Ini pendek sih hehe tapi aku up sekarang mumpung ada kuota 😂
***
"Sial!"
Samuel mengobrak-abrik kantornya. Ia sangat marah. Sudah dua hari semenjak peristiwa kaburnya Pitaloka ia belum juga berhasil menemukan keberadaannya.
Samuel tentu saja sudah menyuruh para bodyguardnya untuk mencari gadis itu. Tapi bodyguard-bodyguarnya itu belum berhasil menemukan Pitaloka. Hal itu tentu saja membuat Samuel marah besar.
"Bagaimana bisa kalian belum menemukan gadis itu?! Bukankah kalian ahli dalam hal ini? Mencari seorang gadis saja kalian tidak bisa!" Bentak Samuel marah.
"Maafkan kami Tuan, tapi-"
"Kalian ku pecat! Aku tidak butuh orang-orang bodoh seperti kalian!"
Tidak ada yang membantah. Mereka semua menurut kemudian keluar dari ruangan yang penuh aura negatif tersebut.
Samuel mengacak benda-benda di mejanya kembali. Ia menjambak rambutnya lalu mengusap kasar wajahnya sendiri.
"Aku akan menemukanmu secepatnya, Pita..." Ucapnya dengan pandangan lurus ke depan.
***
Limbubu hari ini berencana untuk menjenguk Karina sekaligus ingin berbicara perihal peristiwa yang tidak sengaja ia dengar waktu itu.
Karina tersenyum saat menyadari kedatangan Limbubu.
"Alim..."
Limbubu tersenyum kecil kemudian mengambil kursi dan meletakkannya di samping ranjang. Limbubu duduk disana dengan membawa sekotak makanan untuk makan siang Karina.
"Apa yang kau bawa?" Tanya Karina.
"Aku tadi mampir ke kafe biasa dan memesan spaghetti kesukaanmu."
Karina langsung senang bukan main, "Wah... Terima kasih banyak Alim."
"Aku suapin ya?" Ucap Alim lembut.
Karina mengangguk, kemudian Limbubu mulai menyuapi Karina. Untuk sejenak Limbubu teringat akan waktu itu dan ingin menanyakannya pada Karina. Namun tiba-tiba ia ragu dan Karina tanpa sengaja menangkap gerak-gerik Limbubu yang terlihat gelisah itu.
"Alim."
Limbubu hanya melamun.
"Alim!"
Barulah Limbubu tersadar lalu menatap Karina.
"Ya?"
"Apa yang sedang menganggu pikiranmu?"
Limbubu sempat terdiam lagi. Hingga kemudian ia meletakkan kotak yang sudah habis di plastik lalu membuangnya terlebih dahulu di kotak sampah.
Setelah itu ia kembali duduk di kursi. Ia menghela nafasnya. Mungkin memang benar jika ia harus menanyakan perihal peristiwa waktu itu kepada Karina.
"Karina..."
"Ya Alim. Kau kenapa?"
"Ada yang ingin aku tanyakan padamu."
Karina mengernyit, "Katakan. Katakan apa yang mengganggu pikiranmu."
Limbubu menghela nafasnya lagi, "Apa benar kau bekerja sama dengan Samuel untuk memisahkan Gumara dan Pitaloka?"
Jdarrr!!!
Layaknya petir di siang bolong. Karina sontak terkejut dengan pertanyaan Limbubu barusan.
Darimana Limbubu tahu?
Apakah Pitaloka yang memberitahunya?
Limbubu yang melihat raut wajah Karina berubah langsung berbicara lagi.
"Waktu Pitaloka menjengukmu aku tidak sengaja mendengar pembicaraan kalian."
Karina langsung menatap Limbubu. Tatapan cemas akan kelakuan jahatnya terungkap di depan orang yang ia cintai.
Akan kah... Akankah setelah Limbubu mengetahui kejahatannya Limbubu akan pergi meninggalkannya?
Tapi Karina tidak bisa. Ia terlanjur sudah jatuh hati pada pria di depannya ini. Ia tidak akan sanggup jika hal itu terjadi.
Air mata Karina turun begitu saja. Ia menunduk,"Maafkan aku Alim. Aku memang melakukannya. Aku yang sengaja merebut Gumara dari Pitaloka. Aku yang memisahkan mereka. Saat itu aku sudah dibutakan akan cintaku pada Gumara sehingga aku akan melakukan apapun untuk mendapatkan Gumara. Aku juga bekerja sama dengan kembaran Gumara-Samuel untuk membantuku mendapatkan Gumara karena aku tahu Samuel mencintai Pitaloka. Hiksss....."
Limbubu hanya diam. Ia terus mendengarkan.
"Aku memang jahat. Tapi aku sekarang sadar. Setelah aku bertemu denganmu, rasa cintaku ke Gumara semakin hari semakin memudar hingga pada akhirnya aku tahu kalau aku sudah jatuh cinta kepadamu. Saat itu juga aku memutuskan hubunganku dengan Samuel. Aku tidak ingin lagi menjadikan Gumara milikku karena aku tahu Gumara hanya mencintai Pitaloka. Hiksss...."
"Aku menyesal Alim. Sungguh aku menyesal...."
Limbubu langsung membawa tubuh Karina yang bergetar akibat tangisannya itu ke dalam pelukannya. Limbubu mendekap erat tubuh itu. Ia berusaha menenangkan Karina.
Ia sudah mengikhlaskan semuanya. Baginya, apa yang terjadi tidak akan bisa diubah lagi. Kita hanya perlu terus berjalan untuk kehidupan yang lebih baik.
Jauh dibalik itu, ia juga sangat mencintai gadis yang sedang menangis di pelukannya ini.
"Yang sudah terjadi tidak akan bisa diulang kembali. Jadi, jangan mengulangi kesalahan yang sama." Ujar Limbubu.
***
24 Januari 2018
Tiara Vinni
KAMU SEDANG MEMBACA
Afterglow (TAMAT)
Fiksi PenggemarSetiap orang pasti pernah dihadapkan pada dua pilihan yang sulit. Dimana kedua pilihan itu bukan merupakan pilihan bagimu. Kedua-duanya yang sangat berharga bagimu. Begitupun dengan Gumara yang harus dihadapkan pada dua pilihan yang sulit untuknya...