1

7 1 0
                                    

"ANDRAAA" Teriak seorang gadis memanggil nama seseorang

"Lo ngapain sih kesini"

"Aku cuma mau kasih ini buat kamu. Aku tau kamu pasti belum makan." Ucap gadis itu sambil menyodorkan sekotak bekal ke laki laki itu

"Siapa bilang!!! Gw ngga laper. Gw udah makan."

"Kamu pasti lagi nikmatin barang haram itu kan!!

"Bukan urusan lu. Mendingan sekarang lu pergi... PERGII !!" ucap lelaki itu dengan emosi yang menggebu gebu. Gadis itu berlari dengan air mata yang telah membasahi pipi cubby nya. Andra selalu berfikir bahwa Gadis itu mengganggunya. Padahal ia tau bahwa gadis yang biasa dipanggil Riska itu adalah kekasihnya. Namun, ntah apa yang dipikirkannya, ia senang sekali membentak dan berprilaku kasar terhadap Riska.

Disisi lain

"Aku salah apa sih Ndra sama kamu. Kenapa kamu jahat ;( " terdengar suara isak tangis dari dalam toilet. Ya, itu adalah Riska. Setelah kejadian tadi, ia sangat sedih dan terpukul oleh perlakuan Andra terhadapnya tadi.
"Meskipun kamu jahat sama aku Ndra, tapi aku ngga akan nyerah. Kamu milik aku. Dan aku sayang kamu"

...

"Ndra, lu jangan bgitu lah. Diakan cwe lu, harusnya lu ngga kasar berlebihan sama dia. Kasihan" ucap Arnold ke pada Andra.

Arnold Leonard adalah sahabat Andra. Tanpa Andra sadari bahwa Arnold menaruh hati kepada kekasih yang tidak dicintainya  sejak kelas IIX. Ntahlah, apa yang Andra rasakan. yang pasti ia benci kepada Riska. Kalau Benci, kenapa dibilang Pacar?

"Udahlah nold, lu ngapain si belain dia? lu suka sama dia"

"Ya ngga. Gw cuma kesian ajh sama dia"

"Udahlah"

...

"Ndra, anterin aku pulang ya." Ucap Riska kepada andra saat jam sekolah telah berakhir dan waktunya untuk pulang.

"Ah. Ngapain sih. Lu bisa pulang sendiri kan" bentak andra kepada Riska dan membuat orang yg berada di sekitar mereka menoleh..

"Iywdh aku naik taksi ajh"

"Baguslah"

Riska hanya tersenyum mendengar kata kata Andra yang sebenarnya seperti tersayat oleh ribuan pisau berkarat. Tapi ia hanya tidak ingin Andranya merasa kerepotan. Apalagi karena dirinya

...

"Kamu udah pulang sayang" ucap seorang Ibu kepada anak perempuannya.

"Iya bun"

"Yaudah, kalau gitu kamu ganti baju terus makan ya nak"

"Oke bun" ucap sisi sambil mencium pipi kanan ibunya.

Lahir tanpa sosok seorang ayah bukanlah hal yang membanggakan. Bahkan sejak ia lahir, ia belum pernah melihat sosok ayah yang ia rindukan. Iya hanya punya Bunda yang selalu menjadi sosok ibu sekaligus ayah untuknya. Bekerja sendiri namun Ibunya merupakan wanita hebat. Ia memiliki perusahaan dan beberapa butik di Indonesia bahkan di luar Negeri. Sungguh wanita karier yang hebat, namun ia tidak pernah melupakan putrinya. Ia tidak mau menyibukan diri ke pekerjaannya. Tapi hanya satu, yaitu putri yang sangat dicintainya.

"Bun, nanti aku mau ke cafe, Andra mau ngeband disana" antusias Riska

"Kamu mau Bunda antar atau gimana"

"Tidak perlu bun, aku naik Taksi ajh"

"Yasudah, tapi ingat ya nak. Pulangnya jangan larut malam. Ok"

"Siap komandan" ucap gadis itu sambil membentuk sikap seperti sedang hormat

Bunda Nadin sudah tau tentang hubungan putinya dengan Andra. Tapi ia tidak pernah tau tentang perlakuan Andra terhadap Riska. Karena Riska tidak pernah memberitahu Bundanya. Ia tidak ingin Andra Kena marah Bundanya. Ia sayang Andranya..

CAFE FICTORIA

"Ndraa"

''....'' tidak ada balasan 

"Aku dateng mau nonton kamu loh"Antusias gadis itu saat berada disamping kekasih yang sangat dicintainya itu.

"suruh siapa? Gw ngga nyuruh!" ucap Andra yang sedang bersiap siap dan memeriksa beberapa alat musikn bersama teman temannya. Termasuk Arnold

Arnold senang sekali melihat gadis yang dicintainya dalam diam itu datang. Meski bukan untuknya.

"Hai Ris" sapa arnold kepada gadis itu

"juga nold" ucap Riska dengan wajah yang dihadapkan ke tujuannya. Andra

"gua disini woy, bukan disitu" ucap Arnold sambil mengarahkan dagunya ke arah andra

"yeuhhh"

"Pasti lu kesini mau nnton gua kan Ka?" 

"PD an" ketus Riska kepada Arnold

"udah. Kalian ngga usah pada berantem. Ngga Penting banget" ucap andra dengan nada cuek dan sedikit ketus.

...

Terdengar beberapa orang bersorak karena melihat penampilan para anak Band Andra sedang memainkan alat musik mereka.

"Ndra" lirih Riska sambil tersenyum ke arab Andra tapi tidak diketahui oleh orang yg sedang diperhatikannya itu.

Malam mulai larut, tetapi Riska masih setia menunggu andra dan kawan2 nya sampai selesai. Dia ingat dengan pesan bundanya "yasudah. Tapi ingat ya nak. Pulangnya jangan larut malam. Ok"
Ntahlah, dia tidak menggubris. Intinya dia ingin melihat Andranya hingga selesai.

"Ndra kamu keren deh tadi" ucap Riska dengan Antusias.
Andra tidak menggubris perkataan Riska. Dia bahkan segera merapihkan semua alat2 band nya dan langsung menyalakan motor, kemudian melesat pergi. Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun untuk Riska.

"Hm"

Hanya deheman itu yang Riska keluarkan. Dia sudah tau apa yang akan dilakukan Andra terhadap dirinya.

"Ris, pulang bareng gw yu. Biar gw Anterin smpe rumah. Sekarang udah mau jam satu malem loh. Ngga baik anak cewe pulang sendirian Malem2 bgini" ucap arnold panjang lebar

"Kayanya ngga usah deh Nold. Gw bisa pulang sendiri naik Taksi" bantah Riska

"Mana ada taksi jam segini. Mendingan pulang bareng gua, daripada diculik om om terus dijadiin cwe buat club malem. Emang mau?" Ledek arnold dan mendapat pelototan dari Riska

"Amit amit. Enak aja lu asal ngomong."

"Makannya yu buruan"

"Yaudin ayo" pasrah Riska









Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Forgive MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang