Chapter 13

1.6K 121 11
                                    

HELLO EPRIBADI!

KEMBALI LAGI DENGAN PENULIS, CLARA, STEFAN, DAN REIDO YANG AKAN ADA DALAM CERITA INI?

PENASARAN? LANGSUNG SAJA CEKIDOT~

***

Clara

Gue benar-benar takjub sama bang Cucian, gue sengaja kasih dia sambal yang paling pedas, Reido aja sampai pedas, tapi dia gak sama sekali, terbuat dari apa dia? Apa dia benar-benar mati rasa? Gue memperhatikan bang Cucian yang lahap dengan makanannya padahal gue mau ngerjain dia, tapi gak ampuh. Sial, sial, sial.

“Kenapa lihat-lihat?” katanya.

Ini anak gak tau diri.”Gue mau beresin, mau lo belum kenyang kek, terserah”

Gue langsung bangkit dan membereskan meja, dan bang Cucian menatap gue, dia mirip seperti kucing yang sedang kelaparan dan tidak mau diganggu.”Oke-oke, gue gak ganggu. Tapi cepat dong selesainnya, nanti kalau mama papa datang, gimana? Masa anak gadis polos sepertiku membawa cowok ke rumah?”

Bang Cucian menatap gue dengan pandangan merendahkan. Hey, gue ini anak gadis yang polos dan tidak pernah membawa cowok ke rumah! Serius!.”Gak percaya? Tanya aja Reido”

“Serius dia gak pernah bawa cowok ke sini?” tanya bang Cucian ke Reido.

“Maksud lo cowok di luar anggota keluarga kami? Bener sih, soalnya Clara malas bawa laki-laki ke rumahnya, tapi yah gara-gara lo ikut sama kita, masa kita tinggalin di mobil?” ujar Reido.

Good job, Rei! Hahahaha, perkataan Reido pasti membuat bang Cucian mengalami penyakit hati yang sangat dalam, hahaha! Bang Cucian hanya diam menatap Reido—yang sudah nambah 3 kali, kayaknya dia gak makan beberapa hari—dengan tatapan tajam. Dia benar-benar marah, tapi mungkin menjaga image, dia menyudahi makannya dan tanya di mana dapur. WOW! Seorang Reido bisa mengalahkan bang Cucian!

Gue melihat Reido, dia tetap tidak memperdulikan sohibnya yang sedang menahan marah sama dia. Tiba-tiba gue keingat bahwa sepupu gue bakal datang kemari.”REIDO! BANG VIAN, RAFI, NIA, DEDI, DAN YANG LAINNYA, MAU DATANG KEMARI!”

Reido menatap gue dengan muka datar.”Aku udah tau, mereka nginap di rumah kamu kan? Aku juga nginap sini dong”

Awalnya gue kira Reido akan menjawab dengan semangat, tapi itu kebalikkannya, apa ini hari kebalikkan seperti di film spongebob? Gue mengacuhkan Reido yang benar-benar membuat gue kesal 1 harian ini, tapi dia asik makan kemakan.

“Clara, aku kekenyangan, letakkin piringnya dong,” suruhnya dan itu tepat ketika bang Cucian datang. Dia lama banget datangnya, jangan-jangan di dapur ada barang yang hilang?

Gue mengambil piring Reido dan berjalan cepat ke dapur. Tiba di dapur gue langsung melihat di sekitar dapur takut ada yang hilang, dan rupanya tidak. Ketika meletak piring kotor di tempat cucian, piring bang Cucian tidak ada sama sekali, wah dia baik sekali! Dia mencuci piring tersebut, cocok dengan namanya bang Cucian!

Gue merasa bersalah karena sudah memikirkan yang tidak-tidak tentang bang Cucian, tapi kadang mulutnya itu loh, minta dikasih cabe lagi. Gue menyuci piring Reido dan balik ke ruang keluarga—soalnya Reido dan bang Cucian lagi duduk santai di ruang keluarga.

Gue duduk di sebelah Reido, dan suasananya benar-benar awkward, bang Cucian duduk di sebelah Reido, posisinya itu seperti Reido di tengah deh. Tidak ada yang mulai bercakapan, kalau gitu kenapa mereka gak langsung pulang aja?

“Eh,” ujar Reido dan aku menoleh, rupanya bang Cucian juga menoleh,”Ra, aku mau ke toilet”

Apa ini sebuah taktik?! Reido langsung berdiri dan meninggalkan kami berdua, kami hanya diam tanpa bicara, menyaksikan acara di TV, dan jika ada bagian yang lucu pasti ketawa dong, tapi Reido lama banget di toilet, jangan-jangan dia sakit perut?! Oh, Reido kenapa kamu ninggalin aku dengan cowok seperti ini! Dia ini cowok penaksir nenek-nenek! Eh kalau gitu, dia gak akan macam-macam sama gue kan? Yuhuuu!

