Third Person

3.7K 371 41
                                    

            

----)))

             Langit mendung mengepulkan awan gelap yang membentang di pelataran cakrawala sore. Membungkus dingin dan udara beku yang mengoyak tulang. Orang-orang yang berlalu lalang tampak tergesa-gesa dan memilih segera mencari tempat untuk bersembunyi dari air hujan.

Tapi laki-laki berwajah menawan serta berkulit pucat seputih salju itu justru berdiam dan mematung di tengah jalan. Tubuhnya membeku. Bukan karena angin dingin yang berhembus atau udara yang menyelimutinya. Ia bergeming karena apa yang ada di hadapannya seolah mencabut paksa napasnya.

Kim Jaejoong tertegun menatap dua orang yang saat ini berdiri beberapa jengkal darinya.

“Kau benar-benar brengsek!”

“Sayang, dengarkan aku dulu!!”

Gadis itu membuang muka. Sementara namja yang  berdiri di hadapannya memasang wajah penuh iba.

Namun tanpa bisa di tahan lagi. Setetes liquit bening terjatuh dari kelopak mata gadis itu. Ia kembali menatap laki-laki yang mengiba di hadapannya dengan terisak. “Apa yang ingin kau katakan? Apa kau ingin memberitahuku sudah berapa lama kau mengkhianatiku? Kenapa kau lakukan ini padaku? WAE?” bentaknya cukup keras.

“Aku mencintaimu!!!”

“Setelah kau menciumnya kau berani mengatakan hal itu padaku?”

“Maafkan aku Sena-ya… tapi aku benar-benar mencintaimu!”

“Geure, kita buktikan kalau kau benar-benar mencintaiku.” Gadis berambut hitam panjang itu berbalik hingga sepasang turquose miliknya bertemu dengan doe eyes milik Jaejoong. Sejenak gadis itu tertegun oleh pandangannya sendiri.

Mengapa Tuhan menciptakan namja seindah ini dan membuat orang yang menjadi kekasihnya sampai menyimpang? Mengapa harus ada laki-laki yang memiliki wajah begitu menawan sepertinya, sampai ia yang seorang wanita pun sanggup merasakan kecemburuan. Mengapa namja ini harus hadir dan menjadi orang ketiga dalam kehidupannya?

PLAK

Tamparan itu begitu keras. Cukup untuk membuat hamparan putih wajah memerah. Membuat sepasang doe eyes milik Jaejoong berpaling dan terpejam.

“A-apa yang kau lakukan?” laki-laki itu menatap terkejut.

"Apa? Apa kau marah karena aku memberi pelajaran pada laki-laki gay ini?”

Air mata gadis itu terus mengalir di wajahnya.  Ia menatap penuh kebencian pada sosok namja yang baru saja menuai sebuah tamparan darinya. Kemudian, tatapannya kembali pada sosok laki-laki yang menjadi kekasihnya. “Kau bilang mencintaiku, tapi kau melindunginya. Aku sudah tahu jawabannya sekarang. Kau… kau benar-benar brengsek!!”

Kemudian gadis itu berbalik dan berlari pergi.

“Sayang! Tunggu!!!”

            Tetesan air langit itu mulai turun membasahi jejek-jejak di jalanan beraspal. Gerimis pertama yang tumpah di musim gugur. Kim Jaejoong menatap kepergian laki-laki dan gadis yang beberapa waktu lalu melayangkan sebuah tamparan di wajahnya. Ia lantas berpaling ketika mendengar bisikan-bisikan dan dengungan di sekitarnya.

Hatinya berdenyut saat apa yang tertangkap di telinganya sanggup membuatnya di hantam gelombang kesakitan. Semua mata menatap kearahnya. Bahkan tetesan gerimis tidak mampu menolongnya untuk membuat orang-orang yang menelanjanginya berlalu pergi.

Third Person (OS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang