Satu pukulan keras tepat mendarat di perut Rezi.
"Rasain lo Rezi hahaha" Kekeh Arfi.
"Lo ngapain sih Arfi? Kok tingkah lo kayak orang kesetanan gitu? Lebih tepatnya lo kayak orang gila, heran ya gue sama lo, bisa-bisanya lo ngelakuin hal yang sebodoh ini, bahkan orang gila aja mungkin ga kayak gini" pekik Fini sambil mengulurkan tangan untuk membantu bang Rezi.
"Lagian lo ngapain sih Arfi? Kok tiba-tiba lo datang ke gue, terus mukulin gue? Emangnya gue ada ngelakuin kesalahan ya? Sampai-sampai sebegitu marahnya lo sama gue?" lirih Bang Rezi sambil memegang perutnya yang sakit akibat tinjuan bang Arfi tadi.
Karena tak bisa lagi menahan emosinya yang sudah meluap-luap ibaratkan air panas yang mendidih akhirnya Arfi mengungkapkan apa yang ia rasakan.
"Lo tau kan zi, kalo gue suka sama Fini udah lama? Nah lo sengaja kan duduk disini sama fini sok akrab biar lo bisa PDKT-an sama Fini? Iya kan????!!!".
"Oh ternyata ini penyebab lo mukulin gue? Lo cemburu? Iya kan??? Dengerin gue ya Arfiyan Ramadhan, lo udah berapa lama sih deketnya sama gue? Lo sendiri kan tau kalau gue udah ada crush, jadi untungnya apa kalau gue 'nikung' lo? Tenang aja gue ga bakalan rebut Fini dari lo".
Arfi bungkam seribu bahasa sambil menatap Rezi dalam-dalam.
"Hmm maafin gue ya zi, gue tau gue salah, karena emosi gue jadi mukul lo, iya gue paham maksud lo, sekali lagi maaf ya".
"Iyaa gue maafin, yaudah ayo kita ke kelas, gue capekpengen tidur" tutur Rezi langsung saja ia pergi meninggalkan Fini dan juga teman-temannya .
"Gila lo Fin, gue ga nyangka banget ya lo bisa se emosi itu sama Bang Arfi" Salut Denisha sambil mengusap keringatnya dengan tissue.
"Iyanih fin, hebat kamu" sanjung Arika.
"Udah deh, jangan bahas kejadian yang tadi, ga penting, yaudah ayo ke kelas? Pasti sepi kan? aku mau istirahat nih, nyari suasana yang damai gitu" Thalisa mengngucek-ngucek matanya.
"Yaudahlah kalo itu yang kamu mau sih ayolah".
Fini berjalan paling depan disusul oleh Aku, Arika, Denisha, Thalisa.
"Fin, kamu yakin mau ke kelas? Kayaknya lebih baik kita di Pendopo itu aja deh, lebih terbuka" saranku sambil menunjuk kearah gazebo.
"Iyanih Fin, disitu aja ya enak sejukk hehe" sambung Arika.
"Yaudah deh, disitu aja" Sambung Fini.
Ketika mereka sedang asyik bercanda, tiba-tiba datang cewek dan 3 temannya.
"Guys, itu mereka siapa ya? Kok kayaknya mau jalan kearah sini?" aku menyipitkan mataku agar bisa melihat siapa sosok yang datang mendekat.
"Iya tuh, tapi itu kayaknya kakak kelas deh, tapi kenapa ya dia datang kesini?" tanya Thalisa penuh kebingungan.
"Di antara kalian berlima, mana yang namanya Fini Helena Anastasia?".
"Emangnya ada apa kak nyari Fini?" tanya Thalisa.
"Gapapa cuma pengen tau aja" jawabnya sambil melirik kami satu persatu.
"Dhita Verissa" tertulis di badge name nya.
"Saya kak? Ada apa ya?" Fini melihat Dhita lekat, sangat lekat.
"Ohh kamu ya, gini ya Fin, kayaknya belakangan ini kakak liat kamu lagi dekat sama Arfi ya? Cuma mau bilang aja kalau Arfi itu gebetan kakak, awas aja kamu tikung ya, awas aja lo" ancamnya kemudian pergi meninggalkan Fini dan teman-temannnya.
Keterangan :
Dhita Verissa itu kakak kelas kami yang songongnya minta ampun, setiap kali dia melirik juniornya kayak ngajak berantem, cantik engga, songong aja yang di besarin, serasa dia miss tercantik di sekolah, padahal masih banyak yang cantik dari dia, Dhita ini terlalu terobsesi sama Arfi,menurut kabar yang beredar waktu mereka kelas 10, mereka pernah jadian, dan sekarang udah putus. Mungkin dia belum bisa move on dari Arfi.
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Di Masa SMA
Teen FictionMemang benar bahwa setiap pertemuan akan ada perpisahan, setiap yang memiliki akan kehilangan , setiap persamaan akan ada perbedaan dan setiap yang diawali pasti akan ada akhirnya. Jika suatu hari nanti semua hal itu menimpa kita , harapanku kita...