"day four"

1.6K 186 19
                                    

day four : masturbation

.

.

.

seongwoo meringis saat punggung tangannya menyentuh dahi minhyun. sudah dua hari berturut-turut tubuh minhyun tidak lepas dari kasurnya.

ceritanya mereka sedang melakukan kegiatan panas dengan ide gila minhyun, yaitu diam-diam merekam seongwoo yang mendesah dan tertakhlukan di bawahnya. tentu seongwoo mengetahui keberadaan video laknat itu namun minhyun telah men-backup video tersebut berkali-kali di laptop, pc, dan tab-nya dengan password yang tidak akan pernah seongwoo tahu. tepat setelah itu, esok harinya, suhu tubuh minhyun naik. mungkin itu karma akibat merekam tanpa se-izin seongwoo.

sampai sekarang kondisinya belum kunjung membaik. seongwoo menatap cemas manusia dibalik selimut rangkap tiga itu. biasanya hal-hal buruk sering terjadi kalau terlalu lama sakit panas. apa sebaiknya dia membawanya ke rumah sakit?

"hyuun, kamu nggak mau ke dokter?" bujuk seongwoo dengan nada dibuat-buat yang ujung-ujungnya terlihat manis di hadapan minhyun. demi kesehatan minhyun-nya.

dia tidak tahan melihat wajah pucat kusut minhyun di balik selimut tebal dan kompresan di dahinya. bagian yang paling tidak sukai adalah raut minhyun yang selalu mengernyit saat meminum obatnya.

seperti hari-hari sebelumnya, minhyun—lagi-lagi—menggeleng lemah.

"nggak usah. besok pasti sembuh."

suaranya serak, menunjukan betapa parahnya kondisi minhyun. seongwoo berdecak tidak suka dengan sikap keras kepala kekasihnya itu. apa susahnya pergi berobat ke dokter bagi minhyun. solusi berobat ke dokter justru jauh lebih efisien daripada minum obat penurun panas di rumah. entah  bagaimana pola pikir minhyun saat ini. mungkin otaknya terlalu panas sampai agak korslet.

seongwoo menghela napas kesal dan menaruh kompres ke wajah minhyun asal-asalan. masa bodoh jika minhyun tidak sembuh-sembuh.

"terus maunya gimana? kalau ternyata kamu kena demam berdarah? salahnya siapa? kamu lah!" omel seongwoo sambil memukul tubuh minhyun berkali-kali dengan guling. minhyun mengerang keras karena pusing ditambah omelan seongwoo yang menurutnya tidak berfaedah itu.

"berhenti bicara sebentar saja bisa?"

meski minhyun terlihat tidak bertenaga, seongwoo masih saja bicara.

"nggak! ayo, hyun, ke dokter. ya, aku maksa! nggak ada kata 'nggak mau', 'besok pasti sembuh' soalnya itu semua bullshit!"

minhyun diam, setengah menahan pusing dan berpikir. tak lama dia mengangguk. seongwoo tersenyum penuh kemenangan. ia hendak mengambil jaketnya dan jaket kekasihnya, tetapi suara berat minhyun menghentikannya.

"ada tapinya dulu."

seongwoo memutar bola matanya bosan. pasti minhyun masih ngeles tidak mau ke rumah sakit.

"puasin penismu di depanku."

seongwoo melotot, sangat terkejut akan pernyataan minhyun. ia hampir melempar pria mesum itu dengan air bekas kompresan jika dia tidak ingat minhyun masih sakit. seongwoo mendengus tidak percaya.

"edan. kamu itu edan, tahu nggak, hyun?"

minhyun tersenyum miring. seongwoo dibuat merinding dengan kata-kata minhyun selanjutnya.

"sudah, turuti aku, sayang," tenggorokan minhyun terdengar sehat untuk sesaat, "soal kemarin kamu nyolo sendiri di kamar mandi nggak ngajak-ngajak, aku maafin kok."

seongwoo kena serangan jantung. ternyata minhyun tahu kegiatan yang dia lakukan kemarin malam. ia melepas hasrat terpendamnya di kamar mandi. mana mungkin dia melakukannya di ruangan yang ditempati minhyun. yang ada besoknya gantian seongwoo yang sakit dengan alasan murahan seperti ketularan minhyun.

"nggak mau. ayo bangun, pakai jaketnya." kata seongwoo dengan tenang.

tangannya bergerak membuka selimut yang menutupi tubuh minhyun. minhyun membiarkan seongwoo bekerja, sedangkan tubuhnya ia paksa untuk mengambil handphone-nya. minhyun membuka folder video dan menunjukan layar handphone-nya kepada seongwoo.

"do it or else."

seongwoo membeku di tempat. dia tahu persis apa yang dimaksud oleh minhyun.

handphone minhyun + video laknatnya = blackmailing

...

minhyun sudah mengambil posisi paling nyaman untuk duduk. punggungnya bersandar pada tembok dengab selimut tebal mencapai dagunya. walaupun kepalanya masih tidak bisa diajak kerja sama, minhyun rela duduk untuk menyaksikan adegan di depan matanya.

di depannya, tidak lain, adalah seongwoo. dengan pose mengangkang dan tangannya tengah mengurut penisnya pelan. sebelah seongwoo terdapat sebuah dildo yang besarnya hampir menyamai milik minhyun.

"pelan-pelan dulu." pandu minhyun. seongwoo, dengan napas pendek, menyentuh dirinya dengan tempo pelan, sesuai permintaan minhyun.

ia kurang puas hanya dengan tempo pelan, maka tangan satunya ia gunakan untuk menyentuh lubangnya. jarinya masuk perlahan ke dalam. perhatian seongwoo sudah tidak lagi pada tatapan lapar minhyun.

"aahh...m-mihyunhh hhh..b-boleh cepet?"

"ya cepetin tanganmu. dua-duanya." kata minhyun, tidak tega melihat seongwoo yang seperti menahan sakit.

seongwoo menambah dua digit sekaligus ke dalam analnya, jarinya mangais-ngais dindingnya sesuai dengan tempo tangannya. pinggulnya bergerak erotis agar jari-jarinya dapat menumbuk titik sensitifnya. tetapi dia tidak menemukannya sehingga dia hanya bisa mengandalkan penisnya.

"khh...hyuniee...haah lagi...ahh.."

desahan nikmat seongwoo tidak berhenti, bagaikan musik di telinga minhyun. meski kepalanya pening, minhyun merasa celananya semakin sempit.

"hhaa...pe-penismu hyun..aku mauhh ahh.."

keringat merembes keluar dari kulit minhyun. tatapannya menggelap melihat seongwoo mendesahkan namanya berkali-kali. ia bisa saja menyerangnya saat ini, tapi dia tetap memegang kata-katanya untuk tidak mengganggu selama seongwoo belum ejakulasi.

"sekarang boleh pakai itu." perintah minhyun, sedikit gemetar. imannya saat ini benar-benar diuji.

seongwoo menyambar dildo itu dan mendorongnya masuk ke analnya. semakin dalam semakin keras seongwoo mendesah. sambil menghentakan pinggulnya, tangannya menambah tempo sodokan dildo di dalam analnya. mencari kepuasan diantara gesekan dildo dan dinding rektumnya. menumbuk spot-nya berkali-kali dengan kasar.

"AAHH H-HYUNIEE!"

seongwoo memekik bersamaan dengan keluarnya sperma dari penisnya. area bokong seongwoo berkedut. ia belum sempat melepaskan benda itu karena teralihkan dengan nikmatnya pelepasannya tadi. napas seongwoo yang tadi tidak beraturan kembali normal dengan sendirinya.

masih dengan benda itu tertanam, seongwoo menoleh ke arah minhyun. ingin melihat ekspresi kekasihnya yang sedari-tadi dia abaikan. ia heran mendapati minhyun berkeringat deras di wajahnya. raut wajahnya tetap datar tapi pandangan minhyun berada di lubang penuh seongwoo.

setelah sekian detik minhyun menatap seongwoo. tersenyum lembut kearahnya.

"sudah? ayo ke dokter."

_________________

lol ujung"nya malah uke yang nyoli😂

tbc.

.

up next : "day five : blow job"

《discontinued》die Stabilisierung;;  onghwang+-30 days otp nsfwTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang