Yeonghee menatap ujung platform heels hitamnya yang menjejak diatas tanah berlapis aspal. Mencoba memantaskan diri pada dirinya sendiri. Sudahkah pantas ia berpenampilan seperti ini di depan Sehun untuk kencan kali ini.
Ia mengenakan kaus berlengan hingga siku berwarna hitam dan rok pelipit sepaha berwarna merah menyala. Dan ia selalu membisikkan pada dirinya sendiri. Sehun adalah pria yang tertarik dengan dandanan perempuan yang good looking dan apa adanya. Jadi,Yeonghee selalu berpenampilan casual dan tidak berlebihan saat menghabiskan waktu bersama Sehun.
Jadi,kesimpulannya,Yeonghee berusaha mengoreksi dirinya yang memang benar-benar berpenampilan tidak berlebihan hari ini.
Ia tersenyum tipis,apakah Sehun akan jauh lebih tampan setelah sebulan dia tidak bertemu dengan kekasihnya itu? Yang katanya menghilang nyaris 38 hari itu karena alasan menyelesaikan tugas-tugas akhirnya sebagai pilot.
Memang apa yang dilakukannya selama sebulan diatas awan? Memancing ikan kah? Butuh selama itukah Sehun untuk menyelesaikan tugas akhir? Kira-kira apakah Sehun tahu bahwa Yeonghee disini begitu merindukannya? Oh entahlah. Sehun adalah tipe orang yang sulit dimengerti.
Mobil mewah berwarna hitam mengkilap mendecit mulus tepat didepan posisi Yeonghee berdiri menantikannya. Ingin sekali Yeonghee mengeluarkan senyuman bahagianya,namun lekas ia tahan karena tidak ingin bertingkah tidak normal dan terlalu kekanak-kanakan.
"Kim Yeonghee..."
Begitulah sapaan pertamanya yang begitu lirih. Suara khas nya menginterupsi lembut Yeonghee yang hanya tersenyum di posisinya. Sehun keluar dari mobilnya dan menjemput gadisnya.
"Oh Sehun."
"Aku sudah bilang,tunggu saja didalam rumah. Kenapa senang sekali berontak? Lain kali,jangan berdiri diluar rumahmu seperti ini...kau terlihat seperti orang yang tidak punya kekasih."tukasnya,Yeonghee tertawa.
"Gila."
"Kau sudah bilang pada ayah dan ibu bahwa aku akan membawamu pergi?"
Yeonghee mengangguk. "Mereka senang akhirnya kau sudah pulang dari Vancouver dan kembali kesini dengan selamat. Dan kurasa mereka senang...tidak akan lagi melihatku murung seperti orang sinting didalam kamar."
Sehun tersenyum tipis, "Aku juga ikut senang dengan itu. Aku tidak akan lagi menjadi satu-satunya alasan orang sinting itu murung didalam kamar..."ujar Sehun menyindir. Yeonghee mengerucutkan bibirnya sebal,pipinya menggembung lucu.
"Kau yang sinting."ucap Yeonghee sebal. Lalu berjalan menuju mobil Sehun,dan sengaja menabrakkan bahunya ke badan proporsional seorang Oh Sehun yang lebih besar darinya,memberikan kesan bahwa Yeonghee seolah-olah marah. Pada kenyataannya,tidak sama sekali.
Sehun tertawa. "Dasar ratu drama."
Sehun ikut menyusul kedalam mobil. Lalu menghidupkan mobil dan mengemudikannya ketempat tujuannya pergi berkencan dengan Yeonghee.
"Jadi,bagaimana kabar adikmu? Sudah sembuhkah?"tanya Sehun disela-sela fokusnya pada jalanan.
Yeonghee mengangkat alisnya, "Jaemin sudah lebih baik. Dia sudah bisa berjalan,bahkan berlari. Kakinya sudah pulih. Namun,dokter dan ibu masih melarangnya bermain skateboard lagi. Atau mungkin,ibu tidak akan lagi mengizinkan Jaemin bermain bersama grup komunitasnya itu. Ibu terlalu khawatir bahkan kelewat khawatir saat tahu bocah itu jatuh dari landasan skateboard dan membuat kakinya patah."
"Apakah ibumu benar-benar akan melarang Jaemin bermain skateboard?"tanya Sehun,setelah tawanya mereda.
Yeonghee tersenyum sinis,"Kuharap ibu akan benar-benar melarangnya. Aku sudah muak melihat bocah itu pulang malam dan sering sekali bermain diluar rumah."