Sebelum membaca sebaiknya kasih bintang dipojok kiri bawah dulu ya.
***
Dian POV
Dijodohkan. Satu kata yang bikin moodku hancur sehancur-hancurnya! Setelah pulang sekolah tadi, bukannya disambut dengan minuman atau makanan, tapi nyokap malah ngasih kabar buruk. Katanya aku akan dinikahkan dengan anak temannya.
So bad.
Kalau cuman dijodohkan atau didekatkan aku masih bisa mentoleransi, tapi kalau dinikahkan sepertinya aku tidak bisa menerimanya begitu saja.
Aku masih kelas XII dan masa depan ku masih panjang. Sebagai anak remaja biasa, aku jelas memiliki banyak impian besar untuk kehidupanku. Tapi dengan pernikahan gila ini, mungkin saja dapat menghancurkan semua mimpi yang telah ku susun sejak dulu.
Buat menolak pun rasanya tidak mungkin, mengingat bokap yang memiliki sifat keras. Aku hanya diam ketika ibu mengatakan 'hal itu'
Aku memejamkan mataku untuk membuang semua pikiran negatif tentang pernikahan ini. Membayangkan kalau cowok yang akan dijodohkan denganku.. tampan dan sempurna.
***
"Woi! Bangun." teriakan seseorang membangunkanku yang tengah tertidur, terlalu berpikiran membuatku ketiduran sampai malam.
"Apaan dah berisik banget." ucapku menepis tangan Becca. Rebecca Alexia Julian, dia adikku satu-satunya yang memiliki kepribdian ganda.
Ya, kepribadian ganda. Kalau saat ada orang tak dikenal dia akan menunjukan sifat sok imut dan sopannya, tapi saat bersamaku dia akan berubah menjadi Dora yang banyak omong dan tidak tau sopan santun.
"Dibawah ada calon suami lo tuh, cepetan siap-siap." mendengar ucapannya membuatku membulatkan mataku. Calon suami??
"Apa??" Pekikku langsung terduduk. "Iya anjir! Ganteng banget tau ga?! Kalo lo gamau biar kasih gw aja, ikhlas gw sumpah ga boong"
"Se-seriusan?" Gagapku.
"Iya serius dia ganteng banget!"
"Bukan bukan, maksud gw.. serius lo mau gantiin posisi gw buat nikah sama dia?." Ucapku membeo.
Plakk!
"Aww setan!." Dengan ringannya Becca melayangkan tangannya kekepalaku.
"Lagian lo apaan dah, gw masih smp juga. Lo kan udah jadi tante tante, pantes aja dikawinin."
Plakkk!
"Aduh gila!" Tanganku juga tak kalah ringan untuk melayang kekepala begonya°-°
"Gw masih muda anjay, masih cantik mulus perawan polos" ucapku cepat membuatnya tertawa keras.
"Serah dah serah, jablay ya jablay aja wakakkaakak." ucapnya sambil lari keluar kamarku. Sialan.
Aku memutuskan untuk mandi daripada kena ceramah nyokap. Tanganku gemetar mengingat kalau ada cowok yang akan dinikahkan denganku ada dibawah.
"Ganteng pasti ganteng. Intinya ganteng. Bismillah ganteng. Gamau tau ganteng pokoknya." Gumamku menyakinkan diriku kalau semuanya akan baik-baik saja.
***
Sekarang aku sudah berada didepan tangga, rasanya ragu melanjutkan langkahku untuk turun kebawah menemui cowok itu.
"Lo harus yakin, Dian! Cowoknya ganteng! Sebagai pejuang cogan lo harus berani turun." Ucapku sambil melangkah menuruni tangga.
Diruang tamu ada dua orang asing dipenglihatanku. Mataku membulat melihat pria tua yang tengah tersenyum padaku. Apakah dia? Ganteng sih tapi tua!.