Cause we're two kids.
Trying to start a fight.
No matter where we go.
I know we'll be alright.
All I'm asking for.
Is a little patience, please.
Cause I know what's to come.
And it's coming for you and me.
~Niall Horan - You And Me ~***
Arsya membanting tubuhnya keatas tempat tidur. Memejamkan mata. Merasakan sejuknya Air Conditioner yang menerpa kulitnya.
Arsya pun membuka matanya. Bangkit dari tempat tidur dan mengganti seragam sekolahnya dengan baju rumahan.
Saat ia ingin keluar kamar, ia mendengar suara pintu rumah dibuka.
Tidak mungkin Ibunya pulang jam segini. Ibunya sudah bilang akan pulang setelah adzan magrib. Ayahnya? Lebih tidak mungkin lagi karena Ayahnya sedang berada diluar Kota. Lalu siapa? Jangan-jangan maling???
Arsya langsung menutup pintu kamarnya dan menguncinya dari dalam. Ia mengedarkan pandangannya kepenjuru kamarnya, mencari benda yang bisa ia gunakan untuk melindunginya dari penjahat.
Katakan ia ceroboh. Ia lupa mengunci pintu rumahnya tadi. Biasanya jika ia dirumah sendiri, tidak ada apa-apa. Namun sekarang? Ada seseorang yang tidak ia ketahui siapa masuk ke dalam rumahnya.
Arsya berjalan kesudut kamarnya, mengambil pemukul golf. Tidak. Arsya tidak bisa bermain golf. Itu milik Ayahnya. Ia sengaja mengambilnya satu untuk berjaga-jaga jika terjadi sesuatu. Seperti sekarang ini.
Terdengar suara langkah kaki yang mendekat kearah kamar Arsya. Arsya langsung berjalan kebelakang pintu. Membuka kuncinya, membiarkan jika orang tersebut masuk kedalam kamarnya, Arsya sudah bersiap-siap untuk memukulnya.
Gagang pintu kamar Arsya pun bergerak. Arsya sudah siap pada posisinya. Berdiri disamping pintu, siap memukul siapa saja yang berniat masuk. Saat pintu terbuka dan orang tersebut masuk kedalam kamarnya, dengan membabi buta Arsya memukul orang tersebut.
"KYA!" Teriak Arsya sambil memukul orang tersebut.
"Arsya ini Harries!" Ucap orang tersebut sambil melindungi tubuhnya dari pukulan Arsya.
Mendengar suara yang familiar tersebut, Arsya langsung menghentikan aksinya.
"Harries?" Tanya Arsya.
Arsya langsung menurunkan pemukul golf dan mundur beberapa langkah.
"Ngapain lu kesini? Udah gak ngucap salam. Gak punya mulut ya?!" Cecar Arsya. Ia memegangi dadanya yang berdegup kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
GOODBYE
FanfictionSemua berubah secepat kedipan mata. Semua yang tadinya Indah berubah menjadi petaka. Semua yang ia miliki perlahan-lahan pergi. Sahabat, keluarga bahkan kekasihnya. Kehidupan yang ia jalani sangatlah berat, seakan-akan tuhan memberikan ujian hidup y...