Kejar kejaran

69 1 1
                                    

Pagi ini di sebuah rumah bertingkat satu, terlihat ada seorang anak berusia delapan tahun bosan menunggu di ruang makan. Lalu ada seorang gadis yang nampak berusia delapan belas tahun mengelap rambutnya menggunakan handuk. Sepertinya ia baru saja kramas.

Lalu anak berumur delapan tahun yang melihat gadis itu langsung tersenyum ceria. Dia lalu menghampiri gadis itu yang sebenarnya adalah kakaknya.

"Kakak, ayo kita bermain!" Ucap anak itu. Lalu kakaknya berpikir sejenak.

"Hmm .. baiklah Baghas, bangunkan dulu Kak Zidane dan Kak Vita!" Ucap gadis yang dipanggil kakak oleh Baghas itu. Lalu secepat kilat, Baghas langsung masuk ke kamar kakaknya Vita yang berumur 13 tahun dan membangunkannya dengan berteriak. Dalam satu kedipan mata dia menerobos kamar kak Zidane yang berusia 23 tahun lalu membangunkannya juga.

Otomatis Zidane dan Vita terbangun dengan terpaksa karna teriakan Baghas. Vita langsung meminum susu di atas meja makan yang sudah disediakan Priyanka, kakak keduanya. Sementara Zidane saudara yang paling tua mengambil roti dan memakannya.

"Sekarang kita bisa main?" Tanya Baghas adik termuda dengan semangat. Tapi sepertinya kakaknya Priyanka memandang Baghas dengan tatapan 'nanti' yang membuat Baghas mengerucutkan bibirnya. Padahal kakak kakaknya masih sarapan, tapi dia mau main sekarang juga.

"Makan dulu Baghas, nanti waktu main kecapean lho." Kata Vita menyuruh Baghas makan. Baghas hanya cemberut lalu memakan roti sandwitch dan susu coklat di atas meja makan.

"Jangan begitu Baghas, nanti kakak janji kali ini mainannya kamu yang nentuin." Ucap Zidane menghibur Baghas walau Baghas masih cemberut.

Tak lama kemudian, keempat kakak beradik itu selesai makan dan keluar dari rumah untuk mulai bermain. Tampaknya Baghas sangat senang dan bahagia. Hal itu terlihat dari wajahnya yang berseri seri.

"Jadi kita mau bermain apa?" Tanya Zidane pada Baghas yang sedang berpikir. Lalu Baghas menjentikan jarinya seraya berkata.

"Kejar kejaran?" Usul Baghas, lalu ketiga kakak Baghas tampak mengeluh kesah.

"Oh tidak apapun asal jangan itu." Keluh Vita yang disetujui oleh Priyanka.

"Aku sudah janji untuk menuruti Baghas, jadi mau bagaimana lagi?" Zidane menyerah. Harusnya dia tidak mau menuruti Baghas tadi. Lalu Baghas berpikir sejenak.

"Baiklah, bagaimana kalau kalian yang mengejarku? Kali ini hanya aku yang dikejar. Aku tidak terima penolakan!" Teriak Baghas merajuk. Tapi kakaknya malah senang karna mereka bertiga menjadi tim pengejarnya. Pasti melelahkan kalau mengejar Baghas sendirian.

"Baiklah, aku punya peraturan yang harus kalian dengar, jadi .." sebelum Priyanka menyelesaikan kata katanya, Baghas berlari secepat kilat. Bagahs memang memiliki kekuatan untuk berlari secepat kilat. Melihat Baghas berlari secepat kilat, Vita langsung menghilang dan diam diam ingin mencari Baghas. Zidane juga langsung terbang mencari Baghas, dan Priyanka hanya angkat tangan lalu ia menggunakan kekuatanya yaitu bdrtleportasi ketempat Baghas.

Saat Priyanka berhasil berteleportasi, dia berhasil berada di depan Baghas. Tapi Baghas yang kaget menjadi berlari bertambah cepat lagi. Priyanka kembali berteleportasi dan tak disangka, vita yang bersembunyi berhasil menangkap Baghas. Vita pun memenangkan permainan ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 24, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Power of Brother and SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang