cerita satu halaman terus ngeluh matanya minus?" Balas Jennie sewot pada Rose membuat Lisa dan Jisoo terkekeh, sedangkan Rose menpoutkan bibirnya.

"Udah-udah kalian ga denger bel emang? Udah masuk tuh." Ucap Lisa memberitahu kedua sahabatnya yang berbeda kelas dengannya itu. Jisoo dan Jennie pun bangkit dari duduknya. Dan beranjak meninggalkan kelas Lisa.

"Lis pulangnya bareng ya." Ucap Jisoo sebelum dirinya dan Jennie menghilang dibalik pintu kelas.


⚪⚪⚪
Tbc..
Vomment yapp

I Call It Love [L.K]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang