Lena mengusap sudut bibirnya menggunakan serbet bersih. Gadis berusia duapuluh dua tahun itu baru saja melahap habis seporsi roti panggang dengan kacang polong panggang dan alpukat di lapisan paling atas. Tak lupa segelas jus jeruk sebagai penutup.
Lena memutuskan untuk tinggal di sebuah rumah yang berada tak jauh dari sebuah pine forest. Ia meminta izin pada ayahnya sebelum bisa tinggal di sana. Ayahnya, Chase Wieler, sebelumnya tidak mampu memberikan izin. Namun setelah Lena mati-matian membela dirinya yang ia anggap sudah mandiri, baru lah Chase mengizinkannya dengan syarat, paman dan bibi Lena yang tinggak tak jauh dari sana, akan mengunjunginya dengan jadwal rutin untuk melakukan pemeriksaan.
Lena akan bangun tidur ketika ia menghendakinya. Ia akan mandi ketika ia rasa sudah waktunya. Pada kenyataannya, Lena selalu menolak untuk mandi dua kali sehari. Karena ia akan berkata pada dirinya sendiri bahwa ia masih terlihat segar. Tidak hanya itu, cuaca yang semakin dingin di hutan itu berada di urutan kedua daftar alasannya.
Di pagi yang cerah itu, ponsel Lena berdering. Ia meraba-raba mencari posisi ponselnya. Tak lama, ia berbicara, "Halo?"
"Elena, ini Ayah."
"Ya, aku tahu."
"Hey, Nak... hm, ada yang ingin Ayah beritahukan padamu." Ucap Ayahnya sedikit gugup.
"Katakan saja, Ayah."
"Sebelumnya, apa kau sudah sarapan?"
"Ayah, ayolah."
"Baiklah... hm, sebenarnya empat atau lima hari lalu Ayah ke sana-"
"Ke tempatku?" Elena sedikit kaget mendengar ucapan Chase.
"Y-ya, Ayah memeriksa keadaan sekitar. Ayah pergi dengan Mr. Cole."
"Lalu?"
"Dan... ya, Ayah rasa kau butuh pengawalan dan pengawasan. Jangan marah, Lena."
"Aku baik-baik saja, Ayah. Jangan lakukan itu. Bibi dan Paman sudah sangat membantu." Elena mencoba meyakinkan Chase.
"Ayah sangat khawatir... Ayah tahu enam bulan ini, semuanya berjalan lancar. Tapi-"
"Oh tidak, Ayah! Aku harus menjemur pakaianku. Dah-" Elena hendak menutup teleponnya.
Namun Chase segera menyambarnya, "Tunggu! Dia akan datang siang ini. Semoga dia bisa menjagamu dengan baik, Elena Reese Wieler."
"Dia?" Lena menyugar rambut pendeknya seraya menggeleng pelan.
"Dia orang yang dapat dipercaya, Lena. Jadi, jangan terlalu gelisah."
KAMU SEDANG MEMBACA
DUST IN THE WIND
Romance🐾Completed🐾 Aku pikir, aku hanya perlu menutup mataku ketika aku ingin merasakan hadirmu. Tapi ini berbeda, betapa sulitnya itu dilakukan. Semuanya tak lagi terasa sama.