Day 8

2.3K 85 0
                                    

Dari kemarin, banyak sekali kejanggalan yang aku temukan bahkan aku gak bisa tidur walaupun kasurnya itu lho enak buat tidur. Tapi entahlah kenapa gak mood gitu, mata gak mau nutup terus badan juga gak ngerasa lelah.

Maklum aja, soalnya penasaran banget. Bayangkan aja kayak disekap di ruangan yang gak tau dimana dan beberapa keanehan terjadi misalnya kayak kemarin tiba-tiba ada makanan, perapian yang awalnya gak ada apinya jadi ada, lampu tiba-tiba nyala sendiri, apalagi yang nyuruh kemarin makan juga kan cuman suaranya doang. Dikirain semua yang dilakukan itu sama hantu, tapi aku itu percaya gak percaya sama hantu. Tapi bisa juga sih ulah hantu. Pokoknya siapapun itu dia harus menjelaskannya.

Tapi apa bisa dengan kondisiku seperti ini?

Habis dari kemarin aku itu penasaran banget dan lama kelamaan jadi jenuh terus keingetan rumah. Aku teriak pengen pulang sampai suara habis, udah gitu sambil nangis lagi. Siapa yang gak kuat coba sama semua kejanggalan kayak gitu? Kalo ada, dia pantas mendapatkan penghargaan.

Aku tau hari ini sudah pagi terlihat dari cahaya matahari yang berusaha menyelip di sela-sela ventilasi, terus terdengar sayup-sayup suara kicauan burung. Di ruangan itu yang tadinya hanya kedengaran suara kayu yang terbakar di perapian jadi sunyi senyap. Posisiku masih sama kayak kemarin dan gak berubah sama sekali, wajahku tenggelam diantara kedua kakiku yang ditekukkan. Walau udah habis nangis, tapi mata masih melek. Sengaja diposisikan kayak gitu soalnya kepala pusing banget, ditidurin gak bisa.

Lalu aku mendengar suara lelaki itu memanggilku, bukan nama sih cuman hei doang. Aku hiraukan dia dan masih setia menunduk, males pasti suaranya aja gak ada orangnya. Kalo nyaut juga pasti diabaikan lagi kayak kemarin, mending diam aja kan?

Panggilan kedua udah manggil pakai nama, gak full cuman panggilan yang biasa di panggil di rumah tapi tetap aja aku gak mau noleh ke dia. Aneh juga sih kenapa dia tau, mungkin dia cari tau tentangku atau bagaimana. Tapi kemungkinan besar sih begitu.

Panggilan ketiga, masih manggil nama cuman nadanya agak tinggi dan dia juga nyuruh aku nengok ke arah dia. Buat apa coba? paling gak ada siapa-siapa. Mungkin bisa aja modus pengen liat muka aku, tapi masa iya sih? Haha, aku terlalu kepedean ternyata.

Mungkin entah dia kesel atau apa, terdengar suara derap langkah kaki yang menggema di seluruh ruangan dan perlahan mendekatiku. Ia memintaku buat mengadah dan lihat padanya. Agak ragu sih awalnya soalnya, takut kayak kemarin lagi. Tapi akhirnya entah dorongan dari mana aku nengok ke dia.

Terkejut sekaligus takjub. Dia berdiri tepat di depanku. Dia berdiri di ujung ranjang berhadapan denganku. Wajah pucat pasi, mata sipit, bibir kecil, rambut hitam dengan tatapan yang agak tajam dan datar. Ditambah dengan rambut hitam pekat serta pakaian terbilang sangat formal dengan setelan pakaian serba hitam dan jubah yang terbuat dari bulu hitam berhasil membuatku terpana, tapi gak lama kemudian aku menghilangkan semua pikiranku itu dan kembali kepada tujuan awalku.

Aku meluapkan semua perasaanku padanya. Semua pertanyaan aku lontarkan kayak kenapa aku disini, apa alasannya, terus siapa dia, pokoknya semua pertanyaan yang aku pendam selama ini tercurahkan semuanya.

Dan respon dia bikin aku naik darah. Dia diam dengan wajah datarnya sambil menatapku lekat-lekat yang sedari tadi ngomong sambil nangis sesenggukan bahkan suara serak pun mendominasi semuanya. Kesel dan nyesel juga karena udah ngeluarin semua sisa tenaga yang ada malah digituin.

Sekalinya ngejawab, dia nyuruh aku sarapan. Katanya, dia tau dari kemarin gak makan dan karena liat kondisiku yang mengkhawatirkan. Dia ngajakin sarapannya bareng terus kalo udah sarapan, katanya semua pertanyaanku akan dijawab. Bisa banget ya ngebujuknya, tapi kenapa dia tau kalo aku belum makan dari kemarin?

Aku berontak karena pengen langsung aja dijelasin, gak mau ditunda-tunda gitu. Terus dia natap aku tajam seakan dia ingin memakanku. Jadi ya mau gak mau deh nerima tawarannya.

Tadi tuh awalnya ruangan yang aku tepati ini luas, tapi gak luas banget. Dan sekarang menjadi lebih luas di tambah ada meja makan dengan makanan lengkap diatasnya.

Aku duduk berhadapan dengannya. Hawa dingin begitu menyeruak diantara aku dan dia ketika kami makan. Aneh, awalnya tadi aku gak nafsu makan dan gak berminat buat makan. Tapi pas udah duduk di meja makan, mendadak perut keroncongan dan semua makanan yang ada diatas meja pengen aku dihabiskan.

Saat mau ngambil segelas susu, sekilas aku melihat dia menatapku, kayaknya dia daritadi udah selesai. Karena risih, aku tanya ke dia kenapa menatapnya kayak gitu. Dia gak ngejawab dan malah menatap dengan wajahnya yang datar itu. Menyebalkan!

Terus dia nanya mau ngobrol dimana, aku gak ngejawab, sengaja mau balas dendam sama dia. Karena gak ada jawaban dariku, jadi dia mulai bercerita di meja makan berhadapan. Oh iya meja makan yang aku tepati ini meja makan khas bangsawan gitu, yang mejanya lonjong dan di kursinya diletakkan ujung kedua sisi, jadi ngobrolnya itu berjauhan.

Aku sekarang tau namanya. Dia adalah Victor dan dia sedang dihukum karena sebuah kesalahan. Dia gak sebut kesalahannya apa dan dia juga memberitahu kenapa sampai aku yang dia seret kesini. Katanya, itu semua salahku bukan salah dia. Gimana gak kaget coba dituduh kayak gitu, aku menyanggah ucapannya dan menanyakan apa kesalahanku hingga aku diseret olehnya.

Ternyata, barang yang tidak sengaja aku senggol saat di gudang nenek adalah penyebabnya. Benda itu adalah dadu bergambar dan aku tidak sengaja menyenggolnya hingga dadunya berhenti di gambar ikon play. Karena itulah Victor mengincarku lalu membawaku ke eranya di era 80-an, pantas aja dari mulai arsitek dan barang-barangnya berasa jadul gitu.

Miris juga sih mendengar semua cerita dari Victor. Dia dihukum dan menyebabkan nyawa dan jasadnya terpisah dan ia tidak bisa kembali ke jasadnya karena dijaga sangat ketat. Tapi jasadnya itu dalam keadaan koma. Jadi sekarang Victor dalam keadaan bisa dibilang hantunya, tapi kok napak ya?

Terus Victor minta bantuan sama aku dan sebagai imbalannya, ia akan mengabulkan semua keinginanku. Dan aku harus menjalankan semua misi untuk membebaskan hukumannya besok. Gimana gak kaget coba, baru aja di kasih tau mana gak ada persiapan yang matang, belum lagi aku kan gak tau sama siapa aku harus berhadapan jadi aku tolak mentah-mentah.

Tapi Victor terus meyakinkanku bahwa aku bisa melawannya dan dia juga akan memberitahu semua strateginya. Katanya besok itu adalah hari yang baik, jadi tidak boleh disia-siakan karena bakal lama nunggu hari baik yang selanjutnya.

Dan akhirnya aku ngikutin semua rencananya.

Tapi, katanya kan kalo aku berhasil maka dia akan mengabulkan semua keinginanku.

Jika tidak, bagaimana?

Apa aku bisa kembali hidup dengan semula?





Tbc.

POIOS✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang