Rencontre d'étrangers (2)

1.7K 98 8
                                    

Di ujung waktu sore, semburat jingga kemerahan terlukis indah di atas langit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di ujung waktu sore, semburat jingga kemerahan terlukis indah di atas langit. Ini senja pertama Elena bersama seseorang yang masih terbilang asing. Di lantai paling atas ini, setidaknya Lena merasa sangat tenang. Ia bisa merasakan angin berhembus lembut menerpa wajahnya.

Elena duduk di sofa panjang berwarna cokelat muda. Kaki jenjangnya terkapar malas, perutnya tak sabar menanti makan malam. Selang beberapa menit, Dawson memanggil Elena, memberitahukan majikannya bahwa makan malam sudah siap.

Raut sumringah terlukis dengan spontan di wajah cantik Lena. Dawson mengangkat sebuah meja makan berukuran kecil ke tempat Lena berbaring. Lena menurunkan kakinya, kedua tangannya saling bergesekan, hidung mancungnya menghirup aroma masakan dalam-dalam.

Tak lama, Dawson kembali dan lekas menghidangkan makanan, "Aku memasak nasi, tofu dan jamur dengan saus kedelai. Selamat makan."

Lena tertawa kecil, "Terimakasih, Dawson."

Dawson memberikan sendok untuk Lena. Lena tersenyum simpul, bersyukur atas kepekaan Dawson. Dawson kembali berdiri tegak di dekat Lena.

Lena mengambil sesendok tahu dan jamur dari sepiring itu, ia mengunyahnya perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lena mengambil sesendok tahu dan jamur dari sepiring itu, ia mengunyahnya perlahan. Tak lama dari itu, matanya melebar dan berbinar. Kepuasan bersinar-sinar di matanya. Lena berkata dengan cepat, "Dawson!"

"Ya, ya? Aku di sini." Dawson tertawa bahagia.

"Kau... koki yang hebat!" Lena melanjutkan makannya dengan rakus, "makanlah denganku, Dawson."

"Bolehkah?"

"Tentu saja!" Lena tersenyum manis.

Dawson berlari untuk mengambil bagiannya. Ia kembali dengan cepat. Dawson duduk bersila di depan Lena. Lena duduk di atas sofa, Dawson duduk manis di atas lantai, menghadap ke arah Lena.

Bukankah itu sebuah posisi yang terbilang manis?

.
.
.

Bahu kiri Dawson bersandar di jendela kayu. Ia bersantai sambil menyesap rokoknya. Lena berjalan pelan menghampiri Dawson. Dawson menyadari kehadiran Lena, pria jangkung itu membalikkan badannya.

DUST IN THE WINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang