"She's my wife/He's my husband." ujar Sejeong dan Daniel bersamaan.
"Sejak kapan?" tanya Chungha yang masih tidak percaya dengam apa yang didengarnya barusan.
"Udah hampir setahun, Sayang." jawab Sejeong.
"Kok nggak bilang gue sih?"
"Waktu itu gue udah ngirim undangan ke apartement lo. Gue juga udah telepon tapi nggak lo jawab, Chung."
"Ya ampun, Jeong gue lupa ngabarin kalo lulus kuliah gue pindah apartement dan hp gue juga ilang pas pindahan gara-gara orang ini. Ini aja kemaren kontak lo dikasih Bang Minhyun." terang Chungha sambil menunjuk Seongwoo yang kini berada di sampingnya.
"Iya, gapapa kok Chungha Sayang." Jawab Sejeong sambil merangkul sahabatnya sejak SMA itu.
"Niel, sekarang lo yang jelasin ke gue." ucap Seongwoo.
"Kan gue udah ngasih undangan sama telepon juga, Bang. Tapi katanya lo ga bisa dateng soalnya ada business trip ke Jepang." jelas Daniel.
"Oh iya ya gue lupa, maaf." kata Seongwoo sambil cengengesan dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Ini kan Chungha emang mau nginep sini. Lha Bang Seongwoo ngapain disini juga?" tanya Sejeong yang bingung akan keberadaan Seongwoo di depan rumahnya.
"Awalnya kan habis nganter Chungha gue mau ke tempat Daniel. Eh ternyata malah begini. Gue numpang nginep sini juga ya?"
"Yaudah yuk masuk." ajak Daniel.
Mereka berempat pun masuk ke rumah yang tidak terlalu besar namun tidak terlalu kecil itu. Rumah yang cukup pas untuk pasangan yang baru menikah seperti Sejeong dan Daniel. Seluruh dinding rumah dilapisi dengan cat berwarna putih kontras dengan perabot rumah yang sengaja dipilih berwarna-warni. Semua terlihat ceria dan penuh warna. Benar-benar menggambarkan karakter sang pemilik rumah.
"Meow." Suara seekor kucing mengalihkan perhatian keempat orang itu.
"Peter!" panggil Ong pada makhluk kecil berbulu kuning oren itu.
"Peter kasih salam sama Oom Seongwoo sana."
"Rooney mana?" tanya Ong sambil menggendong kucing kuning oren yang bernama Peter itu.
"Gatau lagi main sama anak tetangga paling." Jawab Daniel yang sudah hafal betul dengan kucing yang sudah dianggap menjadi bagian keluarga kecilnya dan Sejeong.
"Jeong, buruan punya anak gih. Masa anak kalian kucing sih." Canda Chungha sambil mengelus-elus kepala Peter yang sedang berada di gendongan Seongwoo.
"Apaan sih, Chung." Sejeong hanya bisa tertawa kecil karena merasa yang dikatakan Chungha ada benarnya juga.
"Kita tidur dimana nih?" tanya Seongwoo.
"Ya dikamar tamu lah." Jawan Daniel.
"Kan kamar tamunya cuma satu, Niel." Kata Sejeong mengingatkan.
"Wah, boleh juga tuh." celetuk Seongwoo.
"Heh, sembarangan aja lo." tukas Chungha sambil memukul lengan Seongwoo pelan.
"Pada ga bener nih. Udah Chungha sama aku aja, Niel sama Bang Seongwoo yang di kamar tamu." Ujar Sejeong.
"Siap, Bu Boss." Jawab Daniel sambil melakukan sikap hormat. Dari dulu sampai sekarang memang banyak tingkah lelaki yang bernama Kang Daniel ini. Tak heran dia bisa lengket dengan Seongwoo saat kuliah dulu, sama-sama banyak tingkah.
"Chungha ke kamar duluan aja beres-beres. Gue mau ngelanjutin masak. Oiya, kamar mandinya Cuma satu, disana. Jadi gentian ya." jelas Sejeong panjang lebar.
"Barengan ga boleh?" celetuk Seongwoo yang langsung dihadiahi pukulan di lengannya oleh Chungha, lebih keras dari yang tadi.
"Ampun, Chung. Udah sana lo duluan aja." Kata Seongwoo.
Chungha meletakkan barang-barangnya di kamar utama dan mengambil baju ganti serta peralatan mandinya, Chungha pun segera mandi. Setelah Chungha selesai, Seongwoo bergegas mandi setelah mendapat pinjaman baju dari Daniel. Chungha pun membantu Sejeong menata makanan di meja makan. Beberapa menit kemudian, Seongwoo selesai mandi dan mereka berempat makan malam bersama.
"Niel, haus nih." ujar Seongwoo setelah mereka selesai makan malam dan membereskan peralatan makan mereka. Chungha dan Sejeong menatap Seongwoo bingung karena ia baru saja meminum habis air putih yang ada di gelasnya.
"Siap. Kumpul di atas sana." Jawab Daniel. Seongwoo pun segera menaiki tangga menuju lantai atas rumah Daniel. Sejeong dan Chungha yang masih tidak paham hanya mengikuti dibelakang Seongwoo.
Beberapa saat kemudian Daniel menyusul ke lantai atas rumahnya yang sudah dihias seperti rooftop cafe dengan satu set meja kursi serta tanaman-tanaman berbunga dalam pot milik sejeong. Daniel tidak datang dengan tangan kosong. Ia membawa dua buah kantong plastik penuh yang masing-masing berisi cemilan dan beberapa kaleng bir.
"Ternyata ini toh." Ujar Sejeong.
"Mulai deh kebiasaan dari zaman kuliah." Kata Chungha.
Daniel menata cemilan dan kaleng bir di meja. Tanpa diberi aba-aba mereka berempat duduk mengelilingi meja dan mengambil cemilan dan sekaleng bir masing-masing.
"Gue jadi nostalgia zaman kuliah kita bertiga sering begini kalo ada yang dapet nilai jelek." Daniel membuka pembicaraan.
"Dan gue selalu jadi pawang kalian." Kata Chungha sambil membuka sebungkus kripik kentang.
"Eh, dulu kalian kok bisa putus sih? Padahal kan 7 tahun itu nggak bentar." Ujar Sejeong yang membuat Chungha dan Seongwoo saling berpandangan.
🚗🚗🚗
Iya, 7 tahun
Nyesek ga sih?Btw, di media ada visualisasi rumah daniel sejeong
Jangan lupa vote & comment ❤