---
" So, jadwal penerbanganmu sudah diatur. Kau bisa lihat didalam ponselmu. Kami mengambilnya lusa nanti. " ucap Sarah.
Tanpa babibu, aku membuka ponselku dan yah, seperti yang gadis didepanku katakan, jadwal penerbanganku sudah dikirim lewat e-mailku.
" Jam 5 sore ? Apa tidak ada penerbangan untuk tengah malam ? "
Pasalnya, bagaimana aku harus mengosongkan waktuku untuk ke bandara sedangkan Yoongi terus bersamaku dijam-jam seperti itu ?
" Nothing. What's wrong girl ? "
" Aah, anyia. Hh, baiklah, kalau begitu aku pulang dulu. Sampai jumpa lusa. "
" Okay, see you later too Rowon. "
Kedua tungkaiku berjalan keluar dari sebuah gedung dengan dinding kaca yang megah itu. Pas sedetik setelah kaki kananku menapaki keluar gedung, satu mahluk mengagetiku. Nampaknya, mahluk itu juga terkejut.
" C-Chae Rowon ? Kenapa kau disini ? " mahluk yang kuketahui bernama lengkap Kim Taehyung itu melayangkan pertanyaan yang kuhindari mulai detik tadi.
" A-Aku.. Ahk, lalu bagaimana denganmu ? Kenapa kau disini ? Kau mau kabur dari Seoul ? " tanyaku.
Padahal akulah yang mau kabur disini TT -crw
" Eo, aku mau kabur. Kau kemana saja, eoh ? Sejak kau menikah, tampaknya aku tidak dianggap ya ? Bahkan menelfon saja tidak. Kau sahabat paling menyedihkan. "
" Hm. Aku memang sahabat paling. menyedihkan. Haha, mian Taehyung-ah. Ahk, kau punya waktu ? Nampaknya, kau adalah target yang bagus untuk menemaniku hari ini. "
---
Author POV
Rowon dan Taehyung duduk disebuah taman dekat rumah lama Rowon. Masih ingat dimana Rowon saat SMP menangis disebuah taman karena dibegal dan dipukuli ?
Yup ! Disanalah tempat dan saksi bisu dimana pertama kali Rowon bertemu sahabatnya, Kim Taehyung. Pertama kali dimana ia merasakan jatuh cinta pada sahabatnya sendiri. Dan pertama kalinya ia akan mengucapkan salam selamat tinggal pada sahabatnya. Baginya, 10 tahun sama persis dengan selamanya.
Bagaimana mungkin ia bisa bertahan hidup dengan baik saat semua orang yang ia sayangi terpaksa ia tinggalkan ?
Rasanya seperti obat, kau harus terpaksa meminum obat pahit itu agar kau bisa cepat sembuh.
" Aku tahu, dari wajahmu kau merasa tertekan. Katakan, apa yang terjadi ? Apa suamimu menyakitimu ? " sahut Taehyung tbtb.
Rowon menggeleng sambil berayun-ayun disebuah ayunan, " Anyia. Tapi, jujur saja, aku tidak baik-bail saja Taehyung-ah. Aku kesakitan. Aku merasa lemah untuk pertama kalinya. Aku tidak percaya pada diriku sendiri. // Hanya kau... hanya kau saja manusia yang dapat kuajak bicara sekarang. Kau yang dapat kupercaya. " ucap Rowon dengan nada parau.
Tentu saja Taehyung panik. Ia panik melihat Rowon menangis. Seumur hidupnya ia bersahabat dengan Rowon, dapat ia hitung dengan jari berapa kali Rowon menangis.
Langsung saja Taehyung berjongkok didepannya untuk menghapus air mata Rowon. Dari dulu memang selalu begitu. Menurut Taehyung, Rowon adalah gadis lemah yang hanya berpura-pura kuat. Rowon terlalu lemah dimatanya. Bahkan sangat.
" Ini ke-8 kalinya kau menangis selama kita bersahabat. Aku yakin, masalahnya pasti berat. Cha, katakan padaku. Apapun itu, aku rela menjadi curut sawah demi membuat hatimu lega. " ujar Taehyung.
Rowon menatap mata Taehyung, masih dengan mata berairnya dan garis bibirnya yang dari melengkung kebawah menjadi keatas.
" Kurasa kau akan segera punya keponakkan Tae-ah... " aku Rowon sambil tersenyum lebar.