CIVIL WARS 2 : AKHIR

34 16 0
                                    

Perang batu kerikil pun terjadi, dan menimbulkan kerusakan yang lebih parah dari pertikaian tadi. Kaca jendela sekolah, dan korban benjol tak luput dari amukan si batu tersebut, termasuk gue juga salah satu korbannya. Batu itu melesat tepat di kening gue, ketika gue mencoba menemui mereka. Akibatnya, amarah gue tak bisa gue tahan, dan akhirnya, gue terjun ke pertempuran itu.

Secara membabi buta, gue melempar batu ke lawan. Hingga mereka melihat gue seperti orang tak waras, namun, walau gue disangka tak waras, lemparan gue mengenai titik- titik vital mereka, yang membuat mereka jatuh tak berdaya. Benturan antara dua bulatan kembar lunak, dengan bulatan besar tak rata, dan memiliki berat yang jauh lebih besar dari kedua bulatan itu, menjadikan kedua bulatan kembar itu geser dari tempat yang semestinya (IYKWIM).
Dengan lemparan gue itu tadi, beberapa orang mengalami kelumpuhan akibat terjangan lemparan batu dari gue, kaki mereka melipat, dan mereka duduk dengan posisi sujud taubat.

"Apaan gayanya itu udah kayak orang gak waras" ejekan mereka ke gue

"Hyattt..... (bidikan tak wajar)" Teriak gue melempar batu tanpa croshair

(SFX) Bukkk,,,.... Prak,,,,...

"Aaaaaakkka... akkka aduu....h sa... kiit" sambil terbata- bata megang titit

"hahaha rasain lo emang enak" Tertawa megangin perut

Akibat lemparan gue, musuh menjadi ciut nyalinya menghadapi kubu sekolah gue. beberapa dari mereka terbirit- birit, dan mulai kabur dari TKP. Walaupun lemparan gue berhasil memukul mundur sebagian dari musuh, namun, itu belum cukup, masih ada para professional killer yang menanti di baris belakang menunggu untuk gilirannya. Tak selang beberapa lama ketika kubu gue mengangkat kepala mereka, dan merasa memenangkan pertikaian ini, musuh yang bersembunyi akhirnya menampakkan diri, mereka muncul dari tempat sepeda, siap mengepung kami, dan menghujani kami dengan batu.

Seperti sekawanan burung ababil yang membawa kerikil panas mereka tak henti- henti menghujani kami dengan batu hingga akhirnya kami pun mundur untuk berlindung di balik pohon, dan di teras kelas.

"Tio gimana nih ?!" Bentak gue

"Anjirr gimana- gimana gue gak tahu lah" Menutup kuping

Semakin lama gue, dan kawan- kawan gue sembunyi semakin lama pula mereka menekan kami dengan lemparan batu, seperti tak ada habisnya amunisi yang mereka punya. Tiba- tiba ada seseorang yang nekat menernjang hujan batu tersebut

"HYaaaaa..." Teriakan keras

"gue rasa, kayak pernah denger suara ini" Megangin kepala sambil mikir

"Maju.. Kawan jangan takut dengan mereka !!!!!" Kata Putra sambil membawa tutup tempat sampah sebagai tameng.

Dengan gagah berani, Putra maju menghadang setiap lemparan batu mereka, seperti captain amerika, dan mereka semua menjadikan Putra sasaran utama. Lalu tiba- tiba salah seorang temen gue yaitu Kosa, memanfaatkan peluang ini untuk menyerang musuh paling depan seperti hulk.

"AAAAaaaaa!!!!" Berlari sekuat tenaga dengan posisi membungkuk mirip banteng.

(SFX)Bugh...kkk.... (Musuh jatuh tersungkur)

"Aduh,.,. Sakitnya..." Megangin perut seakan- akan seperti cewek yang lagi dapet. Musuh menyadari Kosa dan salah seorang dari mereka akan melesatkan lemparan batu kepadanya namun tiba- tiba sebuah bom kapur dilemparkan ke orang itu hingga dia tidak bisa melihat. Lantas Kosapun menyruduk orang itu hingga tersungkur.

"Ayoo siapa lagi yang mau maju !!!!" Berteriak sambil memukul-mukul tanah

Dari kejauhan, gue melihat seseorang memakai topeng kertas berada di kelas, dengan membawa banyak bom kapur di tangannya. Gue rasa orang itu yang melempar bom kapur untuk menyelamatkan Kosa. Lalu orang itu masuk ke medan pertempuran sambil melempar bom kapur yang menyebabkan musuh menjadi buta sesaat, seperti halnya iron man. Tak selang beberapa lama, melesat sebuah sapu terbang nenek sihir mengenai beberapa musuh, yang membuat mereka jatuh karena kaget.

Setelah mata mereka dibuat buta, dan ada sesuatu yang menyentuh tubuh mereka secara brutal. Dari kejauhan, ternyata yang melemparkan sapu itu adalah Anwar, ia berada di kamar mandi dari tadi, dan telah selesai dengan urusannya. Dia kemudian menghampiri sapu tersebut, dan mengambilnya, lalu menggunakannya sebagai senjata seperti thor yang baru saja melempar palu saktinya. Dengan adanya avenger jadi- jadian di kubu gue, keadaanpun berbalik. Musuh menyadari kekuatan kubu gue sudah kembali, mereka menjadi gemetaran karena sedikit demi sedikit jumlah mereka berkurang.

Kemenangan telak pun berpihak pada kubu gue, karena musuh pun memutuskan untuk menyerah. Setelah itu sebuah bunyi keras dari loudspeaker yang menandakan waktu pulang sekolah, dan kemudian beberapa guru sudah mulai keluar dari aula. Menyadari hal itu, kawanan gue, serta kawanan musuh meninggalkan tempat kejadian perkara, sambil mengambil tas yang berada di dalam kelas. Keesokan harinya, guru- guru mengumpulkan kami semua yang terlibat kejadian itu, lalu menghukum kami untuk berdiri di depan tiang bendera sambil hormat dengan posisi sikap sempurna.

LONJONG [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang