Ada yg BT nunggu gerombolan pere rempong mutusin mau nonton apaan sampe lebih dua jam 😆😂😂😂
Jaka POV
Akhirnya hanya tinggal kami berdua di mobil ini dalam perjalanan pulang, setelah perdebatan panjang seperti saat kami berangkat pagi tadi, mereka akhirnya pulang dengan memesan mobil online karena Mitha tidak ingin mengantarkan mereka satu persatu ke rumah mereka masing-masing.
Aku bernafas lega dengan keputusan Mitha, kalau tidak, aku harus mengantarkan mereka dengan urutan Vivi, Jenny lalu Puput, atau Jenny, Vivi lalu Puput, atau, Puput, Jenny lalu Vivi, atau.... Gak bakalan kelar sampai terdengar ayam jantan berkokok lagi kalau menunggu mereka berdebat siapa yang harus duluan di antarkan.
Aku melirik Mitha yang duduk di bangku depan, pandangannya menatap keluar jendela sedari tadi sejak mobil ini keluar dari mall.
Tersenyum tipis karena Mitha yang mau duduk di depan, tidak di bangku belakang, entah dirinya sadar atau tidak karena selama aku menyupiri Mitha, perempuan ini tidak pernah sekalipun dirinya duduk di depan.
Ya baru pagi tadi dan sekarang ini.
"Nyalain radionya ya Miss, sepi" Kataku memecah keheningan.
Mitha menoleh sekilas ke samping kanan, tapi tidak melihat ke arahku, lalu kembali menatap keluar jendela.
Dirinya tidak menjawab tidak juga mengangguk memberi persetujuan.
Aku mengurungkan niatku untuk menyalakan radio.
Biar sajalah diam-diaman seperti ini, toh aku sudah terbiasa.
Kira-kira semenit berlalu, jalanan Jakarta macet di malam Minggu ini, sehingga membuat mobil ini bergerak sangat pelan dan terkadang berhenti lama.
Tangan Mitha kulihat memencet tombol radio.
"Kenapa gak jadi nyalain radionya? You gak tau cara ngidupin radio mobil ini?" Tanyanya dengan nada suara merendahkan ku.
Aku yang tadi bertumpu tangan memegang daguku di atas setir mobil karena mobil berhenti, menoleh ke arahnya.
Lebih baik diam daripada menjawab perkataannya yang selalu sinis kepadaku.
Mitha mendengus pelan, pandangannya kembali menatap luar jendela, sepertinya melihat keluar jendela yang gelap lebih baik daripada melihat ke arahku.
Alunan lagu lawas milik Pearl Jam, Last Kiss mengalun.
Mobil bergerak pelan.
Aku mengetuk jariku di atas kemudi mengikuti alunan lagu yang terdengar. Berusaha untuk santai.
Pearl Jam sangat bisa membuat lagu yang liriknya sedih tapi bisa di dengar enak seperti bukan lagu ballad.
Oh, where oh where can my baby be?
The Lord took her away from me
She's gone to heaven, so I got to be good
So I can see my baby when I leave this world.Aku bersenandung pelan.
Tiba-tiba Mitha mematikan radio nya.
Aku menoleh ke arahnya dengan alis bertaut.
"Suara you jelek, bikin lagunya gak enak di dengar" Katanya tanpa memandang ke arahku.
Aku menghela nafas.
Serba salah.
Jalanan masih macet panjang, mungkin bakal sampai di apartment satu setengah jam lagi, kalau aku tidak ingat sedang menjalankan tugas ku ini, sudah dari tadi aku pasti meninggalkan mobil ini beserta isi-isinya, meninggalkan perempuan yang kembali bersikap songong ini dan pulang dengan memesan ojol.

KAMU SEDANG MEMBACA
don't tease my bodyguard
HumorBEBERAPA PART SAYA HAPUS UTK KEPENTINGAN PENERBITAN Warning for +21 only Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca Happy reading 6/1/18 - 9/2/18