Seperti kilatan mimpi.
Perlahan kedua kelopak mata sendu Jongin terbuka. Kedua iris coklat indahnya menyesuaikan cahaya matahari yang menyorot dari pintu kaca balkon. Tubuhnya terasa sangat nyaman tertidur di kasur empuk dengan kain sutera berwarna merah tua sebagai seprai dan selimutnya.
Dinding yang berwarna aqua marine dengan lukisan besar bergambar malaikat terpajang didepannya. Lampu tidur mewah masih menyala di kanan-kiri sisi kasurnya, dan karpet bulu berwarna putih menutupi lantai sekitar kamar ini. Interior mewah ini.. benar saja.
Jongin tidak bermimpi.
GREP!
Tubuh Jongin kembali terlonjak kaget kala dua lengan pucat berotot mengeratkan pelukannya dari belakang. Baru sadar jika tubuhnya terhangatkan oleh pelukan sosok dibelakangnya.
"Jongin. Kau sudah bangun?" suara serak namja di belakang telinganya bahkan mampu membuatnya takut. Tidak, ini hanya suara. Tapi terdengar sangat dominant dan mampu melumpuhkannya.
"I-iya sunbae" kedua tangan Jongin refleks memeluk tubuhnya sendiri. Mencoba melindungi tubuhnya. Dua tangan Sehun bahkan serasa bisa meremukkan pinggang rampingnya.
Matanya yang semula sayu jadi membola menyadari tubuhnya yang ditutupi selembar selimut sutera halus itu tidak berpakaian sama sekali.
"S-sunbae-" pipi Jongin memerah merasakan kaki mereka saling berbelit dibawah sana, hangat. Seluruh tubuh belakang Jongin merasakan dengan jelas tubuh dibelakangnya menghangatkan tubuhnya tanpa selembar kainpun. Sama adanya dengan keadaan dirinya saat ini. Deru nafas hangat Sehun menerpa pundak sempitnya.
"Apa kau masih kedinginan?" Sehun mendekatkan tubuhnya hingga benar-benar menempel. Jongin memejamkan kedua matanya, menggigit bibir bawahnya merasakan selatan tubuh Sehun yang mulai bangun menekan belahan buttnya.
"Sunbae itu-" Jongin hendak berujar.
SREET..
Tapi tubuh hangat itu segera bangkit.
Membenarkan selembar selimut untuk menutupi tubuh Jongin hingga leher.
"Aku akan pergi keluar sebentar. Kau bisa bergelung lagi, atau mandi di jacuzzi. Jangan coba kabur" Sehun memakai celana hitam longgar dilaci nakas, meraih jaketnya dan menutup pintu kamar dari luar.
BLAM!
Meninggalkan Jongin sendiri dengan pemikirannya.
Perlahan tubuh indah tan itu berdiri. Berjalan menuju cermin besar di depan jacuzzi. Tubuh polosnya terpampang disana. Jemari Jongin mulai meraba tubuhnya sendiri. Merasakan setiap inci tubuhnya.
Kulit tan sexy mulus, bibir merah merekah, mata sendu, hidung mungil, tubuh mulus pinggang ramping, leher dan kaki jenjang, rambut halus brown berponi.
Masih utuh.
Jadi apa yang terjadi semalam?
Jongin benar-benar hanyut dalam pelukan bungsu keluarga Oh yang hangat hingga tertidur lelap. Terlalu nyaman.
Dipandanginya jacuzzi yang kini berubah warna. Putih.
Apa arti dari warna putih untuk hari ini? Bahkan Jongin berfikir atas segala kemungkinan setelah Sehun sunbaenya itu memiliki pemikiran yang berbeda.
Air hangat dalam jacuzzi itu dipenuhi bunga-bunga mawar putih. Harumnya menenangkan. Perlahan dilangkahkannya kaki jenjangnya menuruni tangga. Menyapa kulit halusnya pada air hangat didalamnya.
.
.
.
Plups..
KAMU SEDANG MEMBACA
Heavy Rain
Teen FictionEntah apa yang terjadi. Hidup Jongin sebenarnya sama seperti anak SHS pada umumnya. Belajar, bermain, dan bercanda bersama teman-temannya. Namun di hari mendung itu, seorang Oh Sehun datang. Menghangatkan tubuhnya yang kedinginan. Dan perlahan.. men...