24. pertemuan

3.6K 281 37
                                    

Raya menatap lekat jendela balkon kamarnya yang berkabut. Salju turun seolah berlomba dengan waktu. Sepi masih setia menemani. Sang pembawa ceria sudah lenyap tanpa jejak. Tinggal raya sendiri.

Dia seharusnya bahagia. Hidup bebas dan menikmati apa saja yang ia temui. Raya pikir dengan berada disini akan membuatnya lebih baik.

Tetapi kenyataan hidupnya selalu saja tak sesuai harapan.

Kehamilannya membuat raya semakin rapuh. Sedih yang ia rasa membuatnya nelangsa.

Kalau saja ia menikah sewajarnya. Dengan pria yang ia cinta dan mencintainya pasti semua tidak akan seperti ini.

Mana yang orang bilang, bahwa pilihan orang tua adalah yang terbaik bagi anaknya?

Nyatanya semua itu bulshit belaka.

Mondy menginjak harga dirinya dan kehormatannya.

Kenapa juga mondy menikahinya jika hanya untuk menyakitinya seperti ini?

Memberikan raya pilihan sulit setelah ia merampas segalanya.

Ia meninggalkannya dan menitipkan anaknya di rahim raya? Memangnya siapa dirinya?

Air mata raya turun dengan deras.!

Mungkin kemarin, raya tidak mempermasalahkan semuanya. Ada Leon yang bisa menghibur raya.

Tetapi setelah hampir seminggu Leon pergi, raya menjadi kesepian.

Raya tidak tahu harus berbuat apa. Yang ia lakukan hanya berdiam di kamar sembari menatap salju yang berjatuhan.

"Aku benci kamu kak!! Aku membencimu!!" Raya menangis dan berteriak. Tanganya memukul mukul perutnya yang mulai membuncit.

"Aku benci kamu!! Kenapa kamu buat aku seperti ini!!"

"Aku benci kamu!"

Raya terus memukuli perutnya seolah tak sudi darah daging mondy berada di tubuhnya.

Raya kalab. Ia menangis meraung merutuki nasibnya.

Ia tak sekuat itu. Kesepian dan kesendirian membuatnya rapuh. Ia jatuh. Ia tidak sanggup menanggung semuanya sendirian.

"Aku membencimu...." Pukulan raya di perutnya mulai melemah.

Wanita itu merebahkan dirinya di atas ranjang. meraba dingin yang selalu menemani.

Hanya air mata yang menemaninya. Ia benci semua yang berbau mondy. Semuanya!

Raya memeluk tubuhnya sendiri ketika lagi lagi dingin menyelimuti.

.

Mondy terbangun dan langsung duduk setelah beberapa menit yang lalu tertidur di atas meja kerjanya.

Beberapa hari belakangan ini ia merasa mudah lelah dan juga sakit sakitan.

Setiap pagi mondy harus bolak balik ke kamar mandi karena merasa mual dan muntah.

Dan sekarang ia tertidur saat jam kerja.

Mondy menutup wajahnya dengan kedua telapak tanganya.

Dahinya berkeringat setelah mimpi buruk yang ia alami.

Mondy merasa melihat seorang anak kecil yang terus mengulurkan tangan padanya. Merengek meminta mondy menggendongnya dan memeluknya.

Mondy mencoba meraihnya tangan mungil itu namun perlahan anak itu menjauh masih dengan tangisnya.

Mondy terus berlari namun yang ia temui hanya hitam di mana mana.

"Astagfirullah aku kenapa ya Allah?' mondy menyisir rambutnya.

Aku Cinta Kamu  (ramonstory)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang