1. Your Being and Its Identity

1 0 0
                                    

Di usia 55 tahun ini saya merasa kaya. Cita-cita masa kecil saya untuk menjadi wartawan tercapai dengan masuknya saya ke dunia media massa bahkan sebelum saya lulus kuliah. Saya tidak pandai bicara, tetapi saya memiliki kemampuan merangkai kata dan melihat bagus tidaknya pekerjaan orang lain. Beberapa orang mengatakan bahwa saya editor in blood. Kecermatan berbahasa ini menjadi kebiasaan untuk selalu cermat dalam segala hal. Bahwa segala sesuatu mempunyai standar. Dan standar yang saya pakai adalah yang pernah saya serap selama 19 tahun saya bekerja di suatu perusahaan media cetak:  dari cara berpakaian sampai produk majalah yang dihasilkan. 

Ketika saya mengelola sekolah, saya mendirikan sekolah yang "berkelas." Saya punya standpoint untuk segala hal: siapa target kami, dan apa yang harus dilakukan orang tua murid, anak dan guru. Kecermatan menjadi pegangan saya dalam bekerja, dan mendalami segala sesuatu yang kami jalani menjadi ritme saya. Saya tidak pernah lelah, saya selalu bersemangat, saya hantam semua masalah, saya tidak pernah takut, saya selalu berada di depan barisan. Saya kerap membayangkan diri saya seperti Joan of Arc: seorang pemimpin perempuan berkuda membawa pasukan. 

Akhirnya saya melihat ada batasan-batasan. Di tahun ini saya melihat sebagian rencana pencarian saya gagal karena berbenturan dengan langkah pengakuan resmi sekolah: akreditasi. Saya juga melihat tidak semua orang dapat mengikuti standar yang saya tetapkan. Dan saya melihat batasan terbesar adalah tubuh saya. Kerja keras, semangat tinggi, penggalian tiada henti menaikkan estrogen yang akhirnya mengundang makhluk-makhluk kecil di tubuh saya. 

Ini menjadi titik balik dalam hidup saya. Saya merasa memasuki tahap ketiga kehidupan baru. Tahap untuk mengenali diri saya lebih dalam. Selama ini saya menggali keluar, tetapi tidak menggali ke dalam. Tuhan menyayangi saya karena itu memberikan saya makhluk-makhluk kecil agar saya lebih pelan, lebih tenang .... Saya belajar aquarobics, yoga dan meditasi yang membuat saya lebih fokus dalam melakukan segala hal. h,

Saya tidak ingin seperti Joan of Arc yang mengakhiri perjuangannya dengan menjadi martir. Saya ingin kelebihan dan kekurangan saya menyatu menjadikan diri saya yang baru, diri saya yang inda

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 22, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

FPM ProgramWhere stories live. Discover now