" Karna pertemuan kita sudah ditakdirkan oleh Tuhan."
AlfyxDara
" Dara Maharani, ini sudah yang ke dua belas kalinya kamu telat dalam bulan ini. Apa kamu tidak punya jam, hah?"
Seorang pria berkepala botak tampak tengah memarahi salah satu siswi di lapangan. Pria itu berkacak pinggang dan beberapa kali menggelengkan kepala. Nampak sudah bosan memarahi murid di depannya ini.
Cewek yang dipanggil Dara itu hanya menunduk, menatap ujung sepatu kets-nya. Tidak berniat membalas ocehan pria itu. Ia menunduk seolah merasa bersalah karna telat (lagi) hari ini.
" Jawab saya, Dara!"
Nada bicara pria botak itu naik satu oktaf. Sedangkan lawan bicaranya hanya diam. Menunduk sambil memperhatikan ujung sepatunya seolah ujung sepatu itu lebih penting dari orang di depannya.
" Kan kalo lagi dimarahin nggak boleh jawab, pak." Dara menjawab. Ia pun akhirnya mengangkat kepala, tidak lagi memperhatikan ujung sepatu. Ia sedikit mendongak karna orang yang ia panggil 'pak' itu lebih tinggi darinya.
" Nge-jawab terus kamu! Kalau lagi dimarahin tu denger!" ucap pria botak itu lagi.
Dara menggerutu kesal dalam hati. Selalu serba salah kalau sudah berhubungan dengan Pak Rusli yang merupakan guru BK di sekolahnya.
'ni orang mau nya apa sih?' Dara membatin.
" Kamu saya hukum beresin gudang! Sapu, kemudian pel lantainya. Cepat kerjakan!" perintah pria botak itu final. Dara pun mengangguk sebagai respon.
Dara berjalan santai ke belakang sekolah dimana gudang—tempat ia melaksanakan hukuman untuk kesekian kalinya—berada. Ia berjalan santai sambil sesekali bersiul seolah hidupnya damai tanpa beban. Ia masih berjalan santai sampai—
"CEPET KE GUDANG, DARA MAHARANI!!" -- suara Pak Rusli –menginterupsi langkahnya. Dara kemudian berlari dari pada harus mendengar teriakan maut Pak Rusli lagi.
Di sepanjang koridor yang Dara lewati, tidak ada satupun siswa siswi yang keluar kelas. Sudah jam delapan kurang, dan itu artinya kegiatan belajar mengajar sudah dimulai dan Dara terpaksa bolos karna harus melaksanakan hukumannya. Tentu saja agar Pak Rusli tidak mengoceh padanya. Lagipula, membolos bukan hal baru bagi Dara.
Dara Maharani, gadis manis yang berperilaku tidak semanis wajahnya. Selalu datang terlambat, suka bolos serta terkadang berkelahi. Semua perilaku yang seharusnya tidak ia lakukan karna ia perempuan.
Dara sudah sampai di depan pintu gudang. Ia kemudian mengetuk pintu dan terkekeh sesaat. Ia bodoh, untuk apa mengetuk pintu yang di dalamnya sudah pasti tidak ada orang.
" ahh.. faster dong byy..." Dara menyipitkan matanya. Ia seperti mendengar... ehmm desahan? Tapi masa sepagi ini sudah ada yang berbuat cabul di gudang? Lagipula ini sekolah bukan tempat berbuat mesum.
Dara kemudian mendekatkan telinganya ke pintu gudang. Ia tidak mau salah duga. Bisa saja ia salah dengar kan?
" hmpph... ahhh.." Dara lagi-lagi mendengar suara menjijikan itu. Kali ini ia yakin ia tidak salah dengar. Walaupun bukan rahasia lagi ada yang sering bermain di gudang, tapi ini pertama kalinya Dara mendengar langsung. Ia pikir itu hanya gosip belaka.
Dara kemudian menyeringai. Terlintas satu ide licik di otaknya. Gadis bermanik mata hitam legam itu kemudian membuka sedikit pintu sehingga memberikan ia celah. Orang-orang didalam sana sepertinya tidak tau Dara membuka pintu, terlalu asyik bermain maybe?
Setelah membuat sedikit celah, Dara kemudian mengeluarkan ponsel miliknya dan mulai menyalakan kamera.Berniat merekam aksi tidak patut dua siswa siswi di dalam sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucha || END ✅
Ficção AdolescenteHighest rank #22 in quotes [210119] *** Berawal dari pertemuan di depan gudang yang tidak disengaja. Alfy dan Dara terus terjebak pada pertemuan-pertemuan selanjutnya. Mereka terjebak drama yang mengharuskan Alfy berperan sebagai pacar Dara dalam w...