Gue cuma badboy kurang kasih sayang, gue baik kok kalo disayang.
-RegaLangit mulai menghitam, meninggalkan jejak senja yang memudar. Sorot mata tajam itu tak lepas dari lukisan cantik buatan penyandang tunanetra di sudut taman, sungguh kesempurnaan dalam ketidaksempurnaan.
"Pak, kok bisa sih ngelukis seindah ini?padahal bapak-kan ga bisa liat?" Tanya Rega, pria yang satu ini memang sedikit keterlaluan, tidakkah ia berpikir pertanyaan tadi akan membuat orang itu tersinggung.
Penyandang tunanetra itu hanya tersenyum tipis, tangannya masih menari-nari diatas kanvas dengan kuasnya. Tidak terlihat raut kesal sedikitpun di wajahnya. Semoga hatinya pun ikut tersenyum.
"Mata hati, lebih murni dan lebih tulus. Kamu tidak akan mengerti cara menggunakannya." Jelas pria paruh baya itu.
Rega sedikit tersentak mendengarnya, Mata hati?
"Bapak bisa liat masa depan saya ga?siapa tau mata hati bapak bisa liat?"
Pria itu hanya terkekeh pelan."Bapak bukan peramal nak. Tapi masa depanmu tergantung dirimu sendiri, jika kau selalu memilih jalan yang baik, maka masa depanmu pun baik."
Rega hanya mengangguk mengerti. Ia kembali menikmati lukisan indah itu. Terlihat penuh makna disetiap garisnya.
※※※
Drrttttt..Drttttt
"Hallo?"
"Reg, lo dimana?cepet ke Base camp."
"Kenapa?"
"Kita di grebeg polisi, ada yang laporan kalo base camp kita tempat pesta narkoba."
"Sial," dengus Rega sambil berlari keluar kamar.
Hanya butuh beberapa menit menuju Base Camp. Rega tidak menemukan siapapun didalam, tidak ada juga tanda-tanda bekas peng-grebegan. Tidak ada garis polisi ataupun wartawan.
Rega langsung merogoh ponsel disakunya. Menekan kontak bernama 'Ramon' dan memanggilnya. Namun tak ada jawaban dari pemilik kontak itu.
Rega berpikir keras, jika mereka tidak ada di Base Camp lalu mereka dimana? Kantor polisi? Rega langsung melajukan motornya menuju kantor polisi.
Rega langsung mencari teman-temannya kedalam. Kelima temannya sedang berada di ruang introgasi, sebenarnya ia ragu untuk masuk. Tapi bukan Rega namanya jika menjadi cowok pengecut yang bahagia di atas penderitaan temannya.
"Lo ngapain kesini?" Tanya Ramon saat mendapati Rega sudah berada di dalam ruangan itu.
"Gue yang harusnya nanya, kenapa kalian bisa disini?"
Ramon hanya diam, kelima temannya pun hanya diam sambil menunduk. Jika mereka tidak melalukan kesalahan, seharusnya mereka tidak perlu takut seperti itu.
"Pak, kenapa bapak bawa temen-temen saya kesini? Mereka ga salah. Dan Base Camp tempat kita kumpul ga pernah kita pake buat pesta narkoba atau apapun yang dituduhkan pada kita,"
"Bapak tolong jangan langsung percaya sama tuduhan itu sebelum ada bukti."
"Maaf, kita belum menetapkan mereka sebagai tersangka sebelum kami melakukan pemeriksaan. Dan jika kalian tenyata terbukti positif menggunakan narkoba, maka kami akan menindak lanjuti kasus ini,"
"Untuk sementara, Base Camp kalian akan kami tutup sampai kasus ini selesai." Jelas Bapak berseragam gagah itu.
Rega tak percaya mendengar penjelasan pak polisi. Selama ini, Base Camp itu hanya dijadikan tempat tongkrongan biasa, tidak pernah mengundang cewek cabe-cabean apalagi untuk tempat pesta narkoba.
Raga menatap sinis kearah kelima temannya, apa mungkin mereka penyebabnya? Tapi Rega tau persis Ramon bukan tipe cowok yang berani menyentuh barang haram.
Ramon menggeleng pelan seakan tau apa yang dipikirkan oleh pria itu, dan Regapun melihat sorot kesungguhan dari mata Ramon.
"Bawa mereka!" Suruh Polisi itu kepada rekannya.
Tbc
Entahlah dengan cerita ini, tapi semoga suka.
Jangan lupa vote dan krisarnya yahhhh😍😍😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Hijrah Seorang BadBoy
Spiritual"Kamu jangan menghilang hanya karena aku menjauh."~Rega "Maaf, tentangmu memang masih tersimpan rapih. Tapi jika kamu sudah tak disini, lalu untuk apa aku bertahan?caramu pergi sangat memilukan, karena kamu tak meninggalkan jejak pamit sedikitpun, a...