Tapi tetap saja suasananya canggung, Reido cepatlah balik!

Gue menoleh ketika bang Cucian yang batuk, dia bukan batuk, tapi seperti menegur.”Ada apa?” tanya gue.

Dia menoleh.”Gak ada. Ge er amat”

Lihat? Dia benar-benar cowok mengesalkan yang kedua, pertama tentu saja Reido. Tidak ada yang bisa menggantikan posisi Reido sebagai cowok yang paling mengesalkan.

"Kenapa suasanya mengerikan?" tanya Reido sambil duduk di antara kami.

Gue tidak membalas pertanyaan Reido, begitu juga bang Cucian. Kapan sih mereka pulang?

"Reido, lo mau berapa lama di sini?" tanya bang Cucian.

Reido sadar bahwa dia gak bisa selama-lamanya dengan sepupu cantiknya yaitu gue."Ah iya. Kami pulang dulu ya, Ra. Titip salam sama papa mama"

“Ya, buruan sana,” ujar gue tapi bermaksud mengusir, hihihi.

Gue mengantar mereka sampai depan rumah, Reido dan bang Cucian masuk ke mobil Reido, sekali-kali Reido melambaikan tangan ke gue, pas gue mau nutup pagar, Reido tetap melambaikan tangan, dan akhirnya kepala Reido di jitak sama bang Cucian, karena Reido terlalu banyak melambaikan tangan. Gue menutup pagar dan kembali ke rumah, sepi kembali.

Gue kepengen sepupu gue datang kesini dan bermain bersama. Gue akan menceritakan sedikit tentang masa kecil gue. Waktu gue kecil, papa gue punya 3 ikan, nah 1 mati gara-gara gue. Gue memasukkan bedak ke aquarium dan pas papa gue datang, dia kaget, soalnya ikan itu mahal. Dia tanya ke gue, kenapa di kasih bedak? Gue dengan polosnya menjawab, ‘biar cantik Pa’. Udah gue bilangin gue ini polos, tapi kadang mematikan.

Kalian kadang pasti mikir siapa cinta pertama Reido bukan? Gue ceritain, Reido itu waktu TK punya pacar, ya dia emang kecepattan pubertas, nah mereka selalu bersama-sama, di kelas, istirahat, dan sebagainya.

Nama gadis yang tidak beruntung itu bernama Dea, dia itu kayaknya sayang banget sama Reido, mereka sering berbagi makanan, dan selalu bergandeng tangan. Reido juga pernah mendapatkan ciuman di pipi oleh Dea, mungkin kalau di adakan best couple, mungkin Reido dan Dea yang terpilih.

Cerita masa kecil gue gak indah, gigi gue hitam terus ompong, dan banyak teman yang gak mau berteman dengan gue. Hanya ada beberapa orang, kecuali anak-anak gaul. Gue serius, di TK gue ada anak-anak gaul, mereka jalan bak putri di koridor TK atau di lapangan, satu orang di depan dan yang lainnya sidekick. Gue pernah minta mau jadi teman dia, terus dia ngatain gue ompong, gue marah dong, gue manggil Reido dan suruh Reido megang tangan dan kakinya, terus gue cakar aja muka cewek tersebut, dan gara-gara itu orang tua gue di panggil.

Mengingat itu kadang membuat gue tertawa, gue pernah cemburu sama Reido, terus kata orang tua gue, gue bakal di jodohin sama Rafi, dan sebagainya. Gue yang polos gak ngerti, dan cuman diam.

Jika kalian tanya, gue punya orang yang gue sukai dan gue sayang, gue punya. Cowok yang gue sukai itu, sebenarnya gue sama sekali gak boleh suka sama dia, karena ada satu hal, tapi gimana lagi. Terus cowok yang gue sayangi itu mantan gue, gue emang gak pernah pacaran sesama kota atau yang dekat-dekat gitu, tapi gue pernah pacaran jarak jauh atau long distance relationship. Gue kenalan sama cowok itu di game online, kami cuman pacaran 2 minggu, tapi tentang dia gue masih kebayang dan kadang itu membuat gue sakit. Gue sama sekali gak tau tentang perasaan gue, gue gak tau suka sama siapa, sayang sama siapa, dan itu membuat gue bingung. Sebenarnya gue suka sama siapa?!

Kalau boleh gue bilang, gue lebih senang menjadi anak TK yang polos yang tidak perlu memikirkan masalah cinta, dan hanya memikirkan main,main, main, permen, balon, badut, dan sebagainya.

***

GIMANA? GIMANA?! APA KALIAN TAU BAGAIMANA PERASAAN CLARA?!

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA!

Single? WolesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang