"Kamu yang diam, buat ku khawatir."-Cornelia Azwari
-
Jujur, Lili sangat bingung dengan Sifat Marcel pagi ini. Sekelebat pertanyaan pun muncul di pikiran Lili. Tapi, tak ada niat Lili untuk bertanya. Karena Lili tidak mau membuat Marcel marah.
Selama diperjalanan, Lili tidak melihat Marcel yang tersenyum untuknya, Marcel yang protektif padanya, Marcel yang gombal padanya. Tapi, hanya ada Marcel yang diam membisu dengan sejuta tatapan sendunya. Membuat hati Lili khawatir. Baiklah, kali ini tekad Lili bulat untuk bertanya Pada Marcel.
"Marcel, aku mau nanya." Ucap Lili menghentikan langkahnya menuju kelas.
"Tanya apa?" ucap Marcel pelan.
"Kamu kenapa? Ada masalah? Cerita sama aku cel." Ucap Lili.
Marcel menggelengkan kepalanya.
"Kamu bohong cel. Aku tau, kamu lagi ada masalah."
"I'm fine honey." ucap Marcel mengeluarkan senyumnya sambil menangkup kepala Lili.
"Kamu, lagi gak bohongkan Cel?" ucap Lili meyakinkan.
"Nggak sayang. Yaudah kita kekelas ya. Aku takut kita telat dan dihukum nantinya. Aku gak mau kamu kecapean." ucap Marcel. Marcel menggenggam erat tangan Lili dan melanjutkan langkahnya lagi.
-
Bel masuk berbunyi, anak-anak dikelas Marcel pun mulai berdatangan dan duduk sesuai barisan. Tak lama kemudian, gurupun datang, masuk kekelas. Semua anak murid pun sibuk memperhatikan penjelasan guru Sejarah itu. Beda dengan Marcel, Marcel sibuk dengan pikirannya, pikirannya sedang kacau saat ini. Hingga ia memilih untuk bolos pelajaran dengan alibi pergi ke toilet.
"Bu izin ke toilet." ucap Marcel.
"Oh ya." Marcel pun mulai melewati deretan teman sekelasnya yang memperhatikan dirinya. Emang benar Marcel pergi ke toilet untuk mencuci mukanya. Tapi, setelah itu ia pergi ke belakang sekolah melewati kelasnya.
Belakang sekolah, dimana tempat itu sepi dan tidak ada yg berani datang ke tempat itu. Marcel duduk di tanah dan termenung memikirkan kejadian tadi pagi. Marcel menatap kosong pada pohon di depannya. Sambil tersenyum getir.
"Apa orang kaya gue gak pantes dapet kasih sayang dari kalian? Atau kalian yang gak pernah sayang sama gue?" lirih Marcel. Marcel Masih bengong dan kemudian ia mengingat satu nama yang sangat berarti baginya, nama itulah yang membuat Marcel tahan tinggal dirumah sialan itu.
"Kak Ara." lirih Marcel lagi. Ia segera pergi ke parkiran dan mengambil motornya lalu mulai mengendarai motornya dengan kecepatan 80 km/jam. Ia pergi ke suatu tempat, dan tak lupa ia membawa bunga matahari kesukaan kakak- nya itu.
Marcel pergi ke sebuah rumah kecil yang berada lumayan jauh dari sekolahnya itu. Marcel masuk ke Rumah kecil itu dan melihat sosok perempuan yang memakai baju kaos oblong dan celana bahan itu. Dan rambut yang di ikat asal. Ia adalah Suster Melinda.
"Pagi Mel." sapa Marcel
"Eh elo Marcel, udah lama lo gak kesini. Kemana aja lo?" ucap Melinda
KAMU SEDANG MEMBACA
Tempramental Boyfriend [COMPLETE]
Teen Fiction[Private di beberapa chapter. Jadi follow akun gua dulu sebelum menyimpan cerita ini di library?] Mepunyai pacar yang sangat over protektif, Posesif dan temprametal. memang sangat menyebalkan. But, dia itu orang nya penyayang, sesosok yang romantis...