CS: 12

1K 57 28
                                    

Happy reading💞

•••••

Temari hampir saja terjengkal ke belakang jika tangan kekar milik Shikamaru tidak merengkuh pinggangnya dengan erat. Mata gadis itu terbelalak kaget saat bibirnya ditekan oleh sesuatu yang lembut, namun juga keras dalam wakt bersamaan.

Seakan baru sadar, Temari segera mendorong dada Shikamaru sekuat tenaga untuk melepaskan pagutan bibirnya yang begitu mendominasi itu, namun sayang tenaga Shikamaru begitu kuat memeluknya.

"Umph! Umph le..pash!!" ucap Temari payah di sela-sela ciuman itu. Tangannya pun tak berhenti memukuli dada Shikamaru.

"Shika.. Maru.."

Temari memejamkan matanya saat lidah Shikamaru masuk ke dalam bibirnya dan menjelajahi apapun di dalam sana. Karena itulah, Temari semakin brutal untuk melepaskan diri dari kurungan Shikamaru yang seperti ular piton sedang membelit mangsanya.

Temari sedikit terisak. Gadis itu tidak pernah merasakan ciuman seintens ini sebelumnya. Memang, ini bukan ciuman bibir pertamanya, namun ciuman yang pernah dia rasakan sebelumnya, hanyalah kecupan malu-malu kucing saat pacaran semasa kuliah dulu. Jadi tidak heran jika Temari masih merasa asing, sangat asing dengan sensasi ciuman panas seperti ini.

"Hhhh," desah Shikamaru saat melepaskan lumatan bibirnya.

Ia mengusap bekas basah bibir bawah gadis itu demgan jempolnya. Setelah itu, tangannya kembali bergerak memegang dagu Temari. Sedangkan Temari masih sibuk menetralkan nafas akibat ciuman panas barusan.

"Kamu lihat kan?" ujar Shikamaru dengan suara pelan. Jarak wajahnya tidak kurang dari sejengkal wajah manis gadisnya itu. "Aku tidak bisa membayangakn kalau kamu melakukan ini dengan pria lain."

Temari mengerutkan dahinya bingung dan mulai mengendahkan wajahnya ke atas, menatap mata Shikamaru yang terlihat sendu.

"Kamu tau kan, kita tidak punya hubungan apapun selain perjanjian konyol tentang membantumu tidur itu. Ingat Shika, kamu jangan melebihi batas!"

Temari segera menghempaskan kedua tangan Shikamaru yang sedang memeluknya itu. Dia pun beringsut mundur beberapa langkah dan berdiri dengan mata nyalang.

Tentu saja Temari marah. Ia sangat marah saat inj karena Shikamaru nekat mencium bibirnya! Bibir. Bibir! Kalau hanya pipi, Temari mungkin bisa memaklumi, tapi kalau. Bibir, itu sudag sangat kelewatan.

"Tema.."

Shikamaru berjalan maju mendekati Temari, namun gadis itu segera menjauhinya lagi. Pada akhirnya, Shikamaru memilih untuk berbicara dari jarak yang diinginkan oleh Temari.

"Apa kamu ingat ucapanku waktu itu? Ya memang, perjanjian kita hanya 3 bulan. Tapi kalau aku men---"

"STOP!!"

Temari berteriak. Dia tahu benar apa kelanjutan dari ucapan Shikamaru. Meskipun sudah berselang beberapa hari, tapi Temari masih sangat ingat perkataan pria itu di depannya waktu itu.

"Jangan salahkan aku kalau dalam tiga bulan ini, aku jatuh cinta padamu, kita akan melihat secepatnya."

Ucapan bak sumpah mati itu masih terngiang-ngiang di telinga Temari sampai sekarang.

Shikamaru mendekati Temari lagi yang berdiri di dekat ranjang. "Sayang, aku meny--"

"Stop Shika. Stop! Aku tidak mau dengar!"

Temari menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya sendiri. Degupan jantungnya meningkat pesat dan pipinya terasa panas saat mendengar Shikamaru berbicara seperti itu.

CAN'T SLEEPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang